Senin, 27 Desember 2010

Monster Bandit Vs. Pendekar Kribo

Memang baru itu lihat pemandangan seperti lukisan, wah..wah..wah.. Jadi bangga sebagai warga Indonesia, hehe. Udara sejuk, pepohonan, langit cerah, mantep pisan euy. Keesokan harinya, dengan nyali yang tersisa, dua mahluk bergegas pulkam setelah subuh. Perjalanan 5 jam ditempuh dengan motor (dasar gila!).

Karena itu, sekarang badan saya terasa seperti dikucek-kucek, pegal abeees..! Hmm, kalo gitu mending masak pancake, karena kemarin sesisi rumah berkata: hmm, enak, kamu hebat ya! (gila pujian). Apakah hari ini akan sama karena saya kehabisan pasta mocca? hehe..

Rabu, 22 Desember 2010

Dua Hal Terindah Hidupku


beberapa bertanya kepadaku,
hey, apa yang membuatmu tetap kuat disaat keadaan melemahkanmu?
kujawab: ada dua wanita yang menggantungkan cita-citanya padaku..
lalu, kenapa kau harus menggapai cita-cita mereka? 
kujawab lagi: awalnya itu adalah cita-citaku, lalu mereka merasa sebagai aku, bagian dari diriku, dan aku adalah bagian dari mereka..

maka..

ibu, aku telah menuysahakanmu..
tak terperikan lagi durhaka yang kusombongkan didepan matamu,
padahal, tanpa pengorbanan hidup dan matimu itu,
tak kan ada mahluk pendosa sepertiku ini,
Tuhan, ampuni segala dosanya, indahkan hari-harinya dan mudahkan aku mengikuti inginnya, karena aku juga ingin ke surga yang berada dibawah telapak kakinya..

kak, kau mahluk tertangguh yang pernah kukenal,
kupikir, aku lebih unggul, lalu kau buktikan semua itu salah..
satu kata untukmu: hebat..!

selamat hari ibu untuk kalian, dan biarkan aku menganggap setiap hari adalah hari kalian.. 

Jumat, 17 Desember 2010

Terimakasih Tuhan

karena aku manusia,
maka aku hanya perlu menjalani hidup di dua tempat:
dunia yang penuh dengan kebohongan,
akhirat, tempat terakhir dimana aku diperlakukan sesuai dengan perbuatanku di dunia yang fana..

karena aku manusia,
banyak yang sudah kujalani,
sebuah kenyataan, kepalsuan
yang jelas semua ini sudah berakhir..!

terimakasih Tuhan,
kau beri petunjuk bagiku yang sudah jauh tersesat,
terimakasih, bahkan untuk kenyataan yang tak kusukai, tapi ini yang kubutuhkan,
hanya Kau sebagai cinta, sebagai satu yang tak pernah palsu..




                         -subhanallah, alhamdulillah, Allahuakbar..!

Senin, 13 Desember 2010

Behind The Systematic Chaos

Candid pt. I
Hmm, langsung saja, beberapa waktu yang lalu saya mengadakan perjalanan dengan teman kribo saya, Baban. Tidak seperti perjalanan-perjalanan yang pernah saya lakukan sebelumnya, perjalanan saat itu benar-benar membekas dihati kami (bekasnya sampai berkarat). Sebuah aksi backpacking yang mengatasnamakan nyali dimulai oleh dua orang yang sebelumnya tak pernah tertarik dengan dunia luar, budget yang mustahil, dan pengalaman yang minim. Jika sebelumnya kami sudah bercerita tentang perjalan kami yang saya tulis dalam jurnal setiap menyinggahi tempat-tempat itu, maka sekarang adalah cerita lain dibalik layar kisah utama, tentang masalah-masalah yang saat itu benar-benar membuat kami pusing.

Siang itu, danau Singkarak, ba'da Dzuhur.. 
Mengitari daerah hutan yang indah di dekat danau, membawa kami sampai ke daerah aliran danau yang menjadi sungai. Saat itu saya sedang mengambil gambar dari berbagai sisi danau, karena sebelumnya kami bertemu dengan beberapa orang di desa dan berkata agar kami tidak usah pergi ke tempat yang ditunjuknya yang bernama Lubuk Larangan, tapi tetap saja, penasaran mengalahkan perintah itu. Lubuk Larangan adalah daerah aliran sungai yang sudah disepakati bersama sebagai daerah yang keramat dan tidak bloeh ada aktifitas mengambil ikan disana. Sampai di tempat itu, saya mulai beraksi, mengganti lens wide dengan standar agar objek-objek detil terlihat. Lalu pada sebuah puing bangunan yang sengaja dihancurkan saya melihat beberapa orang sedang asik memancing. Langsung saja, gambar-gambar orang jahil itu berhasil saya ambil. Masalah pertama muncul, ternyata kedatangan kami langsung ketahuan oleh mereka, dengan dialek daerah yang kental mereka meneriaki kami, kaget dan pucat, kami hanya terdiam. Mereka mendatangi kami dan mulai marah-marah, beberapa kata yang jelas saya dengar cuma: foto-foto! awas! selainnya saya kurang faham. Lalu dimulailah negosiasi yang alot, kesepakatan akhirnya ketemu. Didepan mereka saya hapus satu-persatu foto itu, tapi entah bagaimana, sampai di warnet saat melihat isi memory card ada beberapa yang tersisa foto itu. Huuuh, dasar orang-orang tidak tahu aturan, sudah dibuat kesepakatan, masih saja memancing ditempat itu, ketahuan malah marah-marah. Foto diatas adalah saat merak melakukan aksinya.

Dimana sih jatuhnya..?
Cerita yang agak memalukan, saat itu filter lens yang saya pinjam dari Die tak dapat saya temukan. Seluruh saku tas perlengkapan, celana, baju, sudah diperiksa. Ternyata filter saya kalungkan di leher :(. Saat benar-benar pusing dan mencari-cari dimana jatuhnya filter tersebut, Baban mengambil foto saya.
Depresi
Lho, bukan preman ya..?
Pekanbaru, sore hari dalam perjalanan menuju perpustakaan daerah. Seperti biasa, tersesat, letih dan yang pasti kebingungan. Baban memtuskan untuk bertanya pada seorang perempuan dimana lokasi perpustakaan tersebut. Saat datang menghampiri perempuan yang sedang menunggu bus trans itu, dia melihat Baban dan langsung memasang wajah panik, beranjak dari duduknya dan bersiap pergi, tapi Baban sudah terlanjur bertanya: Arah perpustakaan kemana ya Uni? Indak tau Da! lalu pergi setengah berlari dengan wajah ketakutan. Baban bertanya pada saya: apa salahku Yud?
Penghuni Terminal
Entah kapan kami dapat bertualang bersama lagi. Kemarin, Mr. Kribo mengajukan tantangannya lagi: Yud, 2011 bulan Desember ada Sea Games di Palembang, masih punya nyali gak? Saya terdiam, dan jujur saja tantangan itu belum berani saya jawab, hehe.
Jalan Kaki
Beberapa moment yang saya abadikan sudah lama ingin saya perlihatkan. Kebanyakan tidak disengaja, bahkan foto Baban dibawah ini saya ambil secara candid. Saat itu di Batusangkar kami sedang dilanda kelaparan, hehe. Mau beli makanan tidak ada uang, kalau ongkos bis dibelikan makanan ya gak pulang. Mungkin saat itu adalah saat-saat paling stress sampai dia melamun seperti itu, lalu, jepret..!
Candid pt. II
Hmm.. begitulah beberapa potongan cerita dibalik perjalan kami. Ya, dibalik semua hal menakjubkan yang sudah kami jalani, kami juga sudah pernah merasakan tidur di pinggiran toko, diusir saat tidur di ruang tunggu terminal, bermalam di mesjid-mesjid, penginapan murah dan beberapa kali di tempat famili. Bekerja membantu petani mengangkat hasil panen untuk dijemur demi ongkos, makan nasi bungkus dibagi dua, belajar bahasa daerah dan lain sebagainya. Dulu, kami pikir kami tak bisa, ternyata kami bisa.
Forbidden
Salam Jepret..!

Senin, 06 Desember 2010

Ubuntu Studio 10.10

Desktop Ubuntu Studio 10.10
Ada seekor Penguin yang sudah banyak sekali membantu saya, dalam pekerjaan, kuliah, maupun sehari-hari. Burung yang tidak bisa terbang ini nggak dibeli lho, kita bisa mendpatkannya dengan harga yang gratis, bahkan kita dapat memodifikasinya dari awal hingga menjadi sangat powerful, hehe. Sudah ah, cukup dongengnya..! Penguin yang satu ini bernama Linux, sebuah Operating System yang saat ini punya reputasi Best of Security yang tulang-tulang pesendiannya (kernel) saat ini sudah mencapai 2.6.x.x. Hebatnya, produk ini dapat dipakai oleh siapa saja tanpa perlu mengeluarkan biaya sepeserpun serta diberi hak lisensi publik untuk pengembangan yang populer dengan singkatan GNU OSS(General Public License Open Source Software). Perkenalan saya dengan Linux berawal ditahun 2004, saat itu kakak lelaki saya yang seorang programmer menggunakan Red Hat 7.

Tahun berganti tahun, saya mengikuti terus perkembangan Linux dan sering sekali saya mencoba Distro (Dstribution OS) yang macam-macam, mulai dari Mandriva 2007 dengan desktop KDE yang indah, Open Suse yang stabil saat menjalankan fitur-fitur 3d, Ubuntu 8.0.4 yang powerful dan distro yang sempat agak lama bercokol di PC saya adalah Slackware 12.1 yang super stabil, sangat powerful, minim dependencies dan satu hal: sangat tidak manusiawi, hehe. Kenapa? karena dibalik kinerja Slackware itu, setiap pengaturan langsung mengacu ke deep control system, pernah suatu kali system saya crash dan windowing nya nggak respon, eh tau-tau Terminal langsung terbuka dan menjalankan perintah exit X-Server (library X adalah library graphic) lalu muncul editor sedrhana yang menampilkan Source program yang crash agar saya Debug di tempat! Hah, mana ngerti..!

Kino
Stop Motion
Kecocokan dengan distro Slackware itu akhirnya mulai menipis saat saya membutuhkan kinerja sistem yang biasa-biasa saja (mungkin karena semester awal-awal kuliah dulu banyak pelajaran programming kali ya, hehe). Hingga saat saya menekuni hobi Fotografi dan Musik, akhirnya saya mulai mencari-cari distro yang mengkhususkan pengembangannya dalam teknik Multimedia. Hmm, alhamdulillah, selalu ada solusi, selalu ada langit diatas langit. Ya, yang dulunya saya fikir distro yang saya gunakan sudah mencukupi kebutuhan saya secara optimal ternyata ada yang lebih fokus terhadap satu hal. Dari hasil pencarian itu akhirnya saya menggunakan Ubuntu Studio 10.10 yang saya insatal akhir bulan Oktober 2010. Desktopnya indah, begitu juga dengan themes defaultnya tapi yang terpenting adalah software bulit-in yang ada didalamnya. Hebat sekali, dari bagian Audio Production ada puluhan software untuk kebutuhan audio recording/producer, MIDI Interface, jack, shyntesizer complete rack, sound effect untuk gitar, bass, dll, analyzer kit dan wah, ampun deh, yang jelas cukup untuk membangun sebuah home studio recording. Begitu juga dari bagian Video Production, aplikasi-aplikasi professional sudah tertanam apik didalamnya, contohnya Kino dan dari bagian Graphics, Blender yang terkenal dalam urusan development 3d juga sudah terinstal. Berikut beberapa review singkat saya tentang aplikasi yang sedikit dari puluhan itu mulai saya gunakan dalam urusan Audio Production.

Ardour
Wah, ini dia program yang membuat saya penasaran, kabarnya Ardour telah banyak dipakai oleh studio-studio rekaman profesinal di luar negeri dan dimodifikasi sesuai kebutuhan mereka. Pertama sekali menggunakannya saya sangat kebingungan, karena terbiasa menggunakan tampilan yang modular seperti Cakewalk Sonar 8, tapi opsi mixing dan keleluasaan mengedit resonansi secara grafikal betul-betul handal. Hmm, i like it!


Hydrogen Drum Machine
Kalau di OS Windows ada aplkasi handal EZDrummer yang terkenal itu dengan template dari berbagai merk drum yang terkenal (terakhir yang saya pakai samapi 3 dvd), di Linux kita punya Hydrogen, masih kalah sih, tapi  lumayan lah. Kita dapat dengan mudah create sample beat dengan fasilitas metronome. Mixing Rack nya juga komplit, kalau masih kurang, masih ada puluhan aplikasi Shyntesizer dan Mixing yang powerful dan pastinya cukup membuat saya sakit kepala, hehe.
Zynaddsub Shyntesizer
Jadi malu sih, saat OS ini menyediakan begitu banyak aplikasi Sound Producing tapi hanya beberapa saja yang dapat saya operasikan. Lanjut ke Zynaddsub Shynth, dengan modal kemampuan piano yang sangat pas-pasan, saya coba create satu sample MIDI, dan seperti yang saya duga sebelumnya, permainan saya sangat jelek (itulah gunanya komputer) simsalabim, beberapa nada yang out pitch pun bisa dikembalikan kejalan yang benar dan lurus (memangnya sinetron?). Saat membuatnya saya menggunakan keyboard Roland GX tahun 1992 versi berapa saya lupa, kepunyaan Uwak saya yang hobi musik.

Hmm, itu tadi review dari super newbie, mungkin nanti saya akan menulis lagi tentang perkembangan pembelajaran saya. Kepada para Blogger, mohon bimbingannya..! Hehe..

Download Ubuntu Studio 10.10 (Intel X86)
Download Ubuntu Studio 10.10 (AMD 64)