Sabtu, 22 September 2012

Saya gak ngerti soal IT, Pak..

Kali ini mau cerita pengalaman tadi pagi. Ya, setelah 2 bulan dengan status yang gak jelas, saya akhirnya kembali menjadi karyawan di sebuah perusahaan. Dua minggu yang lalu, sebenarnya modal saya gak ludes, tapi kalo saya lanjutin lagi, saya akan butuh 6 bulan untuk mutar modal ini supaya balik 100%. Padahal waktu resign kemarin saya yakin saya akan menguasai tempo dalam 3 bulan pertama dengan asumsi teman-teman yang saya ajak gabungin modal nge-hold dana mereka untuk tahun pertama, dan selama masa itu kita masih dalam tahap fundraising. Tapi begitulah, ternyata untuk mempertahankan laju beli (apalagi kami bisnis untuk menjual barang-barang elektrnonik ke kampung-kampung), kami harus tetap punya stok paling tidak 40%. Karena gak ada perjanjian yang jelas dan cuma karena "teman", ya kita sesuka hati didalamnya. Masalah berawal ketika salah satu dari kami ingin pergi ke kota lain karena dia diterima bekerja disana, ditariklah modalnya, padahal kredit sedang berjalan bahkan ada yang 12 bulan, lalu yang satunya lagi juga sama, dia ikut pamannya buka toko dan keluar juga. Tinggal kami berdua, saya dan satu orang lagi pasti kewalahan, akhirnya kami putuskan untuk berhenti saja, paling tidak kalau berhenti sekarang kami tidak rugi karena permintaan kami by order. Teman saya bersedia tetap mengambil tagihan bulanan dan sampai semuanya lunas, tentunya jasa dia itu tidak gratis. Sayang sekali, padahal saya rasa ini sangat menjanjikan, mengingat daya beli daerah-daerah yang kami masuki cukup tinggi.

Saya ceritakan semua itu kepada ibu saya, dan ibu bilang itu hal wajar. Makanya untuk selanjutnya kamu harus lebih teliti merencanakan semuanya dan benar-benar yakin dengan rekan-rekan yang kamu ajak berbisnis, katanya. Memangsih, tidak ada perjanjian hitam putih diantara kami, semuanya hanya modal saling percaya, akumulasi modal kami juga tidak seberapa, tapi kami tetap konsisten pada target yang kami buat. Akhirnya saya kembali ke masa kebingungan lagi, sekarang saya tidak terlalu kuat secara finansial, dan mulai ada perasaan entah bagaimana karena biasanya saya selalu aktif di luar, sekarang mulai menghabiskan hari di rumah. Ide masih banyak, tapi tidak semudah dulu lagi merealisasikannya, karena fikiran saya sudah terlalu bercabang. Mungkin karena dari awal saya sepertinya tidak mendapatkan respon yang baik dari satu orangpun di rumah saya, mereka memang tidak mengatakan tidak setuju, tapi mungkin karena hanya saya yang punya niat dagang. Saya juga melihat ibu saya yang sepertinya agak resah, memang yang ada di fikirannya selalu adalah anak-anaknya jadi orang kantoran semua, yang saya tidak pernah cocok.

Akhirnya saya putuskan untuk kembali bekerja, tapi kali ini saya harus bekerja pada bidang yang pernah jadi basic saya kuliah. Sebenarnya saya tidak banyak mengerti soal IT, kalau ilmu, saya lebih tertarik ke Elektro. Saya pernah mengajukan lamaran ke beberapa perusahaan sebagai IT support dan selalu saja tidak di respon, tapi kalau saya lamar ke bank, selalu saja dipanggil, bahkan kemarin saya lulus di sebuah bank swasta saat masih bekerja di bank juga, tapi karena ditempatkan agak jauh saya tidak jadi menerimanya. Mungkin perusahaan yang tidak merespon itu beranggapan saya sudah gak bisa lagi soal IT karena melihat status bekerja yang sedang di bank. Lalu, saya hubungi beberapa relasi, baik yang di luar kota maupun di tempat saya, yang masih saudara ataupun cuma kenalan. Saya minta info ke meraka dan saya beritahu saya sudah resign dari kantor, rata-rata mereka tidak percaya. Usaha saya membuahkan hasil, Om saya menyuruh memasukkan lamaran ke sebuah perusahaan distributor makanan untuk Mall dan supermarket yang akan buka sub-cabang di kota saya. Saya masukanlah, lalu beberapa hari kemudian interview. Yang bikin asyik adalah saat interview pertama, saya tidak yakin benar-benar akan diwawancarai, karena begitu ketemu, sang bapak senyum-senyum aja, dan waktu kita mulai bicara dia bilang: ah, biasa aja lah Yud, gak usah formal-formal begitu, anggap aja ngobrol di kedai kopi, hehe. Ya, akhirnya kita gak seperti interview, tapi ketawa-ketawa gak jelas. Padahal saya udah masang setelan sok rapi, haha. Tiga hari kemudian, saya dinyatakan lulus dan lanjut untuk tahap user interview, lagi-lagi hal yang mengejutkan, pihak HRD yang dari Jakarta ngadain interviewnya di sebuah hotel di kota saya. Yang ini sedikit lebih serius, tapi tetap aja gak kalah santai, ketawa-ketawa gak jelas juga, dia bilang sambil ketawa, kamu udah pasti diterima kok Yud, ntar kalo manajer operasional nanya-nanya bilang aja, aman bang, haha. Untuk posisi saya sendiri, namanya IT-C (IT Controll), saya cuma bertanggung jawab sama database dan pelaporan quantity in-out, saya gak ngerti sama sekali itu, haha. Tapi ya dasarnya Om saya yang mengenalkan saya dengan mereka dan mereka yang dari tadi ketawa-ketawa itu cuma bilang: alaaah, gak ada itu semua Yud, gampang itu, haha (dasar kalian aneh).

Jumat kemarin saya mulai efektif OJT, sampai akhir bulan ini akan saya manfaatkan untuk belajar dari staf yang akan saya gantikan itu, karena awal bulan depan saya sudah benar-benar efektif. Yah, saya akan melakukan sebisa saya, saya masih buta soal ginian karena baru kali ini juga jadi staf IT, haha. Saya berusaha untuk tidak mengecewakan Ibu saya, kali ini saya akan coba lebih serius. Yah, kita lihat saja sampai mana tahannya, jangan kayak kemarin, gak cocok cabut, haha.

Salam..!

Rabu, 19 September 2012

Album Review: Cannibal Corpse - Torture



Band: Cannibal Corpse
Judul Album: Torture
Genre: Brutal Death Metal
Tahun: 2012

Apa kabar sahabat semuanya? Kali ini saya mau review satu album yang sebetulnya sih band ini sudah saya dengar sejak SMP dulu. Saya memilih mereview ini karena album ini baru saja sampai ke rumah saya, saya minta belikan sama teman yang ada di Medan, udah lama sih belinya, tapi dia baru sempat kirim kemarin. Yah, pertama kali jatuh hati sama lagu mereka tahun 2003an kalo gak salah, yang judulnya When Death Replaces Life, dulu itu hits banget, hehe. Tapi sebelumnya ada baiknya saya cerita sedikit tentang Cannibal Corpse ini. Band ini pure Death Metal, tempo padat menjadi ciri khas di setiap lagu mereka. Tema kekerasan, sadis dan kadang kritik sosial merupakan penyampaian dari lirik-lirik mereka.

Dari segi teknik musikalis sendiri, riff-riff yang mereka mainkan cukup kompleks. Stem-nya terdengar sangat drop, saya pernah coba membawakan dengan stem drop D aja masih kewalahan. Death growl nya juga terkesan sangat powerful, pengucapannya masih bisa didengar cukup jelas, berbeda dengan bebarapa band pendatang baru yang terkadang hanya terdengat teriak-teriak dengan tarikan nada rendah seperti mengucapkan: grookh..! grookh..! aargh..! (kayak suara babi, haha). Twin drum nya juga rapi, speednya masih masuk akal, contohnya saat di track As Deep As the Knife Will Go, jadi gak ngebosenin.

Ini dia track-track yang ada di album Torture:

1. Demented Aggression
2. Sarcophagic Frenzy
3. Scourge of Iron
4. Encased in Concrete
5. As Deep as the Knife Will Go
6. Intestinal Crank
7. Followed Home Then Killed
8. The Strangulation Chair
9. Caged... Contorted
10. Crucifier Avenged
11. Rabid
12. Torn Through

Yang paling saya suka Scourge of Iron, agak sedikit progressive dan enak di dengar kapan aja, sama Caged... Contorted, dengerin musiknya jadi semangat. Yah, begitulah review singkat saya, kadang saya lucu aja liatin lagu-lagu mereka yang berisi kata-kata penyiksaan, potong-memotong, berdarah-darah, tapi bagi sebagian yang mengerti, mereka tidak hanya omong kosong kok, bahkan mereka itu sering menggambarkan sifat asli manusia yang sebenarnya, rakus, tamak, bahkan "memakan" sesamanya.

Salam metal..! hehe.

Senin, 10 September 2012

Reclaim The Camp

Kembalinya 3 clan besar. Ya, setelah kita berhasil menaklukkan kemauan kita. Camp dibuka kembali, persaudaraan agung ini tidak akan pernah punah.

Sabtu, 01 September 2012

Be A Tricky Businessman

Kemarin, untuk menjaga tali silaturahmi tetap terjaga (dengan maksud tertentu pula, hehe) saya ikut ngumpul lagi di Risk Cafe. Satu spesies lagi yang banyak menyampah disana adalah Aduhai, hehe. Sahabat-sahabat pasti heran kan, apasih artinya Aduhai, kok aneh gitu namanya. Aduhai itu adalah (menurut senior-senior, hehe) singkatan dari Agen Dunia Akhirat, haha. Ya, itu merupakan satu jenis profesi yang kata teman-teman saya adalah kerjaan Dewa. Agen Dunia Akhirat ini bisa ngurus apaaa aja, mulai dari jual beli tanah, rumah, barang-barang elektronik, ngurusin SIM, ngurusin STNK, ngurus silang sengketa, ngurus surat izin ini itu, bahkan ijazah, dan lain sebagainya. Mereka juga terkenal dekat dengan lembaga-lembaga pembiayaan mikro bahkan bank. Banyak masyarakat pedalaman yang percaya dengan kemampuan mereka yang terkadang tidak dapat dibayar dengan harga murah itu. Menurut saya, kegiatan mereka itu patut diacungi jempol, yang penting, asalkan orang yang dibantu tersebut mampu menyediakan dana untuk mengurusi sesuatu dengan cepat, urusan pasti selesai. Apalagi di negara tercinta kita ini.

Saya tidak pernah memandang rendah mereka, bahkan terkadang saya sangat banyak belajar dari mereka. Tak bisa dipungkiri, pekerjaan lama saya memang membuat saya banyak berhubungan dengan mereka, terutama jika saya yang dulu mulai curiga dengan kelakuan marketing kami yang menyerahkan berkas seenaknya pada saya. Saat itu, saya langsung menelepon salah satu teman Aduhai saya dan menanyakan tentang calon nasabah yang diajukan itu. Yah, tak jarang yang disodorkan teman-teman marketing itu adalah blacklist yang rata-rata sudah direject oleh bank lain. Setidaknya itu meringankan pekerjaan saya saat itu karena tidak perlu susah-susah menunggu hasil BI Checking. Sekarangpun, saya banyak mengandalkan jasa mereka, karena mereka terkenal memiliki channel-channel yang kuat di setiap tempat, setidaknya untuk memulai bisnis, hal pertama yang harus diperhatikan adalah relasi. Walaupun mereka bukan dari kalangan yang mengecap bangku universitas, tapi mereka adalah orang-orang dengan skill-skill negosiasi yang mengagumkan. Dengan berbagai trik, mulai dari faktor praktis, income yang menggiurkan, menggunakan bahasa daerah, latar belakang suku, persaudaraan, dan lain sebagainya.

Saya pernah membaca beberapa buku manajemen pemasaran yang menurut saya tidak terlalu berat. Dan apabila saya coba mencari persamaan apa yang dilakukan mereka dan sedikit intisari yang ada dibuku, Subhanallah, semuanya hanya tentang perbedaan bahasa penyampaian, di kehidupan nyata, yang mereka lakukan jauh lebih realistis, semuanya berorientasi pada pendekatan. Ya, pendekatan adalah strategi dominan dalam pemasaran, yang dikatakan di buku memang penuh dengan bahasa teknis yang sebetulnya banyak orang melakukannya tanpa sadar. Yah, tapi namanya juga saya masih newbie, terkadang metode yang dilakukan masih agak kaku. Saya jadi teringat beberapa hari yang lalu, orang yang dulunya menjadi nasabah tempat saya bekerja dan saat itu saya yang mengurusi pengajuannya, dan alhamdulillah sekarang usaha bahan bangunannya berjalan lancar, dia cukup heran dan sedikit terkejut saat saya meneleponnya kembali dan bertanya tentang kabarnya serta bertanya tentang anaknya yang tahun ini masuk SMA. Yang bikin dia heran, kenapa saya masih ingat dan peduli tentang semua itu, padahal sudah cukup lama saya tidak berkomunikasi dengannya semenjak saya keluar. Saya bilang aja, loh, masa sih saya lupa Pak, kan kita dulu sering cerita-cerita. Setelah ngobrol cukup lama, baru saya sampaikan maksud saya bahwa saya ingin mewakili teman saya agar bapak menjadi salah satu pemasok bahan-bahan konstruksi di kerjaan teman saya (teringan Mas Ren, haha).

Sedikit pendekatan dan negosiasi, timbullah kesepakatan, hehe. Harga? miringlah.. namanya juga sahabatan sama si bapak, hehe. Walaupun awalnya dia agak heran, tapi sepertinya sisi kepedulian bisa digunakan untuk keperluan tertentu. Hmm, tenang aja pak, kalau tidak karena kepentingan itu, saya juga gak terlalu peduli kok, haha. Malam sahabat semuanya..!