Kartu Pos |
Bermula saat Kaoru yang tinggal di negeri antah-berantah, mengirimkan foto-foto huntingnya di pantai Parangtritis di tahun 2008. Satu hal yang saya suka dari Kaoru adalah ide-ide kreatif, gila, menembus batas dan beberapa hal yang dilebih-lebihkan lainnya, hehe. Foto-foto yang dikirim berupa Kartu Pos yang sudah 4 lembar saya terima. Kartu-kartu tersebut dikirimkan secara berkala perminggunya. Kartu pos yang sangat indah, bagian depannya bergambar keindahan alam panorama pantai Parangtritis yang diambil dari kamera Kaoru. Katanya, dulu dia cuma ingin melakukan hobi korespondensi dengan temannya di Singapura melalui surat-menyurat, karena mereka ingin mengumpulkan perangko-perangko khas negara masing-masing, hingga suatu saat alatnya berubah menjadi kartu pos yang dijual dipasaran. Karena bosan dengan gambar-gambar yang sudah umum tersebut, Kaoru mencoba mendesain sendiri kartu pos dengan hasil jepretannya, dan hasilnya: saya sampai terkagum-kagum, tidak percaya kalau itu hasil fotonya. Dia juga mengirimkan kartu-kartu pos itu kepada Die yang berada di Pekan Baru, dengan versi dan gambar yang berbeda. Setelah beberapa lembar yang dikirimnya, akhirnya malah Die yang mengirimi saya kartu pos, hanya saja bukan hasil foto tetapi hasil desain dengan komputer, gambar kartu pos diatas adalah gambar yang dikirimkan Die kepada saya, tetapi sudah beda dari versi aslinya yang berwarna putih dan tulisannya yang hitam, hingga saya mengedit dan jadilah gambar diatas, lalu kartu pos tersebut sudah saya teruskan kepada kedua teman kental saya tersebut dan jadilah kami anak muda yang hidup jaman sekarang tapi masih hobi korespondensi dengan jasa pak pos.
~Requiem et Reminiscence~
(alhamdulillah, ape kate Kyo gak pake Die ame Kaoru?)
uhm ... Kaoru, kayak nama tokoh utama di Taiyou no Uta ... btw, masalah kartu pos ... desain sendiri itu gimana cara perijinannya dengan pihak Pos sendiri?
BalasHapusmas john: gak ada pake masalah perijinan tuh mas,
BalasHapustinggal ambil contoh kartu pos aja,
samain ukuran, sama kemiripannya..
jadi deh.. >:)
wah hebat deh jaman sekarang masih make surat-suratan manual
BalasHapusexort: ya dunk, sensasinya beda, apalagi kalo prangkonya unik.. breaking the habbit..! hehe..
BalasHapusnice habbit bro :D
BalasHapuscyam: terima kasih sudah berkunjung.. :)
BalasHapusitu puisi saya dedikasikan untuk almarhumah eyang kakung saya mas
BalasHapussi jenius: subhanallah, pantas saja, tapi jujur, saya memang orangnya kurang bisa menangkap maksud dari karya sastra indah tersebut..
BalasHapustetep berkarya ya mas, sekarang mas punya pembaca setia puisi2 nya..
wah... keren mas... salutttt...
BalasHapusmas albert: hehe, lamo tak basuo mas.. :)
BalasHapus