Minggu, 10 Maret 2013

Journal: Bumi Serambi Mekkah

Langit
Alhamdulillah, akhirnya bisa nyambung postingan yang kemarin soal petualangan saya dan si Kribo. Kali ini cerita akan saya mulai di hari Sabtu tanggal 2 kemarin. Malamnya kami bersiap dari Rantauprapat menumpang Bus jurusan Medan. Karena memang Rantauprapat letaknya di jalan lintas Sumatera, menunggu bus bukanlah hal yang sulit, kita bahkan dapat memilih bus yang sesuai dengan kenyamanan ataupun kantong kita. Ongkos bus Rantauprapat-Medan bervariasi antara 40-100 ribu rupiah. Sedangkan kami, naik yang standar-standar sajalah, gak terlalu murah, juga gak mahal.

Ini namanya narsis sebelum take off
Sampai di kota Medan subuh sekitar jam setengah 5 pagi, karena pesawat yang kami tumpangi jam 11, kami memutuskan untuk singgah di rumah abang saya di daerah Medan Johor, mandi, sarapan sampai jam 9 kami berangkat dengan taxi Bluebird yang tarifnya tergolong murah, dari rumah saya hanya 25 ribu dan mereka menjamin tidak akan terlambat, jika keterlambatan dikarenakan pihak Bluebird maka mereka akan mengganti tiket pesawat, wow. Sampai di bandara kita gak perlu check-in lagi, karena udah dilakukan via web maskapainya, selain menghemat uang, kami pun terhindar dari antrian.

Pengen lompat liat awannya
Penerbangannya singkat, cuma 30 menit udah nyampe. Jam 11:30 kami sampai di kota Banda Aceh. Ada pengalaman seru saat kami memutuskan untuk tidak menaiki jasa transportasi yang ada di bandara itu. Saat itu kami berfikir dengan berjalan 1-2 km dengan membawa tas berat sampai ke jalan utama, kami akan menemui angkutan umum yang namanya Labi-labi, angkotnya orang Aceh, tapi sampai lebih jauh dari itu ternyata tidak ada angkutan tersebut ke daerah itu, kami menyesal tidak percaya dengan sopir-sopir yang nawarin jasa tadi. Di tengah jalan yang terik, ada seorang ibu yang sedang mengendarai sepeda motor menghampiri kami dan menawarkan jasanya. Yah, anggap saja ibu ini tukang ojek, katanya, kami kurang yakin, tapi karena tidak ada pilihan lain kami mau. Yang bikin lucu itu karena kita bertiga, jadi Rudi yang bawa motornya, saya ditengah, dan ibu itu di belakang, saya digencet dari belakang sama ibu itu yang tubuhnya subur, sial. Memang jauh ternyata untuk sampai di pemberhentian Labi-labi ke arah kota Banda Aceh, ibu itu pun hanya minta 25 ribu, ya kami dengan senang hati membayarnya.

Masjid Raya Banda Aceh

Masjid Raya Banda Aceh
Sampai di kota banda Aceh, tepatnya di daerah pusat pasar, karena semua Labi-labi di kota ini arahnya ke pusat pasar, kami lalu bertanya kepada beberapa orang sekitar dimana letak daerah Peunayong, dimana terdapat banyak Hotel, Penginapan, Guest House dengan tarif dari murah sampai naudzubillah, hehe. Kami tanya beberapa hotel, dan akhirnya kami putuskan menginap di Hotel Aceh Barat, tarif yang disediakan dari mulai 65 ribu sampai 350 ribu rupiah permalamnya. Seperti biasa, kami mengambil range tengah demi mempertimbangkan kenyamanan dan ekonomisnya. Makan siang, berisitirahat sebentar, lalu sorenya langsung jalan ke Masjid Raya banda Aceh.

Pose di salah satu jembatan kota Banda, hehe
Gapura dalam
Mukanya Baban terlalu kriminal berfoto disini
Karena hari Minggu, kota Banda Aceh sore itu lumaya ramai. Banyak yang berkunjung ke daerah Masjid Raya, apalagi cuaca cukup cerah. Kami shalat Ashar, foto-foto narsis, lalu bergerak ke beberapa tempat yang tidak begitu jauh dari sekitar Masjid. Kata orang situ sih jauh, bagi kami itu deket banget, mereka kemana-mana naik angkutan, kami malah jalan kaki, kan lebih asik, hehe.

Taman-taman Kota & Museum Tsunami

Saya rasa, kota ini memiliki banyak sekali taman. Ada yang namanya taman Sari, seperti taman peninggalan masa kerajaan dulu kalau saya tidak salah. Juga beberapa taman dengan fasilitas bermain anak-anak yang ditata rapi dan penghijauan yang oke.

Salah satu tanah lapang yang dibangun objek seni abstrak, saya sendiri tidak tahu artinya
Di sekitar kota banyak tempat bersantai keluarga, dan kami rasa pemerintah setempat berhhasil mengelolanya dengan baik. Kota ini cukup bersih dengan petunjuk akses-akses jalan yang lengkap. Cenderung tenang, tidak seperti kota Medan, yang, taulah, hehe. Kami mengitari kota, dan ketemu taman dan tanah lapang lagi, kali ini di tempat itu sedang berlangsung acara launching produk baru sepeda motor dengan acara musik dan fashion show. Lumayan, pas sekalinya jalan-jalan, lagi banyak hiburan, lumayanlah nonton konser dan lihat mbak-mbak cantik memperagakan busana. Awalnya kami kira kami akan melihat model-model dengan pakaian sexy menantang, eh ternyata, saya lupa ini kan Banda Aceh, tapi lumayan juga lah lihat model-model centik, hehe.


Selesai lihat hiburan gratis, kami melanjutkan jalan kaki ke Museum Tsunami Banda Aceh. Tempat ini dibangun untuk memperingati kejadian Tsunami yang menimpa banda Aceh. Di dalamnya terdapat visualisasi artistik tentang dahsyatnya bencana tersebut dan dokumentasi lengkap tentang peristiwa tersebut.

Salah satu sisi museum dengan bentuk cerobong, dimana bagian bawah adalah nama-nama mereka yang menjadi korban dan di ujung atasnya terdapat lafal nama Allah.
Pose nelpon atau memang nelpon?
Ruang dokumentasi  digital
Ketemu tempat yang cocok buat pose narsis
Ada beberapa ruangan yang sengaja didesain mencekam, misalnya dindingnya dialiri air dan kondisi cahaya galap dan terdengar lantunan ayat-ayat suci yang membuat hati menjadi sedih membayangkan ribuah korban yang tewas hanya karena peristiwa ini. Ada juga galeri foto dari fotografer nasional maupun internasional yang merekam dahsyatnya ujian Allah tersebut. Kita bisa belajar banyak dari semua yang disajikan di museum ini, terutama tentang bagaimana harus bangkit lagi, walau harus mengalami banyak kehilangan.

Hmm, sebetulnya ada banyak objek wisata di Banda Aceh, pantai-pantai memukau seperti Lampuuk dan Lhok Nga, tapi kami sepakat hanya akan wisata laut di Pulau Sabang, hehe. Oke, sampai di sini cerita wisata kilat kami di kota Banda Aceh, karena esoknya kami akan menyeberang ke pulau terujung dari negara ini, Sabang.


Salam jepret..!

29 komentar:

  1. Wah, enak nih jalan2 di Aceh, museum peringatan itu unik juga ya sob, desain luar dan dalamnya kereeeennn.... Emang cocok dah buat foto2 di sana, BTW, ane heran lho sob, emang di pesawat boleh foto2 ya?? Hehehehe.... Mampir jga di blog ane ya sobat Yudie

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak boleh, ente kayak gak ngerti aja kelakuan kite..

      Hapus
    2. HIhihi... Top margo top deh, hihii....

      Hapus
  2. Pengen ke Banda Aceh, kira2 sama Martapura religius mana ya..hmm, kulinernya ga ada mas? Yaah, sayang banget.. Semoga kalian selamat sampai Sabang ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. lah, kalo Martapura saya malah gak pernah tau mbak,
      ada sih nyobain makanan khas, tapi malu foto2, hehe..

      Hapus
  3. .: Wah enak bisa liburan, salam kenal kawan...^_^

    BalasHapus
  4. Wah baru dapat nih kejadian tukang ojek di bonceng ma penumpangnya :)

    Kapan2 ajakin kesana yah, kira2 beberapa hari disana habis berapaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. di saat2 darurat emang kadang hal aneh terjadi mas,
      haha, kalo diinget2 malu juga sih..

      Hapus
  5. wah wah wah sudah ke Banda Aceh rupanya :-)

    BalasHapus
  6. museumnya...hmmm...
    mungkin suatu hari, jika ditakdirkan ke banda aceh, kayanya mending ke museumnya dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, sebaiknya mas googling dulu deh soal Banda Aceh,
      masih banyak lho tempat yang keren..

      Hapus
  7. weih Bang, ada juga penginapan yang 65 ribuan ya Bang..
    kalo naik bus ke Aceh dari Medan kira-kira berapa ya Bang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bus Medan-Aceh 120 ribu ki, udah patas n AC..

      Hapus
  8. informasi yg sangat bermanfaat utk saya yg belum pernah ke aceh. mksh sudah berbagi

    BalasHapus
  9. wah, asyik bnget tuw jalan2nya...
    pgen bnget kesana, huhuhu

    BalasHapus
  10. lumayan tuh jadi pengojek sementara, untung nggak dijadikan menantu sama si ibuknya hhh.

    Reportasenya keren dan komplit, seperti perjalanan backpacker yang membuat saya jadi tergiur melakukannya apalagi wilayah sumatera belum pernah saya jamah

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh, gawat donk kalo gitu mas, haha..
      iya mas, ke sumatera makanya, ntar hubungin saya, hehe

      Hapus
  11. itu foto awannya menyebalkan, bikin iri :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. memangnya awannya merebut pacar kamu, Yen?

      Hapus
    2. bukan, awannya ga mau jd pacar saya #ngawurbeud

      Hapus
    3. tidak sepantasnya kata2 itu keluar dari perempuan beristri, eh, bersuami, Yen..

      Hapus
    4. oh gitu..brarti keluar dari saya pantas dong

      Hapus
  12. wah seni abstraknya Dija suka Om..
    kayak pelangi yaaa

    BalasHapus