Tulisan ini dipersembahkan buat kakak ajaib saya, Syam Hijrawati. Saya tidak tau sedalam apa dia telah menyelami lautan yang saya gali, begitu juga lautan yang digalinya, kami sebut saja itu zona selam komunikasi dunia maya. Saya tidak akan menjelaskan lagi siapa tokoh yang ada dalam tulisan ini karena saya yakin dia tau. Kebanggan tersendiri buat saya bisa ikut serta dalam giveaway pertamanya: Untuk Kamu Yang Berbahagia.
Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya..
Masa remaja, atau tepatnya masa SMA yang dijalani Kyo sedikit berbeda dengan kebanyakan remaja yang punya jalan hidup lurus lainnya. Di umur yang masih belia itu dia dia sudah terbiasa dengan hal-hal yang tidak baik, mulai dari perkelahian, minuman keras, perjudian bahkan ancaman-ancaman tidak naik kelas yang setiap tahun didapatkannya, walaupun kejadian tidak naik kelas itu tak pernah terjadi tapi hal itu sangat membuat orang tuanya khawatir. Dia dan dua orang teman akrabnya dulu berlagak memegang kendali terhadap teman-teman lain sehingga mereka sedikit dikucilkan. Di keluarganya sendiri, Kyo sering terlibat pertengkaran dengan Ayahnya, padahal saat masih kecil mereka sangat akrab dan penuh dengan canda. Kyo selalu merasa dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang berprestasi, merasa selalu dilarang melakukan ini dan itu, dan lain sebagainya. Suatu hari, kakak perempuannya yang sudah menamatkan kuliahnya dan sudah bekerja meminta Kyo agar bersedia mengikuti bimbingan belajar, maklum, saat itu Kyo sudah kelas 2 SMA, tapi nilai rata-ratanya selalu buruk, kakaknya berharap agar Kyo terus mengikuti bimbingan belajar ini sampai kelas 3. Dengan susah payah kakaknya itu membujuknya, akhirnya Kyo mau mengikuti bimbingan itu.
Karena dari awalnya Kyo tidak pernah punya niat untuk belajar, maka setiap malam waktu untuk bimbingan itu dipakai Kyo untuk bermain-main dengan teman-temannya, uang yang diberikan kakaknya untuk biaya bimbingan itu selalu digunakan untuk hal-hal buruk, begitu terus sampai 2 tahun. Hingga pada akhirnya Kyo akan menghadapi ujian akhir, entah mengapa kakaknya mengetahui kelakuannya selama ini, hingga pada suatu malam kakaknya menasehatinya sampai terlihat menangis, entah apa yang disampaikan kakaknya saat itu, yang dapat diingat Kyo adalah: ini demi "Kebahagiaan" mu kelak dek. Yah, itu saja, Kyo tak tega melihat kakaknya itu, lalu dia memutuskan agar berusaha lulus dari SMA.
Nasib baik berpihak pada Kyo, dia berhasil lulus tanpa tau mengapa dia harus lulus. Setelah lulus, kesehariannya diisi kebingungan, mau apa setelah ini?. Seluruh anggota keluarganya menyuruhnya untuk kuliah, tapi dia tak punya sedikitpun niat untuk itu, dia hanya ingin setiap hari menikmati harinya yang kosong tadi. Waktu terus berganti, Kyo selalu terngiang dengan perkataan demi "Kebahagiaan" mu kelak.
Suatu hari, ayah Kyo terkena serangan jantung, memang ayahnya itu sudah agak lama mengidap penyakit itu, dan saat itu Kyo menjaga ayahnya yang diopname di rumah sakit. Saat itu mereka hanya berdua, kali ini mereka tidak bertengkar, Kyo hanya menjaga ayahnya yang sedang tidur. Saat terbangun, mereka mulai terlibat percakapan yang akhir-akhir ini sudah jarang mereka lakukan, hanya ayah dan anak, dari hati ke hati. Ayahnya berkata, kamu tau? bahagia itu tidak selalu tentang mendapatkan materi, tapi kadang, bahagia itu adalah mengawal perjalanan orang yang kita cintai saat mencari jalannya. Maksud ayah? kata Kyo. Ayah sedih harus terbaring seperti ini, tidak dapat lagi melihat kamu sehari-hari melakukan apa, memantau kamu seperti biasa, melihat kamu kelak memperjuangkan sesuatu, kata ayahnya. Mengapa bicara seperti itu, ayah fokus saja pada penyembuhan ini, jawab Kyo. Selama ini, ayah bukan bermaksud keras sama kamu, ayah hanya ingin memastikan kamu tidak salah jalan setelah itu ayah akan tenang, sambung ayahnya. Apa maksud ayah akan tenang? Jadi yang ayah fikir saya sudah salah jalan dan tidak sanggup masuk ke universitas begitu? jawab Kyo. Tidak, sebaliknya ayah merasa kamu sanggup untuk itu, kamu hanya bingung, kata ayahnya. Kyo yang sedikit tersinggung menjawab: baiklah yah, ujian penerimaan mahasiswa baru 2 bulan lagi saya akan lulus, saya akan buktikan pada ayah, kata Kyo.
Waktu terus berganti, Kyo saat itu berubah drastis, dia memaksakan dirinya belajar pagi, siang, malam. Kyo yang tidak pernah mengikuti pelajaran di sekolah itu memang sangat kesulitan, bayangkan, soal matematika setara SMP saja dia tidak bisa mengerjakannya. Pernah suatu kali dia menyediakan sebatang kayu disampingnya saat belajar, kayu itu dia gunakan untuk memukul kepalanya sendiri apabila mengantuk dan tidak mengerti pelajarannya. Keadaan itu berlangsung selama 2 bulan, hingga tibalah ujian penerimaan mahasiswa itu.
Hasil yang sangat tak terduga bagi Kyo yang berhasil lulus ujian masuk di jurusan Teknik Elektro, dan dia mengikuti ujian masuk lagi untuk program studi yang baru dibuka seputar Teknologi Informasi, dan hasilnya juga sama. Akhirnya Kyo memutuskan untuk masuk ke pilihan kedua. Beberapa waktu setelah kelulusan itu, Kyo menjalani harinya sebagai mahasiswa, dan pada suatu hari, dia mendapat telepon dari ibunya, sebuah kabar yang sangat mengejutkan, ayahnya telah tiada. Kyo langsung bergegas pulang dengan perasaan yang kacau, sedih bercapur marah. Sesampainya di depan jenazah ayahnya, dia bertanya dalam hatinya: Mengapa kau tidak berikan aku kesempatan membuktikan janjiku dulu? Aku bahkan tidak sempat pamer padamu tentang kelulusanku..! Mengapa kau tidak jelaskan apa maksudmu mengawal orang yang dicintai menemukan jalannya adalah kebahagiaan? Mana..! Ayo buktikan..! Bangkit dan lihat aku sekarang..! Apakah jalan ini yang kau maksudkan dulu sebagai jalan yang ku cari..! Ayo bicara lagi sebagai laki-laki dan laki-laki..! Kyo terus saja bertanya kepada ayahnya yang tak mungkin lagi menjawab.
Sampai saat ini, Kyo masih terus mencari kebahagiaannya, kebahagiaan yang masih menjadi pertanyaan besar baginya, mungkin ini yang dimaksudkan ayahnya dulu: setelah itu ayah akan tenang, karena dia ingat perkataan bahwa bahagia itu tidak selalu tentang pencapaian materi. Kalau bukan pencapaian materi lalu apalagi? bukankan hidup terlalu omong kosong apabila pencapaian materi tidak didapatkan? Hidup banyak mengajarkan hal-hal yang menempa Kyo, menjadi hitam, putih, keras, lembut, dan sebagainya. Kyo mulai mengerti, kebahagiaan tidak selalu tentang sebuah hasil dari pencapaian, tetapi usaha keras dan proses untuk hasil itulah yang sesungguhnya dapat dinikmati, karena hasil adalah sebuah titik ujung yang dinikmati sementara, sedangkan proses selalu berubah-ubah, jika telah selesai proses yang satu, maka proses yang lain akan menyusul untuk dinikmati.
Masa remaja, atau tepatnya masa SMA yang dijalani Kyo sedikit berbeda dengan kebanyakan remaja yang punya jalan hidup lurus lainnya. Di umur yang masih belia itu dia dia sudah terbiasa dengan hal-hal yang tidak baik, mulai dari perkelahian, minuman keras, perjudian bahkan ancaman-ancaman tidak naik kelas yang setiap tahun didapatkannya, walaupun kejadian tidak naik kelas itu tak pernah terjadi tapi hal itu sangat membuat orang tuanya khawatir. Dia dan dua orang teman akrabnya dulu berlagak memegang kendali terhadap teman-teman lain sehingga mereka sedikit dikucilkan. Di keluarganya sendiri, Kyo sering terlibat pertengkaran dengan Ayahnya, padahal saat masih kecil mereka sangat akrab dan penuh dengan canda. Kyo selalu merasa dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang berprestasi, merasa selalu dilarang melakukan ini dan itu, dan lain sebagainya. Suatu hari, kakak perempuannya yang sudah menamatkan kuliahnya dan sudah bekerja meminta Kyo agar bersedia mengikuti bimbingan belajar, maklum, saat itu Kyo sudah kelas 2 SMA, tapi nilai rata-ratanya selalu buruk, kakaknya berharap agar Kyo terus mengikuti bimbingan belajar ini sampai kelas 3. Dengan susah payah kakaknya itu membujuknya, akhirnya Kyo mau mengikuti bimbingan itu.
Karena dari awalnya Kyo tidak pernah punya niat untuk belajar, maka setiap malam waktu untuk bimbingan itu dipakai Kyo untuk bermain-main dengan teman-temannya, uang yang diberikan kakaknya untuk biaya bimbingan itu selalu digunakan untuk hal-hal buruk, begitu terus sampai 2 tahun. Hingga pada akhirnya Kyo akan menghadapi ujian akhir, entah mengapa kakaknya mengetahui kelakuannya selama ini, hingga pada suatu malam kakaknya menasehatinya sampai terlihat menangis, entah apa yang disampaikan kakaknya saat itu, yang dapat diingat Kyo adalah: ini demi "Kebahagiaan" mu kelak dek. Yah, itu saja, Kyo tak tega melihat kakaknya itu, lalu dia memutuskan agar berusaha lulus dari SMA.
Nasib baik berpihak pada Kyo, dia berhasil lulus tanpa tau mengapa dia harus lulus. Setelah lulus, kesehariannya diisi kebingungan, mau apa setelah ini?. Seluruh anggota keluarganya menyuruhnya untuk kuliah, tapi dia tak punya sedikitpun niat untuk itu, dia hanya ingin setiap hari menikmati harinya yang kosong tadi. Waktu terus berganti, Kyo selalu terngiang dengan perkataan demi "Kebahagiaan" mu kelak.
Suatu hari, ayah Kyo terkena serangan jantung, memang ayahnya itu sudah agak lama mengidap penyakit itu, dan saat itu Kyo menjaga ayahnya yang diopname di rumah sakit. Saat itu mereka hanya berdua, kali ini mereka tidak bertengkar, Kyo hanya menjaga ayahnya yang sedang tidur. Saat terbangun, mereka mulai terlibat percakapan yang akhir-akhir ini sudah jarang mereka lakukan, hanya ayah dan anak, dari hati ke hati. Ayahnya berkata, kamu tau? bahagia itu tidak selalu tentang mendapatkan materi, tapi kadang, bahagia itu adalah mengawal perjalanan orang yang kita cintai saat mencari jalannya. Maksud ayah? kata Kyo. Ayah sedih harus terbaring seperti ini, tidak dapat lagi melihat kamu sehari-hari melakukan apa, memantau kamu seperti biasa, melihat kamu kelak memperjuangkan sesuatu, kata ayahnya. Mengapa bicara seperti itu, ayah fokus saja pada penyembuhan ini, jawab Kyo. Selama ini, ayah bukan bermaksud keras sama kamu, ayah hanya ingin memastikan kamu tidak salah jalan setelah itu ayah akan tenang, sambung ayahnya. Apa maksud ayah akan tenang? Jadi yang ayah fikir saya sudah salah jalan dan tidak sanggup masuk ke universitas begitu? jawab Kyo. Tidak, sebaliknya ayah merasa kamu sanggup untuk itu, kamu hanya bingung, kata ayahnya. Kyo yang sedikit tersinggung menjawab: baiklah yah, ujian penerimaan mahasiswa baru 2 bulan lagi saya akan lulus, saya akan buktikan pada ayah, kata Kyo.
Waktu terus berganti, Kyo saat itu berubah drastis, dia memaksakan dirinya belajar pagi, siang, malam. Kyo yang tidak pernah mengikuti pelajaran di sekolah itu memang sangat kesulitan, bayangkan, soal matematika setara SMP saja dia tidak bisa mengerjakannya. Pernah suatu kali dia menyediakan sebatang kayu disampingnya saat belajar, kayu itu dia gunakan untuk memukul kepalanya sendiri apabila mengantuk dan tidak mengerti pelajarannya. Keadaan itu berlangsung selama 2 bulan, hingga tibalah ujian penerimaan mahasiswa itu.
Hasil yang sangat tak terduga bagi Kyo yang berhasil lulus ujian masuk di jurusan Teknik Elektro, dan dia mengikuti ujian masuk lagi untuk program studi yang baru dibuka seputar Teknologi Informasi, dan hasilnya juga sama. Akhirnya Kyo memutuskan untuk masuk ke pilihan kedua. Beberapa waktu setelah kelulusan itu, Kyo menjalani harinya sebagai mahasiswa, dan pada suatu hari, dia mendapat telepon dari ibunya, sebuah kabar yang sangat mengejutkan, ayahnya telah tiada. Kyo langsung bergegas pulang dengan perasaan yang kacau, sedih bercapur marah. Sesampainya di depan jenazah ayahnya, dia bertanya dalam hatinya: Mengapa kau tidak berikan aku kesempatan membuktikan janjiku dulu? Aku bahkan tidak sempat pamer padamu tentang kelulusanku..! Mengapa kau tidak jelaskan apa maksudmu mengawal orang yang dicintai menemukan jalannya adalah kebahagiaan? Mana..! Ayo buktikan..! Bangkit dan lihat aku sekarang..! Apakah jalan ini yang kau maksudkan dulu sebagai jalan yang ku cari..! Ayo bicara lagi sebagai laki-laki dan laki-laki..! Kyo terus saja bertanya kepada ayahnya yang tak mungkin lagi menjawab.
Sampai saat ini, Kyo masih terus mencari kebahagiaannya, kebahagiaan yang masih menjadi pertanyaan besar baginya, mungkin ini yang dimaksudkan ayahnya dulu: setelah itu ayah akan tenang, karena dia ingat perkataan bahwa bahagia itu tidak selalu tentang pencapaian materi. Kalau bukan pencapaian materi lalu apalagi? bukankan hidup terlalu omong kosong apabila pencapaian materi tidak didapatkan? Hidup banyak mengajarkan hal-hal yang menempa Kyo, menjadi hitam, putih, keras, lembut, dan sebagainya. Kyo mulai mengerti, kebahagiaan tidak selalu tentang sebuah hasil dari pencapaian, tetapi usaha keras dan proses untuk hasil itulah yang sesungguhnya dapat dinikmati, karena hasil adalah sebuah titik ujung yang dinikmati sementara, sedangkan proses selalu berubah-ubah, jika telah selesai proses yang satu, maka proses yang lain akan menyusul untuk dinikmati.
Back song-nya dari Barry Likumahuwa ya mbak, saya rasa mood-nya di lagu ini. Ini juga Barry duet sama ayahnya yang main Clarinet.
Tanggapan Dari Saya
Melihat orang lain menemukan jalannya adalah kebahagian juga, jadi mengapa hidup ini harus selalu tentang kita? Sementara itu mereka yang menyayangi kita sedang memastikan kebahagian kita sendiri. Maka memastikan kebahagiaan orang lain dapat juga digolongkan sebagai kebahagiaan. Mereka yang selalu berbagi adalah hal yang membahagiakan bagi orang lain, saya rasa Kyo harus belajar dari ayahnya yang berbagi umur dalam hidupnya untuk memastikan kebahagiaan orang-orang yang dicintainya.
"Bahagia membahagiakan orang lain.." -Old Man
"Bahagia membahagiakan orang lain.." -Old Man
Selamat hari jadi Syam
Ah, hidup tidak selalu tentang "Aku" My Sist..
Kau bahagiaku, Aku bahagiamu..
Hidup hanya untaian proses saling membahagiakan..
Happy Birthday ya ntar.. :)
Akh! satu partisipan yang paling saya tunggu-tunggu, and see... u make me so speechless!
BalasHapus#terharuuu
Kali ini saya akan baca lagi, lagi lagi dan lagi. sebelum benar2 komentar, entah lewat media apapun.
Well, Kyo sehat kan? masih bersemangat? hihi... semoga dia selalu punya kesempatan untuk membahagiakan Ibunya dan Kakaknya, juga orang2 yg dicintainya. dan Ayah kyo org yg selama ini membuat saya sedikit penasaran akan sosoknya, semoga dia "baik" disana.
Jika saya pada akhirnya menemukan cara untuk hidup lebih simpel, tak berambisi, itu pun tak lepas dari obrolan2 kita Yud. Big thanks!
Semoga zona komunikasi kita tidak menemukan ujung
Aku bahagia, kamu bahagia...
Terimakasih My bro :)
Noted!
ci ci cuitttt, romantis na sissy and broder =P
Hapushahaha *belum pa saya bikin
aduh, yud punya cerita masyaAllah. kebahagiaan tidak selalu tentang materi. eh si kyo mungkin juniorku tuh, ahaha.
*kabur sebelum ditendang (-_-;)/ kebanyakan ngomong nggak jelas aku.
>mbak syam: alhamdulillah mbak, semangat itu udah harga mati bagi Kyo, walaupun dalam beberapa waktu ini Kyo akan mengambil keputusan besar yang akan mengubah hidupnya, surat resign telah saya layangkan, dan menunggu approval. daripada terus berdiam pada kebodohan. appy b'day ya..!
Hapus>mbak maya: sebetulnya saya juga belum memastika kebahagiaan macam apa yang tanpa disertai materi mbak. gak mungkin si Kyo juniornya mbak Maya, wong rumahnya aja disini..
keren ceritanya !!! :D
BalasHapusohya, aku juga ikutan Giveawaynya mbak syam. tapi ceritaku masih abal :p
gak ada yang namanya cerita abal,
Hapusada nilai tersendiri yang berbeda-beda dari setiap tulisan, dan itu gak bisa diberi rating, hanya dapat dirasakan..
met ultah juga ya untuk kakaknya
BalasHapusiya, terima kasih..
HapusMaaf, Mas Yudi. Sekedar masukan, akan lebih nyaman dibaca apabila tiap paragraf tidak dibuat terlalu panjang.
BalasHapusTerlepas dari itu, isinya bagus dan menarik, insya Allah layak untuk dipilih jadi pemenang.
iya mas,
Hapussarannya oke,
saya udah misah-misahin yang panjang jadi per paragraf
terimakasih ya mas, kok saya malah gak kepikiran..
smg sukses GAx ya.., followx sukses.., salam kenal *smile
BalasHapusiya terima kasih, ntar kalau sempat saya follow ya..
HapusWah menarik sekali artikel dengan Bahagia ini. Saya juga pernah membuat posting seperti ini kebetulan dalam bahasa Inggris judulnya "What makes you happy".
BalasHapusmencerahkan sekali. Oh ya saya tau alamat ini dari blognya The Kupu , Dini Hazel. Great posting ya
wah, saya penasaran membaca artikel anda..
Hapusaiiish kang asep lagi :p hehe
BalasHapusnice one, semoga menang giveawaynya :D
terima kasih,
Hapuswah, karena blognya mbak saya dapet teman baru..
Wiihhhh...Kyo sangar.....!!! Btw, aku suka nama Kyo-nya yang dipake :D
BalasHapusHem...semoga aku juga punya passion sekekeh Kyo. Amiinn...
^^
wah, Kyo begitu karena dia terlalu bodoh mungkin ya..
Hapushem? masa' bgtu itu bodoh?
Hapusaku suka koq, sama kyo ^^
Bagus banget, "bahagia itu tidak selalu tentang mendapatkan materi, tapi kadang, bahagia itu adalah mengawal perjalanan orang yang kita cintai saat mencari jalannya" terima kasih tulisannya
BalasHapussebenarnya saya juga belum mengerti soal itu mbak..
Hapusceritanya bagus banget...
BalasHapussi kyo yang bebal.. hehe
aku suka kata2 yang ini "kebahagiaan tidak selalu tentang sebuah hasil dari pencapaian, tetapi usaha keras dan proses untuk hasil itulah yang sesungguhnya dapat dinikmati," ngena banget..
wah begitu ya, terima kasih..
HapusCeritanya sangat menyentuh... kebahagiaan itu memang tidak selalu mendapatkan materi, melihat orang yang disayangi bahagia disamping kita juga merupakan salah satu kebahagiaan :)
BalasHapuswao...
BalasHapusmantap sekali..
sukses selalu ya buat mas yudie
BalasHapus:D