Rabu, 30 Maret 2011

Narcism

Kali ini saya akan menuliskan apa yang mereka katakan dalam hati. Orang-orang narsis tua dan muda, sadar dan tidak sadar. Karena penulis blognya saya, jadi ya suka-suka hati saya, hehe.


Baban: "sebenarnya aku sadar akan difoto, tapi mau gimana lagi, aku kan harus jual mahal, terpaksa aku pura-pura tidak tahu.."

Yudie: "aku yakin, aku lebih keren dari tiang lampu jalanan ini, buktinya tiang ini diam saja, mungkin dia minder berfoto denganku.."

Almahyra: "$#@$#@ &(*&%$ (*&(_)) %$#%#@ ^$^%..!"

Narcism adalah penyakit yang tidak memandang usia. Dikarenakan tidak ada yang mengerti bahasanya Almahyra, Omnya yang baik hati menerjemahkan.

Almahyra: "eh ada kamera, pose aah, siapa tahu ntar fotonya masuk koran..!"
Anak-anak IT: "eh, pose yuuk, kita trio macan banget loh, trio macan plus komodo..!"


Yudie: "kali ini aku betul-betul yakin aku lebih keren dari tiang lampu jalanan ini..!"
Saat itu saya yang sedang belajar foto HDR berkata pada baban: Ban, temenin hunting yuk, aku pingin belajar foto manusia. Tiba-tiba Baban langsung meninggalkan saya tak begitu jauh lalu dia berpose dan berkata: Ayo, apalagi? bagus nih poseku. Saya terdiam, daripada dia semakin menjadi-jadi, jepret saja lah.

Senin, 28 Maret 2011

Shot 'Em All..!

PW

Seseorang mengabadikan gambar saya saat nyari spot. Walaupun candid, hasrat narsis memang selalu menjadi-jadi. Thanx to Mysterious.


















Melihat Hasil Buruan

Untung saja ada Mas Kribo yang membantu saya. Lain waktu dia harus mengajari saya menggunakan Nikon D90 (bukannya membantu menghabiskan makanan).



"kenarsisan merajalela.."

Selasa, 22 Maret 2011

Ketinggalan Kereta

Yah, begitulah adanya. Pagi ini dimulai seperti biasa, hanya saja saya akan mengikuti ujian tengah semester di kampus. Jam 07.55 saya sampai di kampus, cuaca hari ini cukup dingin ditambah nyala ac di ruangan ujian yang membuat saya kedingianan. Jam 08.00, ujian dimulai, kami mengerajakannya dengan tertib, setelah itu selesai pada pukul 09.20.

Hari ini saya akan pulang ke Rantauprapat (Jumat ujian lagi, Medan lagi, habis ujian pulkam lagi, weleh-weleh, capeknya), karena Kamis ini abang saya akan menikah. Sebelum itu, kakak yang berada di Padang dan juga sedang dalam perjalanan ke Rantauprapat meminta saya untuk mengirimkan barang peralatan rumah tangga via kereta api, maka begitu ujian selesai, saya langsung menuju stasiun kereta untuk menanyakan harga pangiriman. Setelah mengetahui harganya dan saya telah sampai di rumah untuk mempersiapkan kotak-kotak yang akan dikirimkan, maka saya pun juga bersiap, memasukkan beberapa pakaian yang tidak sempat dilipat, lalu memanggil becak (becak khas Medan menggunakan sepeda motor) untuk membawa barang-barang dan juga saya tentunya, semuanya selesai pada pukul 10.24.

Mulai bergerak ke stasiun kereta dengan gesitnya abang tukang becak yang sudah dari awal saya bilang padanya: Bang, tolong cepat ya, saya ngejar kereta nih (dengan wajah terburu-buru). Sampailah kami di stasiun kereta, lalu saya ke bagian pengiriman barang dan mengurus administrasinya. Waktu menunjukkan jam 11.05, sedikit kelegaan menghampiri saya. Lalu saya coba bertanya kepada seorang petugas pengiriman: Oh iya Mas, kereta yang berangkat sekarang jam berapa ya? lalu dia jawab: Loh? sudah dari tadi berangkatnya, keretanya jam 10.30.

Terkejut, sedikit pucat, dan rasanya ingin berteriak sekencang-kencangnya AAARGH..! Duh, sial sekali rasanya, saya memang jarang menaiki kereta yang berangkat jam 10.30 ini, lebih sering kereta api malam. Tapi paling tidak, barang-barang yang berat ini sudah ditaruh di tempat pengiriman. 

Jarak rumah ke stasiun lumayan jauh, dan kereta selanjutnya pukul 15.00. Kebingungan mulai menghampiri: waduh, mau ngapain nih saya, kalau nunggu masih ada 4 jam lagi, kalau pulang habisin ongkos. Saya duduk terdiam di ruang tunggu di dekat loket, jika perut orang lain hanya keroncongan, maka perut saya sudah ngegrowl, maklum, dari pagi belum ada makan, mana cuaca dingin lagi.Setelah berfikir cukup lama, lalu terbesit ide: nyari tempat makan yang bisa nongkrong saja. Lalu saya kepikiran dengan mall yang berada tidak jauh dari stasiun kereta api Medan, jaraknya hanya sekitar 300 meter, dan tiga kali menyebrang jalan. Sampai di mall (dengan tas bawaan seperti seorang backpacker), mulai mencari tempat makan yang cocok, kemudian mata saya tertuju pada tulisan: Free WiFi. Hmm, ini namanya kesempatan, lalu saya mulai memesan makanan, setelah menghabiskannya, mulai deh, blogging menuliskan kesialan saya saat ini karena kesalahan saya sendiri. Masih ada 2 jam lagi sebelum kereta selanjutnya, sedkit malu sih, padahal makannya sebentar, nongkrongnya lama, haha.


thanks buat mas Rendy Widjaya,
sarannya oke banget, kalau gak dikasih saran,
gak tau deh mau ngapain di sini,
kirim salamnya pasti disampein mas..

Selasa, 15 Maret 2011

Kyo Daily Notes 01

Setelah berhenti bekerja part time di kantornya Mas Rendy, Kyo sekarang punya banyak waktu luang, hobinya tidur siang sudah merajalela. Hobi-hobi yang lain juga sudah mulai mendapatkan tempat khusus di hati Kyo: Senin bersemangat ke kampus karena futsal, Rabu malam ngaji sama anak-anak Rantauprapat yang kuliah di Medan, Jumat latihan drum dan Minggu adalah hari yang paling mengasyikkan bagi Kyo karena ada saja yang kurang kerjaan ngajakin ngumpul lah, ngerjain desain lah, minta bantuin di bengkel lah (padahal bagi Kyo Minggu adalah hari bermalas-malasan). Sudah hampir satu tahun lebih Kyo juga mengajar privat kepada anak teman dekat ayahnya, Dr. Khairil Anwar. Kyo sangat mengagumi Om Iril (panggilan Dr. Khairil) yang dokter spesialis penyakit THT. Om Iril selalu menyempatkan diri setelah menutup prakteknya di sore hari untuk mengobrol hangat ditemani kopi dan short cake buatan istrinya. Lelaki tua itu sering bercerita tentang ayah Kyo yang dahulu teman sekolahnya. Aktifitas ini mungkin sebentar lagi juga mulai berhenti, karena anaknya akan menghadapi ujian akhir nasional tingkat SMA yang akan dilaksanakan. Om Iril pernah berpesan: nanti tetap sering main ke sini ya, Om gak ada teman ngobrol. Kyo pun berjanji akan selalu berkunjung, dalam hati Kyo berharap semoga anaknya Om lulus lalu diterima di universitas yang ditujunya.

Yah, sekarang adalah waktu yang ditunggu oleh Kyo. Aktifitas kampus yang sedikit, hal-hal baru, juga rencana yang sudah disusun dalam waktu dekat. Temannya Kaoru yang telah lulus lebih dahulu sekarang sudah bekerja di sebuah NGO di pulau Sinabang, Aceh dan Die yang akan liburan lewat pertengahan bulan ini. Hal ini langsung dimanfaatkan oleh Kyo dengan mengundang mereka ke acara pernikahan abangnya sebentar lagi di Rantauprapat. Kaoru kemungkinan besar akan datang (demi persahabatan, hehe) dan Die sudah pasti. Dipastikan ketiganya akan melakukan ritual lama mereka di sebuah tempat yang dahulu dikenal sebagai Sarang Bandit sekarang menjadi Bait Al-Bandit.

Sekarang Kyo juga menyukai blogwalking, dan dari kebiasaannya itu dia juga mempunyai beberapa teman baru. Sejauh ini, belum ada teman kampusnya yang mengetahui keberadaan situsnya, tapi dia heran kenapa ada tiga orang teman kampusnya yang menjadi follower?. Salah satu yang menjadi target tinjauan umum nya adalah Rumah Matahari. Kalau blognya dibuka, suara alunan musik terdengar indah walaupun Kyo tak mengetahui itu lagu apa dan siapa penyanyinya. Pemilik Rumah Matahari heran, kenapa Kyo mengaku sebagai Monster tapi profil picturenya Satria Baja Hitam RX?. Hahaha, itu karena aslinya memang buruk (monster) tetapi dari luar terlihat baik, sekali lagi: hahaha..!  Ini dia sedikit cuplikan dari Rumah Matahari: Hei kesatria ber-Baja hitam!!!

"Adalah dia, Y*** D******* yang meng-icon-kan diri dengan gambar kesatria baja hitam yang sedang pamer sixpack hitamnya, dia adalah seorang yang mengaku monster sekaligus mahasiswa USU yang soleha, Loh?!, penggemar music-musik aneh bin ajaib yang kalau saya baca postingannya serasa ada di dunia lain, penyuka hitam, dia juga fotografer handal (tapi lebih handal saya kan? Kan? kan???), suka travelling bersama Mas Kribo, dan pengunjung setia blog saya tentunya. Oh iyya, si yudi ini juga tukang jalan… terbukti komen-komennya dia ada dimana-mana blog/web/situs yang saya datangi, dan karena dia juga sekarang saya sudah mulai Blogwalking lagi, bersosialisasi lagi, alhasil blog saya juga mulai rame pengunjung dan pemerhati. Ternyata punya teman nge-blog itu asik juga yah! Menjadi spirit tersendiri…

Ini Rasanya seperti nge-Blog di era baru, bersama generasi-generasi baru *halah.

Terimakasih… Hei kesatria ber-Baja hitam!!!"

Membaca itu, Kyo terdiam, karena sang pemilik blog adalah Blog Walker Senior sekaligus master landscape dan human photography. Bertempat di Makassar (beberapa foto kerennya membuat Kyo penasaran ingin ke Makassar). Wah.. wah.. wah.. dasar mbak Cyaam.

Rabu, 09 Maret 2011

Biar Foto Yang Bicara (bag. 2)


Tetesan Terakhir
iso: 120
f: 2,8
flash: soft

Masih dari koleksi jadul, pengambilannya pagi hari, tanaman bunga tetangga, hehe. Sisa embun yang menempel pada ujung daunnya terlihat lucu bagi saya, langsung foto deh. Karena cahaya masih belum terlalu mendukung, penggunaan soft flash di pagi hari mungkin cukup membantu. Kilatan cahaya diatur 50% dari normal, tidak akan terlalu menonjol dan cukup membuat kesan beku/freeze. Salam Jepret..!

Senin, 07 Maret 2011

Biar Foto Yang Bicara (bag. 1)

Bunga Kuning Si Pohon Jati
iso: 80
f : 2,8
flash: no

Hmm.. Emang foto bisa bicara? kalau ada yang bisa bicara pasti sudah saya ajak ngobrol sambil ngopi sore-sore, hehe. Foto di atas adalah koleksi jadul saya, bunga pohon jati (kalau tidak salah sih), soalnya pohonnya mirip pohon jati, daunnya lebar-lebar. Waktu pengambilannya siang hari, jadi saya tidak memerlukan kompensasi iso yang berlebihan agar detil (walaupun sedikit, hehe) masih tertangkap tipis. Salam Jepret..!

Kamis, 03 Maret 2011

The Newsmaker

Beberapa isu yang dilatar belakangi politik sedang berkembang di negara ini serasa tak berhenti saling menyusul untuk menyembul keluar, dengan sensasi yang cenderung dramatis: pencitraan secara total, tarik-menarik kepentingan dan impian omong kosong. Di zaman dahulu, negeri dengan ribuan pulau ini adalah "Sapi Perah" bagi kaum yang melakukan ekspansi, kaum yang lebih pantas disebut penjajah itu merasa diri mereka berhak bahkan atas harga diri bangsa yang dijajahnya -budak-. Penjajahan tersebut tidak saja mengenai sumber daya alam apa yang mereka ambil dari negeri ini, tetapi mungkin juga nilai luhur apa yang sudah mereka ambil atau setidaknya mereka ubah dari kepribadian berbangsa kita? Lalu, kembali tentang isu yang sedang berkembang saat ini, apakah kedua hal (penjajahan & politik isu) memiliki korelasi yang dapat ditarik sesuai fase waktunya dan apa saja yang mengindikasikan kedua hal tersebut saling berhubungan?

"berikan aku lima pemuda, dan aku akan mengubah dunia..!" -Soekarno

Sebelumnya, saya hanyalah mahasiswa yang sedang dalam penysusunan skripsi sebagai syarat (syarat? huh..) untuk kelulusan. Jadi uraian ini tidak akan mempunyai maksud politis, dimana saya juga harus melakukan pencitraan yang baik tentang saya dengan menjelekkan lawan politis, dan itu apabila saya politikus. Saya juga tidak akan berbicara secara diplomatis terkait dimana lembaga saya menuntut ilmu. Wah.. wah.. wah.. jadi (menurut banyak orang) saya sebagai mahasiswa biasa yang juga dengan prestasi di bawah biasa, harus berbicara sesuai porsinya. Saat ini, kita semua sudah tidak asing dengan media televisi , dimana kita dapat melihat segala macam hal yang terjadi bahkan dari belahan bumi lain. Informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus ada dan tersedia setiap harinya karena kita memerlukannya bahkan untuk kelangsungan hidup kita. Mengapa demikian? misalnya saja: seorang broker saham setiap pagi akan menyiapkan kopi hangatnya lalu membuka channel berita terutama tentang pasar, pergerakan saham, dan bisa saja fluktuasi harga cabai merah, karena dalam bidang karirnya informasi tersebut adalah kunci dalam mengambil keputusan penjualan atau pembelian. Kunci tersebut harus benar, karena dia tidak akan mau keputusan yang diambilnya berakhir sebagai spekulasi konyol.

Sedikit cerita diatas adalah informasi yang dibutuhkan, yang apabila validitas informasi atau kebenarannya sesuai, maka keputusan yang diambil akan baik (saya tidak bilang benar). Lalu apa yang terjadi apabila informasi yang diterima adalah salah: disusupi maksud-maksud tertentu dari beberapa pihak, keberhasilan atau kegagalan yang dibesar-besarkan, pengalihan perhatian massa, dan yang terburuk pengaburan dari informasi tersebut. Beberapa hari yang lalu, kita melihat berita seorang polisi yang menjabat kepala urusan kriminal negara ini dibebaskan dari tahanan dan dibiarkan kembali bekerja seperti biasa. Jujur saja, saya tidak begitu mengikuti perkembangan kasus yang melibatkannya tersebut, tapi seorang yang bahkan tidak mempunyai latar belakang akademis sendiri dapat melihat bagaimana janggalnya proses tersebut, bukankah tahun lalu suatu lembaga yang memberantas koruspsi berhasil menyadap pembicaraannya? (kurang jelaskah?) bagaimana suatu lembaga yang mengkalim dirinya sebagai pihak yang berwajib itu ternyata didalamnya terdapat bursa jual-beli (apapun yang mereka transaksikan adalah hal yang menjijikkan). Seorang teman saya mempunyai pendapat tentang lembaga penjaga keamanan negara ini: apa yang tidak bisa dikasuskan? Di sisi objektif lain saya mengagumi kejujuran bapak mantan kepala urusan kriminal itu, tanpa mengurangi sedikitpun rasa muak saya terhadap lembaganya.

Ada 2 pola yang saya coba rumuskan dari pantauan terhadap isu-isu yang saling tikam agar dapat menyembul keluar dan mendapatkan atensi massa:

Pertama: apabila masalah menyangkut pemerintahan terutama dampak sistemik ekonomi maka akan ada isu tandingan yang konteksnya diluar masalah eknomi tersebut yang akan terus digembar-gemborkan oleh semua media, contohnya: harga kedelai impor akan mengalami kenaikan sekitar 30%, dipastikan pengusaha kecil dan menengah akan memangkas biaya produksi apabila tak sanggup bertahan maka akan bangkrut, begitu juga cabai merah, pencabutan subsidi BBM, harga beras, gaji anggota DPR dan lain-lain, maka isu tandingannya bisa saja berasal dari olah raga (masalah PSSI) atau bahkan dari luar angkasa, hehe, kemarin kita dikejutkan dengan fenomena crop circle yang seharusnya tidak perlu menjadi headline selama dua minggu. Karena crop circle kita jadi kurangg mengawasi koruptor, bisa jadi kan? Bukan, bukan begitu.. Tetapi karena pengalihan perhatian tersebut dapat berpengaruh terhadap keputusan dewan wakil rakyat yang menampung aspirasi masyarakatnya.

Kedua: apabila masalah menyangkut korupsi, media akan mengekspose secara mendalam, kritis, objektif dan hal tersebut sangat mendidik masyarakat. Masalah ini tidak akan mendapat isu tanndingan, karena perhatian massa dapat dikendalikan oleh media, hal itu tentu saja sudah benar, karena dengan begitu masyarakat akan dapat memantau kinerja pihak-pihak yang terkait. Lalu apa yang akan dilakukan pemerintah yang menyebut diri mereka wakil rakyat dengan gaji yang sedikit dan itu membuat mereka bersedih (bahkan ada yang curhat gajinya tidak naik?). Mereka akan melakukan sederatan rapat dengan jadwal yang melelahkan -tinggal duduk- sampai karena lelahnya berfikir kritis itu, mereka sering ketiduran, kalau tidak sesuai maka akan berkelahi seperti anak TK. Rapat-rapat itu sangat panjang, kalau dulu ada kasus Century, maka sidang dengar pendapatnya baru kemarin lho, ada yang kerjanya ngomel, sahut-sahutan, walk-out, adu kuat suara dan akhirnya siapa yang setuju ada hak angket atau tidak. Dari itu saja dapat dilihat, yang setuju pasti punya kepentingan, yang tidak setuju ya sudah pasti punya kepentingan juga. Karena rapat-sidang-tidur mereka itu terlalu lama, perhatian massa akan berkurang, padahal hal itu tidak perlu terjadi menurut beberapa ahli tata negara dan pengamat politik.

Yah, itulah 2 pola asal-asalan yang saya rumuskan, dan saya rasa negara-negara Arab perlu meniru kita: mengapa harus menekan masyarakatnya dengan kekerasan, alihkan saja perhatian mereka dengan omong kosong (kebohongan), hahaha.

Kembali ke paragraf satu, apa hubungan semua ini dengan penjajahan? Seperti yang saya uraikan sebelumnya, mungkin mereka (penjajah) sudah mengambil atau mengubah sesuatu dari bangsa kita. Kita tahu, penjajahan dengan politik memecah belah yang dikerjakan dengan cantik selama 3,5 abad. Setelah mereka pergi dari tanah ini, kita juga kedatangan saudara jauh dari asia yang biadab dengan kerja paksanya, lalu setelah mereka juga pergi, kita memasuki kemerdekaan dimana kita harus berdiri dengan hukum kita sendiri. Lalu apakah hukum yang kita gunakan sekarang ini adalah hukum yang murni kita susun sendiri tanpa ada pengaruh penjajah kita? Jawabannya tidak, hukum yang kita gunakan saat ini adalah hukum negeri eropa yang pernah menjajah kita atau setidaknya ada kemiripan. Ya, mereka sudah biasa memecah belah segalah hal yang bersatu, karena sulit sekali mematahkan sebuah lidi dibanding dengan sapu yang terikat. Bagaimana memecah mereka? salah satunnya dengan memecah perhatian mereka. Lalu, bagaimana dengan kerja paksa? sekarang kan sudah tidak ada lagi? jawabannya: omong kosong..! dalam negara yang menerapakan Syariat Islam secara menyeluruh (saat ini tidak ada satupun negara yang menerapakan syariat Islam) maka gaji guru dan peneliti atau berbagai hal yang berhubungan dengan pendidikan menempati posisi tertinggi. Kita lihat di negeri ini, orang yang mencurahkan hidupnya untuk mengajari, memberikan pendidikan yang disebut guru, memiliki gaji yang termasuk paling rendah dibanding profesi lain -ironis-.

Apakah semua ini akan berakhir sebagai masalah yang tak mempunyai solusi? Tidak, untuk mengubah semuanya kita tidak perlu memecat orang-orang yang mengatur negeri ini dengan orang lain, karena sistem yang sudah salah dari awal, akan menghasilkan orang-orang yang begitu saja. Sistem lah yang perlu diganti, bukan dirombak. Alahamdulillah, Allah yang maha sempurna pasti juga menciptakan sesuatu yang baik untuk ciptaannya. Syariat berasal dari pencipta yang tak mungkin ada kesalahan bagiNya, untuk itu gunakan saja sistem yang sudah diaturNya tersebut. Pasti kita akan merasa tidak mungkin untuk mengganti sesuatu yang sudah mendarah daging apabila memikirkan ini itu nya, tetapi Dia tidak akan mengubah keadaan kita menjadi lebih baik, kalau bukan kita yang mengubahnya, sekarang.