Senin, 31 Oktober 2011
Kamis, 20 Oktober 2011
Lupa Kembalikan
Astaghfirullahaladziiim. Tadi menjelang siang tiba-tiba Marco menelepon saya dan marah-marah. Terkejut, saya benar-benar terkejut, sosok yang biasanya kalem dan pendiam itu tiba-tiba bicara dengan spontan kepada saya. Hal yang membuat Marco begitu panik adalah karena saya belum mengembalikan buku-buku yang saya pinjam melalui dia di perpustakaan jurusannya. Marco, jika sahabat-sahabat masih ingat, dia adalah anggota The Mahmuders yang paling pendiam, anggota yang lain sering tak mengerti apa yang sedang difikirkan olehnya, tapi diluar semua itu, Marco juga sosok yang paling santun daripada yang lain dan sangat baik hati (saya berkata jujur, bukan karena dia telah meminjamkan buku kepada saya, hehe). Marco adalah mahasiswa tingkat akhir fakultas Teknik, satu universitas dengan saya dulu. Jadi, Marco yang akan melakukan sidang sarjana senin depan harus mengembalikan semua buku yang dipinjam di perpustakaan pusat kampus maupun jurusan. Dan yang lebih parahnya lagi, saya sudah meminjam buku itu lebih dari 3 bulan (dan saya harus membayar dendanya juga, hiks). Tapi tak apa lah, ilmu yang saya dapatkan tak bisa dibandingkan dengan denda yang harus saya bayar, sepenuhnya ini salah saya dan juga Marco yang lupa. Jadi, istirahat siang tadi saya manfaatkan untuk pulang ke rumah, mencari buku-buku serta jurnal yang saya pinjam, lalu bergegas ke fakultas Teknik memberikan buku-buku dan jurnal-jurnal tersebut serta uang denda, sambil membujuk-bujuk Marco agar tidak marah. Alhamdulillah semua sudah beres. Saya sempat berfikir mungkin ini karena saya sudah tidak pernah lagi berkumpul sama The Mahmuders dalam pengajian atau sekedar nongkrong, ya Allah, jangan putuskan silaturahmi diantara kami.
Rencana Resign
Sebetulnya saya merasa belum pantas menuliskan ini, tapi mungkin setelah menuliskannya saya bisa agak tenang. Sejujurnya, saya tidak mendapatkan masalah apapun dengan pekerjaan saya sekarang, hanya saja saya berfikir untuk bekerja pada bidang dan jurusan saya juga selalu terngiang dengan nasehat abang saya yang mengingatkan agar saya jangan dulu mencari uang, fokus saja untuk menambah pengalaman terlebih dahulu. Tadi saya juga diberitahu tawaran magang di perusahaan telekomunikasi dan perusahaan perbankan di kampung saya. Sempat berfikir, kalau magang kan tidak digaji ya, jadinya gimana nanti. Yah, mungkin hal itu masih bisa ditutupi dengan gaji yang akan saya terima akhir bulan nanti yang akan dimanfaatkan untuk biaya hidup bulan berikutnya. Soal itu, abang saya meyakinkan agar saya tidak perlu khawatir, karena magangnya di kampung halaman saya, Rantauprapat, jadi saya tinggal di rumah sendiri. Weleh, saya masih sangat bingung, sekarang berada pada posisi harus memilih yang masing-masing memiliki konsekuensi yang berbeda. Di satu sisi sekarang saya sudah bisa hidup mandiri walaupun hanya tergolong cukup, di sisi yang lain tawaran tersebut adalah sebuah kesempatan besar bagi saya. Saya juga cenderung berfikir untuk mengembangkan diri terlebih dahulu dan menambah pengalaman. Waktu saya hanya sampai akhir bulan, tetap bekerja atau resign karena kesempatan ini. Ya Allah, bimbinglah hamba untuk mendapatkan ilmu dan dimudahkan untuk memilih. Sahabat juga bantu saya doa ya, agar saya dapat menentukan pilihan akhir bulan ini.
Labels:
The Next Decade
Senin, 17 Oktober 2011
From Sidamanik With Tea
Kebun Teh Sidamanik |
Singkat cerita, hari ini tempat ini sudah full connection dan gak seperti kemarin lagi, masa para karyawannya pada bawa modem sendiri, haha. Sepertinya si Bos puas dengan kerja yang gak murni saya sendiri itu. Jadi, hari Sabtu kemarin saya diajak ikutan sama Mas Iyan buat ngenterin draft pra-desain perumahan kecil proyeknya Mas Ren. Katanya begini, Yud, ikut yuk ke Siantar, ada duit jalannya lho. Denger duit eh, ke Siantar, saya langsung mau dong, hehe. Kemarin itu saya tinggalin Mas Iyan bicara beberapa hal yang membosankan dengan kontraktornya dan saya pergi jalan-jalan kota dengan jalan kaki, ya, saya memang paling hobi jalan kaki karena gak ada ongkos buat naik angkot, saya mengunjungi kebun binatang, makan mie di alun-alun kota dan tak lupa pesanan abang saya: roti ganda.
Setelah Mas Iyan selesai dengan urusannya sekitar setelah Ashar, saya ditelepon buat balik. Rasanya terlalu singkat jalan-jalannya, makanya saya ajak Mas Iyan jalan ke Kebun Teh Sidamanik yang gak jauh dari Siantar, cuma sekitar setengah sampai satu jam. Sampai di lokasi, sudah agak sore, cahaya kurang buat foto-foto. Udara di daerah sini sejuk, masih belum terpolusi ditambah dengan suasana pedesaan yang sangat saya sukai. Saya juga tahu tempat ini dari teman-teman kampus saya yang hobi bertualang, hehe. Kalau buat mereka sih ini udah gak menarik lagi, tapi buat saya yang baru pertama, ini menakjubkan..! Rasanya tempat ini sangat tenang, rasanya jadi kepingin balik lagi nanti.
Kalau tau bakalan kesini, pasti bawa kamera, kata Mas Iyan. Puas foto-foto, dan hari semakin gelap, rasanya juga kalau lama-lama jadi bosan, akhirnya kami pulang, saya disuruh nyetir sama Mas Iyan, dengan beribu alasan saya jawab saya gak berani nyetir jauh-jauh begini, apalagi sudah malam, hehe.
Ups, saya diliatin lagi online (mentang-mentang udah connect, hehe). Baiklah, kalau begitu salam jepret buat sahabat Blogger semuanya..!
Labels:
fotografi,
The Next Decade
Jumat, 07 Oktober 2011
Sibuk Sedikit
Wuaaah.. Sudah berhari-hari gak blogging, gak BW kemana-mana. Ternyata blog saya masih sehat-sehat saja. O iya, sebelumnya mau minta maaf kepada semua sahabat-sahabat blogger, kalau akhir-akhir ini saya gak pernah wara-wiri lagi. Hmm, ada sedikit rutinitas baru tetapi bukan hal yang benar-benar baru. Setelah lulus kemarin, saya kembali bekerja sama Mas Ren. Hanya saja untuk tanggung jawab yang sedikit lebih berat dibanding dulu yang hanya seorang part-timer. Saya juga sedang mencoba untuk mencari pekerjaan baru yang lebih baik, tapi apa mau dikata, sangat sedikit perusahaan yang menginginkan fresh graduate tanpa ijazah dan transkrip seperti saya (hanya diberi SKTL). Ya, itulah anehnya di bekas kampus saya ini, ijazah dan transkrip nilai hanya bisa keluar setelah wisuda. Dan satu kabar lagi, wisuda diundur sampai satu bulan, yaitu sekitar tanggal 20an bulan November. Yah, mau gimana lagi, terus-terusan mengeluh juga dapat melemahkan iman dan menjauhkan kita dari rasa syukur. Untuk itu, saya jalani saja dulu di sini, tetapi juga tetap mencoba mencari pekerjaan yang lebih baik. InsyaAllah..
"berfikirlah dalam skala industri.." -Die (suka senyum-senyum sendiri kalau ingat kata-kata ini, hehe)
Labels:
The Next Decade
Langganan:
Postingan (Atom)