Minggu, 25 November 2012

Aku merasa pantas, untuk tidak pantas mendapatkanmu..

20 komentar:

  1. wah siapa nih?
    manusia beriman ga boleh pesimis gitu :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. justru karena iman saya belum bisa saya pertanggung jawabkan..

      Hapus
    2. "belum bisa saya pertanggung jawabkan" bagaimana maksudnya?
      sampeyan ragu dengan keberadaan Allah?

      Hapus
    3. sebaliknya, saya yakin dengan keberadaan Allah,
      hanya iman saya yang saya belum yakin baik..

      Hapus
    4. tapi sampeyan berniat untuk terus memperbaiki kan?

      emmm menurut saya keimanan itu bukan sesuatu yang bisa "belum bisa saya pertanggung jawabkan". bisa ga bisa, siap ga siap, manusia yang sudah akil baligh bertanggung atas keimanannya sendiri.

      jadi kalo di twitter dibilang gini "aku tidak pantas mendapatkanmu sesungguhnya berati kamu tidak pantas untuk aku dapatkan"

      omongan saya jadi kemana-mana ini haha

      Hapus
    5. ya, kalau kamu bilang mau gak mau atau siap gak siap, itu artinya saya tidak mempertanggung jawabkan apapun, karena kondisinya mau gak mau atau siap gak siap kan?

      sekalipun iman saya tidak ada, maka mau tak mau atau siap gak siap saya pertanggung jawabkanlah yang tidak ada tadi..

      mungkin kamu benar Yen: "Aku tidak pantas mendapatkanmu, karena kamu tidak pantas untuk aku dapatkan.."

      nice point of view..

      Hapus
    6. aduh saya malah bingung sendiri ini ~.~

      kalimat 'aku tidak pantas mendapatkanmu' dan 'kamu tak pantas untuk aku dapatkan' sebenernya maknanya agak beda lho mas, dan sebenernya bukan itu yang saya maksud :P

      Hapus
    7. yang pertama : dia terlalu baik, dan kamu buruk
      yang kedua : kamu terlalu baik, dan dia buruk

      Hapus
    8. lebih tepat klausa pertama, Yen..

      Hapus
    9. nah itu namanya pesimis mas, belum dicoba kan?
      siapa yg tahu, siapa yang benar2 lebih dari anda berdua. lagian ada hukum yang melarang seseorang untuk mendapatkan orang yg lebih baik dari dirinya apa?

      Hapus
    10. saya optimis pada beberapa hal, tetapi setelah saya dapatkan apa yang telah saya usahakan, ternyata tidak begitu memuaskan, kemudian pada suatu saat yang lain, saya tidak begitu memusingkan sesuatu tapi rencana Allah yang kompleks dan tak tertebak justru membawa saya di kehidupan yang sangat di luar ekspektasi saya, menakjubkan..

      untuk itu, dalam hal ini saya merasa tidak perlu untuk optimis. sangat merepotkan kalau terus difikirkan, toh saya tidak mampu membangun rencana dan realisasi super kompleks seperti Master Plan yang sudah disiapkan-Nya untuk saya.

      Allah menyadarkan saya bahwa selalu saja ada langit di atas langit, yang saya inginkan saya fikir sudah baik, ternyata yang direncanakannya untuk saya tetap saja lebih baik, saya rasa itulah yang dinamakan berprasangka baik kepada-Nya.

      Saya tidak begitu menyesali apa yang tidak bisa saya raih, itu hanya seperti daun yang harus digugurkan untuk membuat pohon tetap tumbuh melawan angin..

      Hapus
    11. sepertinya saya masih perlu banyak belajar :)

      Hapus
  2. judulnya bikin penasaran aja nih, saya gak ada terusannya. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak perlu penasaran mas, memang gak ada "seterusnya" mungkin..

      Hapus