Selasa, 26 Juni 2012

Perjalanan Kemarin

Sore hari menikmati matahari tenggelam di Taplau, Padang.
Apa kabar sahabat blogger semuanya? Hehe, akhirnya saya punya waktu buat blogging lagi nih, kali ini saya cuma mau nulis tentang perjalanan saya, lebih tepatnya perjalanan dari kerjaan saya. Ya, Jumat kemarin akhirnya saya dan beberapa rekan dari kantor akhirnya berkesempatan mengikuti program reward dari prestasi unit kami. Walaupun kemarin sempat ada rencana perubahan jadwal dari cluster karena ada meeting dadakan di bagian collection and remedial, tapi untunglah, saya dan beberapa orang yang akan pergi tidak diwajibkan ikut.


Si Erwin yang sedang
berpose narsis.

Jumat pagi kita bersiap ke Medan untuk selanjutnya menumpang pesawat jurusan Padang. Saya dan teman-teman berlima, tapi yang paling seru ya sama teman saya yang satu ini, namanya Erwin. Sebenarnya dia diatas saya sih dari segi umur, tapi dia orang yang paling kompak sama saya di kantor, bang Erwin ini banyak banget ngajarin saya, dari mulai ngajarin yang bener, sampe ngajarin gak bener, hehe. Dia di bagian credit admin yang sering banget berhubungan sama saya. Orangnya riang banget, cenderung ribut bahkan, gak bisa diam dan paling suka bikin onar, mungkin itu yang membuat saya akrab dengannya. Dan satu lagi, kali ini saya dapet giliran sekamar sama si sial ini, padahal saya pengennya istirahat setelah sampai hotel, tapi dia langsung minta saya nemenin jalan-jalan di kota. Tapi saya harus berterima kasih juga sama dia, karena dia udah minjamin saya kamera sakunya, jadi bisalah foto-foto sedikit.

Dia lagi (paling kanan) berpose narsis
dengan teman "seberat" barunya
dari unit Padang.

Yah, kali ini saya memang gak bawa kamera, selain karena udah agak kehilangan selera, saya juga mulai males hunting-hunting. Tapi nyesel juga sih kemarin gak bawa, untung aja Erwin masih bawa, walaupun cuma kamera saku, tetep asik.


Kalau saya, memang sudah narsis sejak lahir, hehe.
Yah, sebetulnya kita gak punya banyak waktu kemarin, karena hari Minggu sorenya langsung terbang lagi ke Medan, udah gitu dari Medan masih naik mobil lagi ke Rantauprapat, hueh, capek. Banyak banget list yang gak sempat saya datengin, salah satunya makan Soto Padang di Garuda. Padahal udah kepengen banget, udah gitu saya masih pengen ke Payakumbuh, mau lihat lembah Harau. Mungkin lain kali saya akan punya waktu untuk itu, tapi entah kapan, huh.

O iya, hari ini kakak saya Syam berulang tahun lho, katanya sih saya kecepetan ngucapinnya, tapi, ah saya yakin itu hanya akal-akalan dia saja. Semoga berjaya terus My Sist, dan saya tak setuju dengan skema Surat Pamungkas kamu itu, hehe. Biarkan Surat Pamungkas saya dulu yang beraksi, dan kita lihat jadi apa saya satu atau dua bulan ke depan, hehe.

Kemarin sempet capture momen unik pake kameranya Erwin, saya kasih judul:
Mancing Matahari

Kamis, 21 Juni 2012

2nd Anniversary: Fight For The Crown

Enter The Beast (End Of The Next Decade)

Postingan pertama saya
Alhamdulillah. Segala puji dan syukur hanya untuk Allah, pencipta segala sesuatu. Hari ini, tepat 2 tahun usia blog ini menemani saya. Pada awalnya, saya tidak pernah menyangka akan serius ngeblog, karena jujur saja blog awalnya bagi saya hanya untuk pelarian mencurahkan fikiran-fikiran saya. Dulu saya tidak begitu peduli dengan pandangan orang-orang terhadap apa yang saya tulis, tetapi lama kelamaan saya mulai sadar, ternyata perbedaan antara dunia nyata dan dunia maya cukup tipis, saya sadar ternyata dimanapun, kita tidak pernah hidup sendiri. Selalu ada orang-orang yang sudah ditakdirkan untuk berkenalan, bertemu, bersahabat, bahkan menjadi saudara walaupun hanya di dunia maya.

Dua tahun ngeblog tentu banyak sekali yang saya dapatkan, saya berkenalan dengan orang-orang yang mendedikasikan waktunya untuk menulis hal-hal yang menginspirasi orang lain untuk kearah yang lebih baik, saya kagum dengan itu, karena jika dibandingkan dengan saya, saya hanya memprioritaskan kebaikan diri saya sendiri, sebelum saya benar-benar baik, tak pantas rasanya saya memperbaiki orang lain. Saya juga bertemu dengan mereka yang baru saja mulai ngeblog, tapi subhanallah, tulisannya bagus sekali. Tak jarang juga saya berkenalan dengan blogger-blogger profesional yang blognya sudah dibukukan lho. Menikmati cerita-cerita fiksi dari penulis-penulis fiksi, membaca review-review produk, mengikuti resep-resep blogger yang jago masak, bahkan les online dari seorang Music Director dari tulisan-tulisannya tentang teknik digital home studio. Mengomentari foto-foto seru liburan narsis blogger yang keliling dunia, keliling Indonesia, atau yang cuma keliling kampung seperti saya, hehe.
Header 2010 (Glamorous Night)
Header 2012 (Angerball)
Di blog sahabat-sahabat juga saya belajar seperti seorang mahasiswa, rasanya saya seperti mengikuti kuliah-kuliah menakjubkan, dan yang lebih enaknya lagi saya mengikuti kuliah-kuliah tersebut dimana saja, di rumah, kantor, kedai kopi dan sebagainya. Ya, rasanya kami saling bertukar informasi, orang-orang dengan berbagai background dan destinasi berbeda, tapi kami tidak berbicara tentang perbedaan disini, kami justru menyatu karena perbedaan-perbedaan itu. Mereka yang amatir, mereka yang hanya iseng, mereka yang menulis karena kepedulian, mereka yang hanya ikut-ikutan trend, bahkan mereka yang profesional punya gaya berbicara melalui tulisan masing-masing, menurut saya itu sangat keren.

Saat ngumpul bareng The Kribo
Kalau pada postingan 1st Anniversary dulu saat ulang tahun pertama blog ini, saya berbicara tentang masa-masa yang saya lewati, mulai dari awal saya buat blog, backpackeran sama teman saya si Kribo ke tujuh kota selama sepuluh hari dengan budget Rp.300.000, reunian setahun sekali yang setiap kumpul kita punya permainan Chicken Trial Game dimana yang menang akan mendapatkan hak menggunakan "The Killing Machine" selama setahun dan disimpan dalam kamar yang menang, hingga pada masa saya mulai berkonsentrasi penuh untuk menyelesaikan skripsi yang saya sebut Master Piece sampai mengorbankan beberapa hal dari mulai waktu berkumpul dengan teman-teman, bermain-main, hingga berhenti kerja part time di CV-nya mas Ren, tapi saya tak pernah menyesali semuanya itu sedikitpun, karena saya tahu apa yang saya cari, apa yang saya kejar, apa yang saya inginkan: saya tidak akan hidup dalam omong kosong. Semuanya itu terlewati dengan indah, meninggalkan cerita yang membuat saya semakin bersemangat. Hingga sekarang, dimana saya sudah mulai dapat menyesuaikan diri di pekerjaan saya, mulai menemukan tempo permainan, tapi itu juga yang membuat saya semakin sadar, dimana semakin saya nyaman, maka semakin saya sadar saya tidak akan dapat berlari lebih kencang. Maka sekarang saatnya, inilah masanya, ENTER THE BEAST, AND FIGHT FOR THE CROWN..!

Inside Yudie

Akhir kata, inilah Inside Yudie, blog saya, sesuatu yang saya anggap sebagai rumah juga. Inilah buku saya yang sedang berulang tahun ke-2. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Allah atas hidup yang begitu menakjubkan ini, kepada blog ini karena sudah menampung tulisan-tulisan sederhana saya dan kepada para sahabat semua yang dari sahabat semua saya banyak belajar, bukan hanya menjadi seorang blogger tetapi menjadi yang baru, yang lebih baik, insyaAllah.

Fin..!

NB: teman-teman sekantor Kyo mulai menggila, dari tadi terus bertanya dan memastikan nanti makan siang dimana, sialan, hehe..

Selasa, 19 Juni 2012

buset dah..! seenaknya aja ngerubah schedule..!

sory, lagi kesel..

hehe..

makin yakin untuk berubah haluan..

melirik: #QNB, #UOB, dan #BankOranye.. haha..!

Senin, 18 Juni 2012

Perjalanan Kali Ini

Jika waktu kuliah dulu saya pergi ke suatu tempat di luar kota untuk tujuan liburan atau sekedar bersenang-senang, maka kali ini tujuannya untuk sebuah perjalanan dinas. Pada beberapa perjalanan dinas sebelumnya saya tak begitu memikirkan apa yang akan saya lakukan di luar pekerjaan, tapi kali ini saya ingin menikmati perjalanan ini. Karena kali ini tidak murni perdin, yah dengan kata lain hanya meeting abal-abal yang tidak menargetkan sesuatu. Bisa dibilang ini suatu bentuk rasa terima kasih para komisaris kepada unit kami karena dalam 3 bulan berturut-turut mencatatkan prestasi pencapaian lending sampai 1150% dari yang ditargetkan sekitar 500%. Sistem reward yang berlaku pada setiap unit ini memang sudah dua kali saya rasakan semenjak bergabung (padahal kalau saya tanya teman yang lain, sebelum saya gabung malah mereka lebih sering, haha..! tidak ada hubungannya kok, haha..!).

Apa yang membuat perdin kali ini akan lebih berkesan tidak lain adalah kota tujuannya. Jika perdin pertama dulu ke Jakarta, saya benar-benar tidak menikmati apa-apa disana, kegiatan setiap harinya hanya seputar hotel dan training-training yang membuat ngantuk, dan saat ke Batam begitu juga, tidak jauh berbeda. Kota tujuan kali ini adalah Padang. Padahal, waktu terakhir ke Padang saat kuliah dulu, saya sempat janji sama "Padang"nya kalau saya akan kembali sebagai orang yang berlibur, bebas, dan tak terikat apapun, tapi kali ini datang hanya sebagai boneka, huh. Kemarin, saya bilang ke atasan, kalau ntar sampai sana, saya tidak ingin menginap di hotel, saya akan tinggal di tempat kakak saya yang tinggal disana dan akan mengkuti seluruh kegiatan seperti biasa, tapi, hiks, tidak diizinkan. Karena biaya diluar plan tidak akan diklaim, paling ntar saya jenguk kakak saya saja kalau ada waktu.

Kalau pada lembaga mikro lainnya, kegiatan seperti ini sering punya banyak nama, seperti Danam*n dengan elite club-nya dan lain-lain. Kalau tempat saya hampir gak punya nama, hehe, paling dibilang reward unit aja. Yang bikin bosen itu ya karena kami semua harus ke Medan dulu untuk penerbangan, padahal kan lebih simpel kalau langsung naik bus dari Rantauprapat (walaupun waktunya memang lebih lama, hehe). Tapi tak apalah, wong gratis kok, haha. Gak bisa BW, sory buru-buru posting dari kantor, hehe, Jumat depan, kita semua sudah gerak, doakan ya.

NB: saya udah cerita soal "surat pamungkas" ke kantor saya kemarin kepada mbak Syam waktu telpon-telponan, tapi begitulah My Sist, belum ada respon sama sekali, manfaatkan saja yang mungkin jadi momen terakhir ini, hehe..

Selasa, 12 Juni 2012

Sebuah Proses Yang Disebut Bahagia

Tulisan ini dipersembahkan buat kakak ajaib saya, Syam Hijrawati. Saya tidak tau sedalam apa dia telah menyelami lautan yang saya gali, begitu juga lautan yang digalinya, kami sebut saja itu zona selam komunikasi dunia maya. Saya tidak akan menjelaskan lagi siapa tokoh yang ada dalam tulisan ini karena saya yakin dia tau. Kebanggan tersendiri buat saya bisa ikut serta dalam giveaway pertamanya: Untuk Kamu Yang Berbahagia.

Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya..

Masa remaja, atau tepatnya masa SMA yang dijalani Kyo sedikit berbeda dengan kebanyakan remaja yang punya jalan hidup lurus lainnya. Di umur yang masih belia itu dia dia sudah terbiasa dengan hal-hal yang tidak baik, mulai dari perkelahian, minuman keras, perjudian bahkan ancaman-ancaman tidak naik kelas yang setiap tahun didapatkannya, walaupun kejadian tidak naik kelas itu tak pernah terjadi tapi hal itu sangat membuat orang tuanya khawatir. Dia dan dua orang teman akrabnya dulu berlagak memegang kendali terhadap teman-teman lain sehingga mereka sedikit dikucilkan. Di keluarganya sendiri, Kyo sering terlibat pertengkaran dengan Ayahnya, padahal saat masih kecil mereka sangat akrab dan penuh dengan canda. Kyo selalu merasa dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang berprestasi, merasa selalu dilarang melakukan ini dan itu, dan lain sebagainya. Suatu hari, kakak perempuannya yang sudah menamatkan kuliahnya dan sudah bekerja meminta Kyo agar bersedia mengikuti bimbingan belajar, maklum, saat itu Kyo sudah kelas 2 SMA, tapi nilai rata-ratanya selalu buruk, kakaknya berharap agar Kyo terus mengikuti bimbingan belajar ini sampai kelas 3. Dengan susah payah kakaknya itu membujuknya, akhirnya Kyo mau mengikuti bimbingan itu.

Karena dari awalnya Kyo tidak pernah punya niat untuk belajar, maka setiap malam waktu untuk bimbingan itu dipakai Kyo untuk bermain-main dengan teman-temannya, uang yang diberikan kakaknya untuk biaya bimbingan itu selalu digunakan untuk hal-hal buruk, begitu terus sampai 2 tahun. Hingga pada akhirnya Kyo akan menghadapi ujian akhir, entah mengapa kakaknya mengetahui kelakuannya selama ini, hingga pada suatu malam kakaknya menasehatinya sampai terlihat menangis, entah apa yang disampaikan kakaknya saat itu, yang dapat diingat Kyo adalah: ini demi "Kebahagiaan" mu kelak dek. Yah, itu saja, Kyo tak tega melihat kakaknya itu, lalu dia memutuskan agar berusaha lulus dari SMA. 

Nasib baik berpihak pada Kyo, dia berhasil lulus tanpa tau mengapa dia harus lulus. Setelah lulus, kesehariannya diisi kebingungan, mau apa setelah ini?. Seluruh anggota keluarganya menyuruhnya untuk kuliah, tapi dia tak punya sedikitpun niat untuk itu, dia hanya ingin setiap hari menikmati harinya yang kosong tadi. Waktu terus berganti, Kyo selalu terngiang dengan perkataan demi "Kebahagiaan" mu kelak. 

Suatu hari, ayah Kyo terkena serangan jantung, memang ayahnya itu sudah agak lama mengidap penyakit itu, dan saat itu Kyo menjaga ayahnya yang diopname di rumah sakit. Saat itu mereka hanya berdua, kali ini mereka tidak bertengkar, Kyo hanya menjaga ayahnya yang sedang tidur. Saat terbangun, mereka mulai terlibat percakapan yang akhir-akhir ini sudah jarang mereka lakukan, hanya ayah dan anak, dari hati ke hati. Ayahnya berkata, kamu tau? bahagia itu tidak selalu tentang mendapatkan materi, tapi kadang, bahagia itu adalah mengawal perjalanan orang yang kita cintai saat mencari jalannya. Maksud ayah? kata Kyo. Ayah sedih harus terbaring seperti ini, tidak dapat lagi melihat kamu sehari-hari melakukan apa, memantau kamu seperti biasa, melihat kamu kelak memperjuangkan sesuatu, kata ayahnya. Mengapa bicara seperti itu, ayah fokus saja pada penyembuhan ini, jawab Kyo. Selama ini, ayah bukan bermaksud keras sama kamu, ayah hanya ingin memastikan kamu tidak salah jalan setelah itu ayah akan tenang, sambung ayahnya. Apa maksud ayah akan tenang? Jadi yang ayah fikir saya sudah salah jalan dan tidak sanggup masuk ke universitas begitu? jawab Kyo. Tidak, sebaliknya ayah merasa kamu sanggup untuk itu, kamu hanya bingung, kata ayahnya. Kyo yang sedikit tersinggung menjawab: baiklah yah, ujian penerimaan mahasiswa baru 2 bulan lagi saya akan lulus, saya akan buktikan pada ayah, kata Kyo.

Waktu terus berganti, Kyo saat itu berubah drastis, dia memaksakan dirinya belajar pagi, siang, malam. Kyo yang tidak pernah mengikuti pelajaran di sekolah itu memang sangat kesulitan, bayangkan, soal matematika setara SMP saja dia tidak bisa mengerjakannya. Pernah suatu kali dia menyediakan sebatang kayu disampingnya saat belajar, kayu itu dia gunakan untuk memukul kepalanya sendiri apabila mengantuk dan tidak mengerti pelajarannya. Keadaan itu berlangsung selama 2 bulan, hingga tibalah ujian penerimaan mahasiswa itu. 


Hasil yang sangat tak terduga bagi Kyo yang berhasil lulus ujian masuk di jurusan Teknik Elektro, dan dia mengikuti ujian masuk lagi untuk program studi yang baru dibuka seputar Teknologi Informasi, dan hasilnya juga sama. Akhirnya Kyo memutuskan untuk masuk ke pilihan kedua. Beberapa waktu setelah kelulusan itu, Kyo menjalani harinya sebagai mahasiswa, dan pada suatu hari, dia mendapat telepon dari ibunya, sebuah kabar yang sangat mengejutkan, ayahnya telah tiada. Kyo langsung bergegas pulang dengan perasaan yang kacau, sedih bercapur marah. Sesampainya di depan jenazah ayahnya, dia bertanya dalam hatinya: Mengapa kau tidak berikan aku kesempatan membuktikan janjiku dulu? Aku bahkan tidak sempat pamer padamu tentang kelulusanku..! Mengapa kau tidak jelaskan apa maksudmu mengawal orang yang dicintai menemukan jalannya adalah kebahagiaan? Mana..! Ayo buktikan..! Bangkit dan lihat aku sekarang..! Apakah jalan ini yang kau maksudkan dulu sebagai jalan yang ku cari..! Ayo bicara lagi sebagai laki-laki dan laki-laki..! Kyo terus saja bertanya kepada ayahnya yang tak mungkin lagi menjawab.

Sampai saat ini, Kyo masih terus mencari kebahagiaannya, kebahagiaan yang masih menjadi pertanyaan besar baginya,
mungkin ini yang dimaksudkan ayahnya dulu: setelah itu ayah akan tenang, karena dia ingat perkataan bahwa bahagia itu tidak selalu tentang pencapaian materi. Kalau bukan pencapaian materi lalu apalagi? bukankan hidup terlalu omong kosong apabila pencapaian materi tidak didapatkan? Hidup banyak mengajarkan hal-hal yang menempa Kyo, menjadi hitam, putih, keras, lembut, dan sebagainya. Kyo mulai mengerti, kebahagiaan tidak selalu tentang sebuah hasil dari pencapaian, tetapi usaha keras dan proses untuk hasil itulah yang sesungguhnya dapat dinikmati, karena hasil adalah sebuah titik ujung yang dinikmati sementara, sedangkan proses selalu berubah-ubah, jika telah selesai proses yang satu, maka proses yang lain akan menyusul untuk dinikmati.
Back song-nya dari Barry Likumahuwa ya mbak, saya rasa mood-nya di lagu ini. Ini juga Barry duet sama ayahnya yang main Clarinet.

Tanggapan Dari Saya

Melihat orang lain menemukan jalannya adalah kebahagian juga, jadi mengapa hidup ini harus selalu tentang kita? Sementara itu mereka yang menyayangi kita sedang memastikan kebahagian kita sendiri. Maka memastikan kebahagiaan orang lain dapat juga digolongkan sebagai kebahagiaan. Mereka yang selalu berbagi adalah hal yang membahagiakan bagi orang lain, saya rasa Kyo harus belajar dari ayahnya yang berbagi umur dalam hidupnya untuk memastikan kebahagiaan orang-orang yang dicintainya.

"Bahagia membahagiakan orang lain.." -Old Man

Selamat hari jadi Syam
Ah, hidup tidak selalu tentang "Aku" My Sist..
Kau bahagiaku, Aku bahagiamu..
Hidup hanya untaian proses saling membahagiakan..
Happy Birthday ya ntar.. :)

Jumat, 08 Juni 2012

AGE OF VERSUS..!

______________________________________________________________________
Tons of hatred for taking the crown
The more I see, the less I want
This never ending conflict of perception
 -Age Of Versus
______________________________________________________________________

Aku juga seperti kalian, ingin sekali rasanya membuang dan menganggap tak pernah ada orang-orang yang telah berbohong kepadaku. Ingin sekali kukatakan betapa rasa muak ini semakin membabi buta hingga aku ingin muntah apabila menyadari kenyataan-kenyataan yang menjijikkan ini. Sepenuhnya masa lalu tak pernah memberikan energi yang kuat untuk membuat ledakan yang besar, bahkan cenderung melemahkan bagiku yang suka meledakkan batas-batas ketidak mampuanku, yang pada dasarnya aku tak mampu berkata-kata manis dan muluk, aku hanya berusaha membuat kaki-kakiku berlari lebih keras, aku tak mengizinkan kelemahan..! Perkataan yang tidak bisa dibuktikan adalah hal terburuk, sampah yang harus segera kau bakar sehingga tidak bisa didaur ulang lagi.

Aku tidak akan serta merta menyalahkan darah kebencian yang mengalir di tubuh ini, sebaliknya hal itu akan bermanfaat bila kugunakan untuk membenci hal-hal bodoh, gila, dan kebinatangan. Bayangkan betapa seseorang sangat menghindari makanan yang tidak disukainya, bukan karena perintah atau peraturan dia tidak boleh memakan itu, tapi karena dia membencinya..! Untuk itu, kugunakan kebencian ini untuk membenci hal-hal menjijikkan yang harus dihindari, agar tak berujung pada kemunafikan dengan berkata-kata: karena hukumnya begitu, jadi tidak boleh dilakukan. Ironis yang kutemukan malah sebaliknya, hukum dapat dibentuk sesuai keperluan, bagian yang menguntungkan diambil, bagian yang merugikan dibuang. Analoginya: Babi haram, tapi makan moncongnya saja tidak haram, sialan..! Jadi, aku membenci demi keselamatanku sendiri, bahkan aku benci kepada diriku sendiri karena kesalahan-kesalahan yang pernah kulakukan, maka sebisa mungkin takkan kuulangi kesalahan itu, karena rasa kebencian yang mendarah daging ini yang menjagaku..