Senin, 21 Juni 2010

Jepret..!


Fotografi, adalah sebuah dunia yang mengasyikkan, dimana suatu hal yang terjadi sehari-harinya yang disengaja atau tidak disengaja direkam dalam jutaan titik-titik warna yang membentuk komposisi bentuk dan mempunyai arti tersendiri yang terlihat sebagai sebuah gambar. Semua kejadian sehari-hari dapat diabadikan dalam gambar, tidak penting kejadian tersebut memiliki arti yang dalam atau tidak, karena kejadian-kejadian tersebut pastilah dilihat dari berbagai sudut pandang dan persepsi orang-orang yang melihat. Misalnya, ada sebuah foto yang didalamnya terdapat gambar seorang anak perempuan kecil yang sedang tertawa dan berlarian karena mengejar kupu-kupu yang sedang terbang. Hal itu, bagi sebagian orang adalah hal yang biasa, yang sering kali dilihatnya disekitar rumahnya dan bukanlah hal yang menarik baginya, jadi saat melihat foto itu, dia mungking akan berkomentar: "ah, foto ini biasa saja, tak memiliki arti, kalaupun ada, maknanya sangat dangkal". Lalu, sebagian orang lainnya, kita misalkan sebagian orang ini adalah orang-orang yang tinggal didaerah perkotaan, dimana anak-anak sudah jarang bermain diluar rumah, mereka berkomentar: "wah, lucu sekali ya anak itu, senang sekali sepertinya dia berlari-lari seperti itu, aku jadi teringat masa kecilku dulu". Dari contoh dapat dilihat, satu gambar saja dapat dinilai dari beberapa persepsi yang tidak saling bersesuaian. Padahal, mungkin saja, sang fotografer memiliki makna tersendiri yang jelas-jelas berbeda dari persepsi-persepsi tadi.

Oleh karena itu, kita tidak perlu ragu apabila ingin mengabadikan suatu kejadian disekitar kita dengan alasan misalnya: makna dangkal, biasa saja, dll. Kita hanya perlu yakin terhadap apa yang ingin kita abadikan sebagai gambar, maka, kita akan bersungguh-sungguh melakukannya, misalnya mengambil gambar itu dari sudut (angle) yang bagus. Disini saya menyebutkan "angle yang bagus" bukan "angle yang tepat" karena memang menurut saya tidak ada sudut yang tepat. Sebelumnya, jika ingin memulai pengambilan gambar, ada baiknya kita mengetahui karakteristik dan tipikal kamera yang digunakan (terlepas dari sisi digital/analog). Misalnya, saat sedang menggunakan lensa Wide, kurang tepatlah kalau kita mengambil gambar objek-objek Macro (kecil). Hal itu akan berpengaruh pada kualitas, ingat, kualitas bukan arti. Hal tersebut dapat membuat gambar jadi tidak jelas, kabur dan sebagainya. Jadi, informasi dan pengetahuan tentang alat/kamera yang kita gunakan sangat diperlukan. Setelah mengetahui informasi tersebut, mulailah untuk mengambil gambar-gambar sederhana yang ada disekitar kita, tak perlu mencari kemana-mana dan sampai jauh dengan berharap gambar-gambar yang bagus. Hal ini diperlukan agar kita terbiasa dengan fungsi-fungsi dari alat/kamera yang digunakan. Setelah itu, cobalah lihat hasilnya, mulailah untuk melakukan kritik terhadap gambar anda. Buat list kekurangannya, cari sebanyak-banyaknya, anggap saja kita sedang mengoreksi foto orang yang kita tidak suka, hehe. Dengan begitu kita akan mulai mengerti bagaimana karaktersitik diri sendiri dalam mengambil gambar.

Setelah memulai, ada baiknya kita membiasakan diri melihat hasil-hasil karya orang lain, karena belajar melihat membuat kita tidak cepat puas terhadap karya kita. Berikanlah penilaian yang objektif, terlepas dari siapa fotografernya. Saling bertukar ilmu dan terus inovasi hal baru, yang penting tidak minder (saya sekali-sekali juga minder lho liat hasil fotgrafer lain, hehe). Overall, itulah sedikit artikel dari saya, semoga membantu. 

NB: nulis saat ulang tahun rasanya begini ternyata, hehe..