Senin, 09 Desember 2013

Expedition Wonderful Balige

Si Anwar dan danau Toba
Assalamualaikum sahabat semuanyaaa..! Alhamdulillah semoga kita selalu diberi nikmat untuk menyadari bahwa semua yang ada dalam hidup yang luar biasa ini adalah pemberianNya.

Rute via Siguragura
Baiklah, kali ini saya yang masih terasa pegal karena semalam, tepatnya Minggu 8 Desember 2013 saya dan teman saya Anwar kembali melakukan ekspedisi wisata, dan kali ini destinasi kami adalah Balige, satu kota indah di pinggiran danau Toba.

Kali pertama buat Anwar
Menjadi ibu kota kabupaten Toba Samosir sejak 1999 membuat Balige sudah sangat jauh berbeda semenjak yang saya ingat dulu. Ya, saya pernah menghabiskan masa kecil di kota Tarutung, sekitar 2 jam dari Balige.

Toba view, lewat sedikit dari Lumban Silintong
Lumban Silintong

Cerita kita mulai dari kota kami Rantauprapat, kami sudah merencanakan perjalanan gila dengan sepeda motor ini selama 2 hari. Kami mengkalkulasi semua rute yang mungkin dilalui untuk mencapai Balige. Setelah hitung sana-sini dibantu Google Map, ahirnya kami memilih jalur lintas Siguragura. Lebih tepatnya rute kami adalah Rantauprapat - Pulu Raja - Siguragura - Porsea - Balige. Kami start jam 5 pagi, berhenti 15 menit untuk sarapan, total waktu tempuh sampai di Balige adalah 3,5 jam.

Anwar beristirahat di hutan bambu, pinggiran danau Toba
Sampai di Balige sudah sekitar jam 8.30, kami menuju Lumban Silintong. Desa ini begitu asri dengan sajian sawah dan rumah penduduk di pinggir danau Toba. Kami berkeliling sekitar setengah jam dan memutuskan untuk beristirahat sambil membeli beberapa makana ringan. Sebetulnya selera banget untuk langsung nyemplung mandi tapi dinginnya itu lho, ya ampun, kalo bernafas aja kayak keluar asap-asap gitu dari mulut, siapa tahan mandi coba? hehe.

Narsis sejenak
Air danau toba memang terkenal jernih. Birunya yang tenang menjadi daya tarik yang tak pernah membuat bosan untuk melihatnya. Sayang, karena terlalu dingin, kami membatalkan niat kami untuk berenang. Tapi tak apalah, melihatnya saja sudah sangat menyegarkan mata.

Baiklah, sudah cukup nongkrong asiknya, petualangan masih panjang. Tujuan selanjutnya adalah T.B. Silalahi Museum Center. Info singkat, lokasi tersebut adalah milik yayasan om T.B. Silalahi yang tidak lain adalah putra daerah yang mengharumkan nama kampungnya dalam karirnya di TNI maupun kenegaraan.

T. B. Silalahi Museum Center

Museum Batak
Dari lokasi wisata Lumban Silintong, sekarang kita menuju ke arah kota Balige dan mengarah ke kantor Bupati Toba Samosir. Lokasi kantor-kantor resmi tersebut dibangun di areal perbukitan dengan view danau Toba.

Pintu masuk T.B. Silalahi Museum Center
Komplek ini diresmikan langsung oleh Presiden SBY tahun 2011. Penataan dan arsitektur bangunan-bangunannya adalah hasil blending budaya Batak dan modern. Yang bikin nambah asik, seluruh lokasinya dilengkapi jaringan Wi-Fi, jadi gak perlu kawatir foto-foto narsisnya gak diupload, hehe.


Bagian dalam Museum Batak
Secara keseluruhan menurut saya kompleks ini terbagi menjadi 5 bagian. Pertama Museum Batak, tempat koleksi bersejarah tentang adat Batak dan keaneka ragamannya. Kedua adalah T.B. Silalahi Center, tempat koleksi dan semua hal bersifat historis dari om T.B Silalahi dan keluarga serta di dalamnya ada theater pertunjukan. Ketiga, Huta Batak, merupakan replika dari perkampungan adat Batak Toba. Keempat, food corner. Dan kelima, Aula terbuka yang menghadap langsung ke danau Toba.

Salah satu bagian benda-benda bersejarah
Al-Quran berumur 300 tahun, salah satu bukti sejarah pada era awal masuknya Islam di daerah Toba
Naskah bersejarah dengan aksara Batak Toba

Museum ini sangat lengkap, di dalamnya terdapat peralatan-peralatan kuno yang dikumpulkan dari 6 bagian besar suku batak yaitu Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Angkola, dan Mandailing.

Di dalam Museum Batak tersebut semua koleksi ditampilkan dengan informasi detail mengenai objeknya serta bantuan sistem informasi yang tersedia berupa display layar sentuh yang bisa langsung diakses oleh pengunjung untuk mengetahui lebih dalam lagi.

Narsis lagi
Dari mulai alat musik sampai senjata perang
Tangga masuk museum













Taman dan rumah adat yang menghadap danau Toba
Ada satu bagian yang saya sukai dari museum Batak, yaitu satu ruangan pameran yang dibuat khusus untuk menghargai pahlawan kita, idola saya Raja Sisingamangarja XII. Terdapat replika beliau dan temannya Panglima dari Aceh dalam pertempuran melawan Belanda. Beliau yang satu ini menurut saya sungguh kharismatis, sangat berbeda, dan saya tetap meyakini dia seorang Mujahidin.

Glorious War
Pose di depan replika sang idola
Pose aja yang penting gaya
Di sini diceritakan bagaimana Raja Sisingamangaraja XII berperang melawan penjajah, tanpa persenjataan yang memadai, tanpa dukungan yang memadai. Dia tidak memilih jalan yang "membahagiakan" lewat berdamai dengan penjajah dan menjadi penjilat Belanda. Tidak ada daerah kekuasaan yang ditukar dengan Istri cantik dan emas seperti kelakukan beberapa Sultan Islam di zamannya. Bahkan putrinya  ikut serta langsung dalam pertempuran.

Yah, semoga semangatnya tidak pernah pudar untuk kita sebagai generasi penerus.

Melamun atau sengaja melamun biar difoto?
Bagian belakang museum menghadap langsung danau Toba
Setelah keluar dari Museum Batak













View danau Toba dari Aula terbuka
Oke baik sekarang kita menuju lokasi selanjutnya, T. B. Silalahi Center. Seperti yang saya jelaskan singkat diatas, bangunan ini didedikasikan untuk T. B. Silalahi dan keluarga. Benda-benda bersejarah Om T. B Silalahi dari kecil seperti Ijazah sekolah-sekolahnya sampai penghargaan-penghargaan yang diterimanya selama berkarir di TNI maupun mentri.

T. B. Silalahi Center
Yah, anggap ajalah doski anak kampung yang memulai semuanya dari nol. Bermodal kerja keras dan disiplin dia merantau untuk bersekolah ke tanah Jawa. Di dalam gedung ini juga terdapat semacam theater tempat pertunjukan jika ada acara khusus. Cukup luas dan capek juga kalo disuruh ngelilinginnya.

Lukisan om T. B. Silalahi
Benda-benda koleksi pribadi ada juga bendera negara tempat bertugas waktu masih di TNI dan PBB


Gini nih orang jail, pengantin cewe ditutup matanya, pengantin cowo dicolok idungnya





















Oke, sekarang kita pinda lokasi, selanjutnya adalah Huta Batak, ini adalah replika perkampungan Batak Toba kuno, lengkap dengan ornamen-ornamen tata bangunannya. Di tempat ini terdapat 6 rumah adat Batak Toba yang disebut juga Jabu Bolon artinya rumah besar. Yah, kalau dilihat mirip rumah adat Toraja juga ya?

Dibatasi pohon adat, pohon Hariara
Perkampungan adat
Rumah Bolon
Bergaya lagi




















Di replika desa adat Batak Toba ini dijelaskan kebiasaan penduduknya, dari mulai tatanan hukum, sehari-hari, adat beribadah dan sebagainya. Di ujung desa juga terdapat satu pohon besar yang bagi orang Batak diberi nama pohon Hariara, yang merupakan penanda batas tanah orang-orang atau bisa juga batas dari satu Huta (desa). Menurut saya, desa ini sangat eksotis, sejuk, apalagi bersampingan langsung dengan persawahan yang berbatas dengan danau Toba.





Hmm, begitulah ekspedisi perjalanan kami kali ini, sekarang saatnya pulang. Rute balik yang kami tempuh masih sama sih. Saran saya kalau jalan dari rute ini sebaiknya menggunakan jaket tebal karena udara gunung sangat dingin. Walaupun kondisi jalan mulus tetap harus berhati-hati, karena sepanjang hutan Pinus terdapat jurang-jurang yang dalamnya minta ampun, saya rasa ngeri kalo harus bawa motor lewat sini, hehe. Baiklah kalau begitu, buat sahabat semua, tetep jangan malas menjelajahi negeri kita ini ya, karena pasti masih sangat banyak keindahannya yang belum terungkap. Dadaaa..!


Salam Dangdut..

43 komentar:

  1. bener-bener eksotis pemandangannya sob, kapan saya bisa kesana yah....

    BalasHapus
  2. Huaaaaa pengen ke sana lagiiiih....
    *tapi belum pernah ke Si Gura-guranya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. weleh, ternyata si Cici udah duluan kesini.. -_-"

      Hapus
  3. Cantik yah,,, jadi pengen kesana juga....

    Mudah-mudahan bisa ke sana juga, (*ngitungin recehan di dompet)

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, gak mahal kok Rin,
      sama anak Comic aja berangkatnya..

      Hapus
    2. Susah ngajakinnya, soalnya yang hobi jalan-jalannya udah merantau ke Jakarta. Lagipula mereka selalu sudah penuh boncengannya :(

      Hapus
    3. yaudah, bertualang sendiri aja, bisa lebih bebas dan lebih seru..!

      Hapus
  4. kalo ke Medan cuma berkutat di kotanya aja.. kayanya beneran harus sediain waktu buat melipir sana sini deh..

    BalasHapus
  5. mas yudi mandi sambil berenang mencari ikan ya? hehehe
    asli keren banget mas ekspedisi kali ini, mas yudi bisa melihat musium bataknya sekaligus menmbah pengetahuan.
    eh tapi parkirnya gratis gak mas ?
    hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, itu yang kelupaan saya tulis,
      masuk ke lokasi HTM cuma Rp.10.000,
      asik deh pokoknya..

      Hapus
    2. nah 10 ribu itu apa sudah sekalian dengan parkirnya mas? hehehe
      maklum kalau di sini belum termasuk parkir mas

      Hapus
    3. sudah duuunk, bahkan sudah termasuk Wi-Fi nya, hehe..

      Hapus
    4. jangan-jangan disitu dapat makan gratis juga mas..kalau gitu saya juga mau..
      hehehe

      Hapus
    5. wah kalo itu gak mas,
      kalo makan juga gratis jadinya bukan tempat wisata, lebih mirip panti asuhan..

      Hapus
  6. wah serunya mas Yudi :)
    saya org batak malah belum pernah kesana hehehe

    BalasHapus
  7. Salam kenal....Bisa buat referensi travelling nih... :)

    BalasHapus
  8. selamat Sore Sob...waah foto yang terakhir mantab juga tuh Sob...hehehe... ok salam kenal Sob... ini kunjungan perdana saya...

    BalasHapus
  9. Salam perkenalan mas Yudi... Saya sudah dua kali sampai di Medan dan Danau Toba. Tidak mustahil akan datang lagi pada masa yang akan datang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, saya tunggu kedatangannya yang ketiga kali.. :)

      Hapus
  10. Masya Allah, indahnya...
    Ijin follow yah #197

    BalasHapus
  11. selagi membaca, aku nyari pose dangdut abang yang satu ini. hahaha dan ternyata ada di bagian akhir..
    keren tripnya!
    semoga bisa yaa, kalau sudah lulus aku backpacking ke Sumatera.. kemarin baru sampai Lampung..

    BalasHapus
    Balasan
    1. apa saya sudah sebegitu dangdutnya makanya kamu bilang begitu?
      aamiin, yang penting semoga kelulusannya berkah,
      tapi satu hal yang ganjil, Lampung itu sudah Sumatera, Pita..

      Hapus
    2. soalnya hampir disetiap acara jalan-jalan, ada pose dangdutnya bang. hehe

      maksudku... sumatera bagian utaranyaaa.. Lampung kan masih ujung selatan... belum jauh.
      sama abang ini.. harus jelas, logis, dan tidak mengkhayal. hahaha

      Hapus
    3. berarti idealnya juga harus seprti ini, kalau Pita berkunjung langsung ke pulau Sabang, di ujung Sumatera itu juga bukan Sumatera..
      Sumatera mana yang sesuai harapan kamu, Pita?
      kami sebagai orang Sumatera menuntut penjelasan..

      Hapus
    4. iya, terima kasih sudah meminta (menuntut) penjelasan kepada saya. Mohon maaf kalau selama ini banyak sekali salah pemilihan kata ketika berinteraksi.

      Iya, kalau berkunjung ke Pulau Sabang berarti tidak berkunjung ke Pulau Sumatera bang,, kan ke Pulau Sabang. Jelas sekali.

      Jadi, Sumatera harapanku adalah keseluruhannya. ehehe

      selamat pagi abang! Jangan galak, masih pagi ;p

      Hapus
    5. selamat pagi, Pita..
      dan sekarang saya diajari masalah Geografi?

      Hapus
    6. Selamat sore abang.
      Iya. Maaf ya kalau merasa seperti digurui.
      Salam hangat!

      Hapus
    7. tidak, Pita..
      saya hanya teringat pernah dijewer guru geografi

      Hapus
  12. saya pernah ke danau toba. pemandangannya kereeeen banget, kami kesana pake 2 mobil pariwisata, kami ada 50 orang waktu itu. waktu kami parkir di prapat mau ke pulau samosir awalnya gak ada yukang parkir. eh pas udah mau berangkat ke medan ada 2 orang preman ngaku ngaku sebagai tukang parkir dan maksa minta uang parkir 100ribu satu mobilnya. dengan trpaksa kami patungan buat bayar parkiranya.

    emang semahal itu uang parkir disana ya mas? padahal parkirnya gak sampe 3 jam lho.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hadeh,
      yang bgitu lah yang bikin buruk image Toba mas, ya orang2 bodoh dan pemalas seperti itu,
      iya, saya tidak menyangkal kecurangan seperti itu dan saya turut prihatin, saran saya mas bisa laporkan di pos polisi yang tersebar di daerah wisata, karena memang seharusnya tidak ada yang sperti itu,
      jangan bosan ke Toba ya mas..

      Hapus
  13. Fotonya keren2 ...
    Si Singamangaraja XII itu, muslim kan ya?
    Waah heroik sekali beliau itu ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sih yakinnya beliau memang muslim mbak,
      tapi walaupun terlepas dari itu tetap saja dia pribadi yang heroik..

      Hapus
  14. Salam kenal mas yudi.. Maira dari Malaysia. Medan bagus bangat! Indah dan nyaman..saya baru sahaja ke Berastagi Nov yg lepas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga kak Maira,
      iya, lain kali kak Maira bisa juga datang ke Balige seperti yang saya tulis dan pulau Samosir yang indah.. :)

      Hapus
    2. Hari itu tak sempat ke Danau Toba berikutan Gunung Sinabung yg meletus pada 24 Nov...Insha Allah ada rejeki bisa ke Pulau Samosir juga nanti...

      Hapus
    3. aamiin,
      iya ya, akhir2 ini gunung Sinabung memang sedang erupsi,
      tapi tak apalah, Brastagi juga tak kalah indah dibanding Samosir.. :)

      Hapus
  15. -___- berenti sampe dipostingan ini aja dah, saya mupeng soalnya bang... T____T. oya, itu koq museumnya sepi banget bang? pada liburan gitu pegawainya ato gimana? hihihi. padahal museumnya yg keliatan megah banget! :o

    BalasHapus