Senin, 30 April 2012

Kyo Daily Notes 05

Minggu ini akan menjadi sederetan hari yang cukup melelahkan bagi Kyo. Bagaimana tidak, hari ini saja dia masuk kantor pagi hari lalu mengerjakan beberapa tugasnya dengan terburu-buru lalu membawa pulang sisanya. Ya, hari ini Kyo lebih cepat pulang, bahkan sangat cepat, sekitar jam 9 pagi dia sudah permisi dari tempat kerjanya untuk menumpang bus tujuan Medan. Kali ini Kyo dibantu oleh teman kerjanya yang secara struktural setingkat diatasnya untuk merancang sebuah alasan yang dapat diterima agar dia dapat permisi pulang. Alasan yang dipakai kali ini adalah: Kyo harus hadir langsung sebagai saksi pengukuran tanah tetangga samping rumahnya yang sedang dalam silang sengketa dengan tanah rumahnya sendiri. Wah, alasan kompleks macam ini hanya bisa diciptakan oleh master tipu sekalas Bang E*win, hehe. Karena ini menyangkut perkara hukum Kyo diizinkan, dan Kyo berhutang terima kasih sama pencetus alasan ini karena tadi tidak sempat mengucapkannya. Bang E*win sih sangat yakin, katanya begini, tenang aja kau, dulu juga waktu seumur kau, aku sering lompat sana-sini nyari kerja yang baru, yah kalo kebetulan waktu interviewnya hari kerja dan surat sakit udah kebanyakan, biasanya kita akan berfikir lebih canggih lagi.

Sesampainya di rumah, Kyo langsung bersiap, cuma bawa baju dua biji terus ke terminal bus, kali ini Kyo tidak naik kereta api karena yang jam pagi sudah lewat, yang ada cuma bus-bus kecil KUPJ yang larinya secepat kilat, walaupun di dalam deg-degan. Bersyukur juga sih, walau selama perjalanan bang supir tikung sana-sini kayak Lorenzo, kami sampai di Medan sekitar setengah 2 siang. Karena Kyo sudah set dari awal, Kyo hanya meletakkan tas di kontrakan abangnya lalu meminjam sepeda motornya dan melaju ke Hotel Danau Toba.

Lalu apa sebenarnya yang membuat Kyo harus datang ke Medan terburu-buru seperti ini?. Alasannya adalah karena Kyo akan mengikuti sebuah seleksi penerimaan pegawai baru di sebuah Bank Pembangunan Daerah, makanya dia harus menghadiri seleksi tersebut yang diadakan jam 3. Keluarganya cukup mendukung, yang penting gak jadi masalah di tempat kerja yang sekarang. Abangnya juga sering memberikan masukan agar tidak lupa mencari yang lebih baik dan cepat puas. Apalagi kalau seperti sekarang, pekerjaannya tidak berhubungan dengan basic pendidikannya, makanya Kyo ingin sekali berkarir sesuai pendidikannya. Walaupun beberapa waktu yang lalu dia sudah punya pengalaman tidak diterima di bank yang terkenal akan produk KPR-nya, yah mungkin memang belum rezeki. Tapi yang terpenting adalah terus mencoba dan berusaha, hasilnya kembalikan pada Allah saja, karena gak mungkin Dia cuekin orang-orang yang sudah berusaha, dia selalu bersama orang yang berusaha, sambil berdoa juga.

Sekarang, Kyo malah sedang santai sebentar di rumah kontrakan abangnya sambil menunggu keberangkatan kereta tujuan kampung halamannya. Kereta api yang berangkat malam sampainya sekitar subuh, paginya dia masih harus bekerja lagi seperti biasa. Luar biasa capek tapi, semangat..!

Selasa, 03 April 2012

Posting Awal Bulan

Ini adalah kali pertama saya posting diam-diam dari kantor. Dengan modal bawa modem sendiri, maklum, jaringan hanya dikoneksikan antar unit sampai pusat dengan topologi jalur komunikasi data khusus. Penggunaan komputer diluar kepentingan adalah "kejahatan", haha. Beginilah kondisi kami kalau awal bulan, santai, nyatuin beberapa meja terus main kartu, gak seperti para frontliner yang harus masang senyum terus menantikan orang yang mau ngutang, hehe. Yah, kondisi sebuah unit di sebuah kecamatan berkembang memang sedikit berbeda dengan cabang yang ada di Rantauprapat, mereka pasti lebih capek (peace :p). Oleh karena itu masih banyak urusan yang harus bolak-balik, apalagi dengan kondisi izin BI belum keluar seperti ini.

Daripada waktu luang (yang sebenarnya tidak begitu luang karena berkas pengajuan belum numpuk) terbuang sia-sia, lebih baik blogging. Kali ini saya mau cerita tentang teman saya yang seorang pegawai negeri (ngeri?) sipil. Jadi setelah beberapa tahun menjadi tenaga kerja honorer di pemerintahan akhirnya dia diangkat dan telah menerima SK penetapan jabatannya. Kemarin dia menghubungi saya, awalnya sih ngajak makan tapi pas asik makan pembicaraan semakin serius dan dia mengatakan bahwa dia ingin mengajukan pinjaman ke bank dengan SK-nya sebagai agunan. Terus saya bertanya tentang alokasi dananya kalau sudah cair mau diapakan dan katanya dia ingin berinvestasi di perkebunan. Wah, satu lagi orang yang berfikiran seperti orang kebanyakan di kota ini. Ya, kebanyakan memang tipikal masyarakat daerah saya memang senang bergelut di dunia perkebunan yaitu kelapa sawit dan karet. Lalu dia minta saya melakukan analisa kasar (dbr outlook) terkait income yang sesuai dengannya.

Sebelumnya saya tidak mau begitu saja menyarankan produk apa yang paling cocok untuknya sebelum mendengarkan keinginannya. Dia mengiginkan pinjaman dengan bentuk rekening koran, karena merasa angsuran perbulannya sangat ringan dengan pengambilan yang relatif besar. Saya mengingatkan bahwa hal tersebut hanya bisa dilakukan apabila tujuan usaha tidak berupa investasi tetapi pengembangan sektor jual beli dan lainnya. Saya juga mengingatkan agar tidak terlena karena apabila menggunakan produk itu hutang sebenarnya tidak akan pernah lunas selama masa pembayaran angsuran kecuali memang dilakukan pelunasan terhadap outstanding pokok-nya. Mau tidak mau memang dia hanya punya pilihan untuk pengajuan kredit pokok, tapi dia juga masih bingung karena dari beberapa bank yang didatanginya tetap saja ada perbedaan. Yang membuatnya kurang mengerti adalah jenis angsuran dengan sistem flat atau efektif.

Memang pada kenyataannya, teman saya ini memiliki pinjaman yang masih aktif di bank lain, sebut saja bank N. Pinjaman sudah berjalan sekitar 15 bulan dengan tenor 4 tahun. Saat ini dia ingin mengajukan penambahan (top up) di bank N, tetapi karena bank N bukan peserta bank pinjaman PNS dan dari segi agunan gak bisa "narik" lagi kecuali penambahan agunan. Jenis pinjaman di bank N merupakan kredit dengan porsi flat. Sedikit menjelaskan tentang perbedaan kedua sistem tersebut adalah dari porsi pembayarannya. Pada sistem efektif porsi bunga lebih besar dari kewajiban pokok, maka semakin lama bunga angsuran kita akan semakin kecil. Sedangkan pada sistem flat, dari awal pembayaran sampai lunas porsi bunga dan pokok adalah 50:50. Yang sedikit memberatkan teman saya ini adalah kemarin dia sudah meminta print out karena ingin melihat sisa outstandingnya. Dia sedikit terkejut, karena walaupun sudah berjalan sekitar satu tahun lebih, sisa pokok-nya masih cenderung besar. Hal ini membuat dia ingin mengajukan pinjaman baru dengan jumlah lebih besar dengan maksud take over dari bank N.

Maka setelah melihat kasusnya tadi, saya hanya bisa memberikan sedikit pandangan saya tentang keinginannya itu. Memang di luar penghasilannya sebagai PNS dia juga mengurus beberapa hektar perkebunan yang diwariskan untuknya. Jadi usaha tambahannya itu memang cukup mendongkrak angka dispossible income-nya. Jadi untuk dia saya sarankan agar mengambil produk kredit yang memang cocok ditujukan sebagai investasi diluar KPR. Mungkin pertimbangannya adalah antisipasi apabila saat ingin ekspansi usaha (misalanya pembelian lahan baru) saat pinjamannya tinggal sedikit. Sistem efektif adalah yang paling cocok dengan asumsi di tengah masa pembayaran debitur ingin melakukan top up.

Setelah cerita-cerita itu, eh malah dia bilang ke saya: ya udah, kalau gitu aku pinjem ke tempat kalian aja. Huh, dasar bego dia, memangnya dia lupa ya tempat saya itu swasta, kan hanya bank negeri dan pembangunan daerah yang bisa. Cerita-cerita pun selesai, karena saya udah kasi saran banyak ke dia, saya gak mau dong kalau akhirnya dia hanya bilang: thanks ya Yud..!. Akhirnya yah dia trakir saya makan, hmm, gak apa-apa lah, itung-itung bantuin teman sekalian ditraktir, haha.

Ya udah, jarang-jarang kan saya nulis sebanyak ini. Tetap semangat ya sahabat-sahabat, yang penting tetap teliti sebelum memutuskan sesuatu apalagi yang menyangkut hal-hal finansial. Dadddaaah..!