Adzan ashar, terdengar sayup-sayup saat saya yang setelah dzuhur langsung ternyenyak di tempat tidur, seperti tewas, tak sadarkan diri -tidur siang yang membutakan hati, hehe-. Rasa malas untuk bangkit dari tidur mulai merajalela dengan parameter pendukung seperti: hujan dan cuaca dingin, letih setelah pulang dari kampus, dan kerajaan setan yang makmur dengan hasutan-hasutannya yang telah hidup bertahun-tahun di dalam hati saya dan selalu berbisik mesra: sebentar lagi saja. Lalu, saya kalah terhadap hal-hal itu, kemudian melanjutkan tidur -innalillah-. Beberapa menit kemudian, saya tersentak tapi tidak tau apa yang membuat saya tersentak, hanya tersentak saja dan membuat rasa kantuk pergi. Saya bangkit, mengambil wudhu, dengan rasa malu sebagai orang yang telah kalah, pecundang, munafik yang menyedihkan.
Empat rakaat di pertengahan sore itu telah selesai saya laksanakan, entah kenapa sulit sekali untuk khusyu'. Saya tidak mengetahui apa yang membuat konsentrasi saat itu sangat sulit dikumpulkan. Semakin merasa hina. Seorang pendosa kelas kakap yang ingin meminta ampunan, yang sebentar saja ingin menghilangkan semua urusan duniawinya, hanya sebentar saja, itupun tak bisa.
Pray..
Ya Allah, bagaimana kalau tadi tidurku terus berlanjut? Dengan mudah Kau dapat mencabut nyawa itu dariku, tapi seperti biasa, jutaan kesempatan lagi yang tak pernah kusyukuri itu Kau berikan lagi. Bagaimana dengan keputusan yang kuambil untuk melanjutkan tidurku lalu Kau buat sebagai tidur terakhirku? Bagaimana aku yang telah dengan jelas mendengar panggilanmu, tapi hanya menganggap sebagai teriakan-teriakan yang mengganggu tidurku lalu menunda-nunda sesuka hatiku seolah-olah aku memiliki hak atas hatiku ini melebihi diriMu? Sesungguhnya hidupku telah berisi dengan kekufuran yang bahkan dengan sengaja kulakukan, kelalaian dan kebohongan yang besar. Kesempatan, kesempatan, kesempatan lagi.. tak pernah berhenti untukku padahal tak ada yang kulakukan untukMu. Hanya pertolonganMu, untukku..
untung masih kebangun dan belum habis masa asharnya
BalasHapusBener Sob.... kadang aku juga suka kalah sama rasa kantuk khususnya klo udah menjelang Ashar sama Isya hhe.. :D
BalasHapusUntung Gusti Allah ndak langsung mencabut nyawa kita ya ketika kita kalah dari rasa kantuk... Hem... semoga kita gak sengaja meninggalkan kewajiban itu lagi :D
Semangat n met aktivitas Sob.. :D
Doa yang sangat jujur, nggak gampang lho jujur sama diri sendiri.
BalasHapusMemperbarui follow, sbab alamat url-ku ganti.
>mas exort: semoga kita adalah orang2 yang beruntung mas..
BalasHapus>mas dj: iya mas, yang lebih parahnya lagi waktu itu saya sengaja dan sadar.. innalillah.. semoga tak terulang..
>mbak miya: iya mbak, semoga kita semua bisa.. ouw, ganti alamat tapi gak ganti penulis kan? hehe..
great, pengingat juga buat saya.. bahwa umur dan jatah hidup itu sewaktu2 bisa diambil Sang pencipta.. kudu sering-sering istighfar nih..
BalasHapustrims sudah mengingatkanku juga, Yud... Karena memang kita sering minta kesempatan ini dan itu kepada-Nya, tapi sering sadar atau tidak juga sering menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan-Nya. Semoga kita bisa lebih baik lagi ya:)
BalasHapustaukah kamu yang membuat drimu tersentak dari tidurmu adalah sedikit kasih sayang Allah agar kamu tak melalaikan perintah-Nya....
BalasHapusJujur, kejadian ini juga saya alami siang kemarin. Hampir sama, dan 'berani-beraninya' saya beralasan dalam hati bahwa saya masih ngantuk karena kerja shift 3. Astaghfirulloh! beruntung ada Sabila yang baru pulang ngaji dan membangunkan saya. Alhamdulillah.
BalasHapuskadang kalo shalat mesti khusuk. sudah kalo banyak pikiran yang masuk
BalasHapus>mas gaphe: pengingat buat kita semua mas..
BalasHapus>mbak fonny: iya mbak, sebetulnya kita bahkan tidak tahu apa yang kita minta..
>ika: subhanallah, bener juga buk..!
>mas abi: wah mas, itu namanya nikmat Allah yang tak tergantikan..! anak yang saleh..!
>mas ello: iya mas, saya selalu belajar khusyu, doakan saya ya..! hehe