Senin, 18 April 2011

Visual Kei

Kata seorang teman, akhir-akhir ini saya lagi mellow-mellownya. Nggak tau sih apa yang buat dia bilang gitu ke saya, tapi saya kan memang orangnya lembut -uwekh..!-. Dari permintaan seorang teman blogging yang meminta saya membuat review musik lagi, temanya adalah musik theme song yang kita banget, yang mengiringi aktivitas kita satu minggu ini. Kalau saya baca review dia sih, bagus sekali, beberapa album diantaranya dari genre classic orchestra yang sampai sekarang saya gak ngerti bagusnya dimana, konon hanya orang-orang yang mengerti komposisi yang menyukai genre ini. Hmm, karena kebetulan satu minggu ini saya lagi break dengerin musik metal terutama nu-metal (never die bro..!), maka saya mengambil alternatif dangdut. Hehe, Ya tidak mungkin lah, akhir-akhir ini saya suka teringat waktu pertama dulu mulai dengerin musik Jepang, mungkin kelas 3 smp, lagu pertama yang saya dengarkan dari Laruku judulnya Niji, saya rasa itu masterpiecenya mereka, aransemennya matang banget. Dari situ juga saya mulai mengenal Visual Kei yang musiknya membuat saya serasa dalam film kartun. Ya, satu minggu terkhir ini sangat menakjubkan, banyak hal yang aneh, serasa hidup dalam film kartun, untuk itu kali ini saya akan review beberapa album Visual Kei yang satu minggu ini rasanya saya banget dari juara satu sampai tiga, hehe.

Nightmare - Historical - The Highest Nightmare

Band yang pernah mengisi soundtracknya Death Note ini menurut saya band yang paling anime. Hmm, karena saya lagi mellow-mellownya, album mereka cocok sekali. Nuansa Japanese Rocknya kental sekali, dengan tempo lagu yang cepat diiringi distorsi tipis twin gitar (atau dengan efek harmonist), sedikit berasa heavy metal. Lirik-liriknya puitis ditambah dengan Chiba yang memiliki suara khas opera dengan range vokal yang bagus, naik turun secara drastis, kadang berat dan tiba-tiba tinggi dengan teknik falsetto yang manis. Bagi sebagian orang, musik mereka kadang terdengar datar dengan tempo cepat yang monoton, tapi menurut saya aransemen mereka bagus, setiap track mempunyai ciri khusus yang kuat, contohnya dalam lagu Jibun no Hana dan Akane. Penampilan mereka juga tidak kalah drastis. Ini adalah album kompilasi sekaligus the best of nya mereka (10th anniversary). 

Kagrra - Hyakki Kenran

Saya tidak setuju pendapat yang mengatakan Isshi memilliki suara seorang banci. Bagi saya, suaranya Isshi itu unik, memang agak halus sih. Menurut saya, Kagrra adalah pelopornya Neo-Japanese Music, lagunya punya nuansa timur sekali dengan iringan Koto (alat musik petik tradisional Jepang), yang lebih hebatnya dipadukan dengan instrumen moderen dengan ciri khas permainan drum ala disko. Band yang satu label dengan The Gazette ini tetap konsisten dengan idealisme mereka. Saya suka track2 dan track6 (soalnya judulnya pakai huruf kanji) dari album ini, yang saya rasa punya soul yang unik dan easy listening. Hmm, satu lagi, lagu Shiroi Uso yang saya persembahin buat Mbak Ratna, teman kerja waktu di Yara dulu yang saat ini sedang masa istirahat setelah usus buntunya dienyahkan, hehe. Cepat sembuh ya mbak.

The Gazette - DIM

Ini dia, band yang paling banyak fansnya, di Jepang dan negara-negara lain. Mereka sering tur internasional lho, bahkan katanya udah ngalahin Diru. The Gazette mengaku memiliki musik sendiri yang mereka namakan Gaze Rock. Band yang memiliki tampang cantik ini memiliki musik yang sedikit keras (lagi-lagi, hehe). Tapi ada juga lagu ballad jadul dari mereka yang saya tau cukup terkenal dengan judul Cassis. Dari album ini saya suka dengan lagu The Invisible Wall yang penuh semangat (tapi kok ada kata-kata sup babi nya ya, haha) dan Guren yang santai. The Gazette cocok untuk alternatif bagi yang ingin sesekali tidak mendengar distorsi yang merajalela dengan hentakan beat seperti petir oleh Dir en grey karena musik mereka lebih memiliki rhytm. Sang bassis Reita yang punya ciri khas penutup hidungnya sering melakukan solo action nya di lagu-lagu mereka. Aransemen Hip-Rock juga sedikit terdengar di beberapa lagu mereka yang membuat band ini tidak terlalu monoton.

Yah, itu tadi review tak seberapa saya, hehe. Sebetulnya saya juga ingin menampilkan dua album lagi dari Girugamesh dan Alice Nine. Album terbaru Girugamesh berjudul Go cukup asik juga, tapi karena ya itu tadi saya kan lagi mellow-mellownya jadi gak disertain deh. Jadi ingat pertama masuk kuliah dulu, sering muter Girugamesh - Glamorous Sky, santai tapi asik. Kalau Alice Nine dengan album Gemini, hmm, sebetulnya saya sudah agak bosan jadi gak disertain, tapi pada album ini konsep mereka bagus sekali lho. Yah, setelah merasa satu minggu seperti dalam film kartun, mungkin nanti jadi suka lagi sama death metal, bukan black metal yang sesat itu, tapi lantunan-lantunan indah berisi tentang kehidupan dunia yang sangat fana, kebesaran Tuhan, hanya saja disampaikan dengan cara yang berbeda. Salam Blogging..!

13 komentar:

  1. Met Malem Sob... wah lagi pindah aliran buat denger J-Music rupanya hhe... klo aku sih dari dulu ampe sekarang tetep dengerin Musik Jepang tiap hari haha.... but, Just YUI hhe... yg lain aku gak suka haha... :)

    Death Note klo Kartunnya sih au suka tapi untuk OST'y berat banget kayanya buat didenger hha.. mending juga dengerin lagu2 di game Auditions klo aku wkwkwk...

    ya pokoknya apapun selera musiknya... selamat menikmati hhe...

    BalasHapus
  2. kalo adek saya suka banget sama Gazette om :)

    BalasHapus
  3. Aku juga tuh, suka juga dengan lagunya Yui...apalagi Good bye day.andalan banget...

    BalasHapus
  4. kebetulan ketiga album ini saya malah baru tahu dari sini. secara belom pernah mendengarkan lagunya, jangankan dengerin. tau penyanyinya aja nggak. hehehe..

    BalasHapus
  5. Band-band yg luar biasa, mmmm.... mana yg paling sukses kira2 ya??

    BalasHapus
  6. >mas dj: weleh, kalo saya mah sebaliknya, saya kurang suka sama J-Pop, terlalu mellow walaupun saya orangnya mellow, hehe..

    >mas john: betul dugaan saya, Gaze Rock emang punya nama di Indonesia..

    >mas fadly: wah, ternyata mas fadly suka juga sama Yui ya? hmm, boleh lah..

    >mas gaphe: iya mas, di Indonesia memang masih sedikit yang tau..

    >mas fahri: hmm, saya rasa The Gazette..

    BalasHapus
  7. >mbak cyaam: akhirnya, owner rumah matahari kembali..

    tapi..

    INI SEMUA GAK ADA HUBUNGANNYA SAMA JAZZ..!

    baca bagus2 dunk..!

    BalasHapus
  8. emang, tau kok udah dibaca...
    tapi kan emang tetep musik Jazz paling oke. hahaha

    #ngajak perang

    BalasHapus
  9. guess what? saya juga dengerin Gazette beberapa hari kemaren. agak ga ngeh sama musiknya. soalnya bukannya apa-apa selera musik saya mungkin ga se-ekstrim dikau. tapi yang jadi jawara di playslit saya masih Pachelbel sama Kevin Kern, juga Kenny G. dan saya masih cinta Home Made Kazoku dkk yang berbaik hati menyumbang lagu untuk ost anime fave saya, naruto

    BalasHapus
  10. >chiaki: ah, anda hanya mendengarkan musik instrumen yang high mellow, (padahal saya rasa saya sangat mellow), dan selera anda juga sangat major (menurut saya, siapa sih yang gak nonton naruto, there's no something different, not like me, hehe) saya suka metal tapi saya sengat100x mellow, hehe..

    BalasHapus