Apa kabar sahabat Blogger semua? Yah, akhirnya saya bisa posting lagi, walaupun sekarang blogging hanya bisa saya lakukan di waktu senggang. Kesibukan di kantor membuat saya cukup lelah, sampai-sampai kalau sudah di rumah pengennya cuma tidur aja. Mumpung gak ngantor, banyak sekali yang ingin saya ceritakan disini, tapi mengingat hal itu tidak begitu penting, apalagi lucu juga rasanya kalau blog ini hanya saya gunakan buat curhat saja, hehe.
Di tempat saya sekarang ini, saya benar-benar harus belajar dari awal lagi untuk menjadi seorang akuntan. Apalagi akhir Desember kemarin saya terjebak dalam situasi tutup buku dimana paling tidak ada 20 berkas yang sudah nongkrong di atas meja kerja saya perharinya. Maklum, unit penempatan saya ini memang baru 5 bulan berdiri, dan perusahaan sedang dalam masa gencar-gencarnya mencapai Break Event Point (BEP) atau bahasa daerah saya balik modalnya. Disaat yang sama saya masih harus mempelajari Kebijakan-kebijakan Kredit dan Nota Kesepahaman Kerja yang dari awal masuk sudah saya terima. Belum lagi review aset debitur macet yang sudah 3 bulan tidak dikerjakan oleh bagian Audit, hal ini betul-betul tidak ada di dalam S.O.P. Banyak sekali alasan mereka, mulai dari sulit ketemu nasabah, orang tua meninggal, adiknya menikah, aah..! seharusnya saya cukup berkata kepada mereka: memangnya apa urusanku dengan masalah kalian itu..! Hmm, sabar-sabar, saya harus banyak belajar untuk lebih bersabar, setidaknya di dunia yang "baru" ini, saya mulai mengenal dan mempelajari tentang karakter-karakter orang, karakter di kehidupan yang sebenarnya.
Di sisi lain, saya masih sangat berharap dapat bekerja sesuai dengan basic pendidikan yang pernah saya lalui. Walaupun kadang kita tidak bisa terlalu memaksakan keinginan kita dengan kenyataan yang sebenarnya. Tapi itu tidak akan membuat saya menyerah, Ibu, abang-abang dan kakak saya juga mendukung niat saya ini. Mereka menyarankan kepada saya agar jangan cepat puas, jadikan momen ini sebagai batu loncatan untuk yang lebih baik. Saat ini saya hanya ingin terus menambah pengalaman walaupun di sisi lain, alhamdulillah, hasil yang saya terima bisa dikatakan lebih dari cukup untuk hidup saya. Tapi, kemarin saya juga dapat nasihat dari kakak kalo saya itu gak boleh "gaji oriented", ntar hasilnya saya jadi orang yang ngapa-ngapain hanya karena uang. Sebenarnya, akhir-akhir ini mulai ada ketidak cocokan antara pekerjaan dengan hati saya, entah ini hanya sebuah benturan idealisme atau apa, yang jelas rasanya seperti ada yang mengganjal di hati saya. Mungkin sahabat-sahabat yang pernah kerja di perbankan ngerti kali ya? (tapi saya juga lagi nyari-nyari info kok, siapa tau bisa dipindahin ke unit Syariah, hehe). Apalagi kemarin, waktu minta pendapat dari keluarga dan teman-teman dekat, intinya mereka berpendapat buat apa dilanjutin kalo di hati gak nyaman?. Ah, saya masih belum banyak belajar, saya masih takut membuat keputusan yang bisa jadi berakhir konyol. Saya masih tetap pada prinsip: dimanapun kita berada, lakukanlah hanya yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan, dan jangan berhenti untuk mencari yang lebih baik.
Semoga Allah membukakan mata hati kita semua, Aamiin.
Di tempat saya sekarang ini, saya benar-benar harus belajar dari awal lagi untuk menjadi seorang akuntan. Apalagi akhir Desember kemarin saya terjebak dalam situasi tutup buku dimana paling tidak ada 20 berkas yang sudah nongkrong di atas meja kerja saya perharinya. Maklum, unit penempatan saya ini memang baru 5 bulan berdiri, dan perusahaan sedang dalam masa gencar-gencarnya mencapai Break Event Point (BEP) atau bahasa daerah saya balik modalnya. Disaat yang sama saya masih harus mempelajari Kebijakan-kebijakan Kredit dan Nota Kesepahaman Kerja yang dari awal masuk sudah saya terima. Belum lagi review aset debitur macet yang sudah 3 bulan tidak dikerjakan oleh bagian Audit, hal ini betul-betul tidak ada di dalam S.O.P. Banyak sekali alasan mereka, mulai dari sulit ketemu nasabah, orang tua meninggal, adiknya menikah, aah..! seharusnya saya cukup berkata kepada mereka: memangnya apa urusanku dengan masalah kalian itu..! Hmm, sabar-sabar, saya harus banyak belajar untuk lebih bersabar, setidaknya di dunia yang "baru" ini, saya mulai mengenal dan mempelajari tentang karakter-karakter orang, karakter di kehidupan yang sebenarnya.
Di sisi lain, saya masih sangat berharap dapat bekerja sesuai dengan basic pendidikan yang pernah saya lalui. Walaupun kadang kita tidak bisa terlalu memaksakan keinginan kita dengan kenyataan yang sebenarnya. Tapi itu tidak akan membuat saya menyerah, Ibu, abang-abang dan kakak saya juga mendukung niat saya ini. Mereka menyarankan kepada saya agar jangan cepat puas, jadikan momen ini sebagai batu loncatan untuk yang lebih baik. Saat ini saya hanya ingin terus menambah pengalaman walaupun di sisi lain, alhamdulillah, hasil yang saya terima bisa dikatakan lebih dari cukup untuk hidup saya. Tapi, kemarin saya juga dapat nasihat dari kakak kalo saya itu gak boleh "gaji oriented", ntar hasilnya saya jadi orang yang ngapa-ngapain hanya karena uang. Sebenarnya, akhir-akhir ini mulai ada ketidak cocokan antara pekerjaan dengan hati saya, entah ini hanya sebuah benturan idealisme atau apa, yang jelas rasanya seperti ada yang mengganjal di hati saya. Mungkin sahabat-sahabat yang pernah kerja di perbankan ngerti kali ya? (tapi saya juga lagi nyari-nyari info kok, siapa tau bisa dipindahin ke unit Syariah, hehe). Apalagi kemarin, waktu minta pendapat dari keluarga dan teman-teman dekat, intinya mereka berpendapat buat apa dilanjutin kalo di hati gak nyaman?. Ah, saya masih belum banyak belajar, saya masih takut membuat keputusan yang bisa jadi berakhir konyol. Saya masih tetap pada prinsip: dimanapun kita berada, lakukanlah hanya yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan, dan jangan berhenti untuk mencari yang lebih baik.
Semoga Allah membukakan mata hati kita semua, Aamiin.
kebayang deh sibuknya kamu yud, hehehe... sukses slalu dek.
BalasHapusurusan prinsip hidup mah kamu juga gak ada matinya. yah memang kalo gak cocok dihati, tinggalkan jangan sampai kamu jadi terbiasa menyampingkan hati.
selamat menikmati liburnyaaaa
jangan sampai di manfaatin lho mas di tempat kerjaan....
BalasHapus:)
ya kerja dulu yg bener baru mikir soal gaji ya.
BalasHapuskerja keras memang boleh, kerja cerdas itu harus, dan kerja ikhlas itu lebih utama. karena semua rizki mesti jadi kebaikan dan ketenangan hati kita.
BalasHapuskerja keras memang boleh, kerja cerdas itu harus, dan kerja ikhlas itu lebih utama. karena semua rizki mesti jadi kebaikan dan ketenangan hati kita.
BalasHapusNikmati dan sukuri apa yang ada :)
BalasHapustetap semangat y,kawan
BalasHapussalam hangat dari blue
tetap semangat ...dan smg mendapatkan perkerjaanyg di idam2kan selama ini ... Aamiin
BalasHapuswaaaaaaaaaah akuntan itu cita-cita dulu aku :( semangat Mas ! :)
BalasHapussaya juga nanti bakal mengalami kesibukan seperti itu dan blogku akan terlantar
BalasHapusnamun yang penting masih ada semangat saja sudah untung
benar juga, apa urusannya dgn masalahmu, semua orang punya masalah masing-masing
BalasHapustapi kerja musti tetap profesional
Assalamualaikum. Saran saya berhenti kerja dari bank saja. Hidup sudah diatur Tuhan. Jangan Khawatir dengan rezeki. Saya sudah baca buku dan pendapat ulama tentang perbankan, sama saja kita berkerja di lahan riba. Riba itu haram, dan kita mendapat gaji dari haram itu. Jangan tersinggung mas, hanya mengingatkan. Perbankan non-shariah serta shariah sama saja. Saya baca buku tidak shariahnya bank shariah, asal-usul uang kertas, asal-usul riba, asal-usul perbankan. Itu semua adalah kaki tangan mereka yang mau mengambil harta di jalan bathil, riba. Check wakalanusantara.com. di situ banyak informasi penting. =)
BalasHapus>mbak syam: tapi saya masih belum ada back up mbak..
BalasHapus>mas zone: oke mas..
>mbak fanny: kalo gaji dulu baru kerja gimana mbak? hehe :p
>mas rusydi: karena itu saya sulit ikhlas mas..
>mas baha: iya, tapi jangan jadi berhenti mencari yang lebih baik..
>mas blue: salam..
>mbak sukma: iya mbak, terima kasih..
>dek retno: wah iya ya? saya malah gak pengen..
>mas john: tumben dewasa gonggongnya..
>mas rio: professional is the first mas..
>mas reza: kalau begitu, pekerjaan apa di negara kita ini yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan bank/uang mas? bukankah mas sendiri pakai uang untuk hidup (emas/dinar dalam syar'i), sementara uang adalah produk sistem ekonomi kapitalis, bukankah yang ada selama ini disekitar kita adalah sistem yang non-syariah, maka dengan asumsi segala hal yang tidak syar'i adalah haram, maka sama saja kita hidup dengan penuh keharaman. Bagaimanapun, itu tadi hanya persepsi pesimis dari saya, kita bisa hidup lebih baik, tetapi tetap saja kebenaran mutlak ada pada Allah, saya juga sudah bilang tidak akan berhenti di titik saya sekarang, saya akan mencari yang lebih baik..
semua berawal dari niat.
BalasHapus:)
Wah, hebat mas seorang akuntan. Pasti pusing mikir laporan kalo pas tutup buku. :)
BalasHapusSaya msh kuliah, tp bkn jurusan akuntansi. Apa bisa krja di Bank atau di perusahaan2 lain jg ya?!
Oya, boleh nimbrung dikit gak?!
BalasHapusBetul jg kata Mas, Peran Perbankan skrg sangat penting. Utk usaha, dan ujung2 nya juga buat makan. Seperti yg kita ketahui membungakan uang disebut riba, tapi menurut saya bunga yg sewajarnya itu tidak terlalu masalah, karena di bank sebelum dilakukan transaksi jg telah disepakati sistem pembayaran dan disetujui oleh kedua pihak yg bertransaksi. Menurut saya tidak masalah, selagi bunga yg diberikan msh dalam batas kewajaran, dan itupun dalam jangka waktu tertentu hingga semuanya lunas..
Kalo bank syariah, sepertinya jg hampir sama ya, hanya saja mgkin bunga'y lebih ringan, dan sistem bagi hasil.
(maaf jika ada salah bicara, saya hanya mahasiswa biasa)
Oya, boleh nimbrung dikit gak?!
BalasHapusBetul jg kata Mas, Peran Perbankan skrg sangat penting. Utk usaha, dan ujung2 nya juga buat makan. Seperti yg kita ketahui membungakan uang disebut riba, tapi menurut saya bunga yg sewajarnya itu tidak terlalu masalah, karena di bank sebelum dilakukan transaksi jg telah disepakati sistem pembayaran dan disetujui oleh kedua pihak yg bertransaksi. Menurut saya tidak masalah, selagi bunga yg diberikan msh dalam batas kewajaran, dan itupun dalam jangka waktu tertentu hingga semuanya lunas..
Kalo bank syariah, sepertinya jg hampir sama ya, hanya saja mgkin bunga'y lebih ringan, dan sistem bagi hasil.
(maaf jika ada salah bicara, saya hanya mahasiswa biasa)
wa'alaikumsalam...
BalasHapusalhamdulillah saya baik,mas.. ^^
semoga Allah memberi yang terbaik,
mungkin Yudie bisa segera mendapat pekerjaan yg lebih baik, banyak2 minta ya sama Allah semoga bisa pindah ke unit Syariah.. :-D
BalasHapussukses selalu ya Yudie, dgn pekerjaannya.. bener sekali jgn money oriented, yg penting pengalaman dulu :-D
whatever you do, wherever you are, do the best!
BalasHapushmm biasa menghadapi pekerjaan-pekerjaan baru, kadang memang butuh adaptasi yang lebih.
tapi kan pasti bisa yaa?? yakin aja, do the best!! Chaiyooo
>mbak sri: betul mbak..
BalasHapus>mbak uc: wah, terima kasih dukungannya mbak..
>mbak faiz: aamiin..
>mbak tia: iya mbak, aamiin..
>mas yoga: hajar terus mas..!
Berkunjung kembali..
BalasHapusTetap semangat aja ya Mas Yudi..
Selamat Berteman.. :D
Gaji-oriented?
BalasHapusKita kerja 'kan memang untuk uang. :D