Senin, 31 Desember 2012

The Compilation II

Saya dan Kakak Ajaib saya mungkin bisa saja menyebut ini tradisi keluarga. Tradisi keluarga yang seperti apa ya? hmm, ini tradisi tentang hobi kami berdua yang sama-sama suka fotografi, tapi kalau dibandingkan dia, apalah saya, haha. Kami memang suka mengabadikan hal-hal yang kami lihat dalam bentuk foto, tapi memang akhir-akhir ini saya memang sudah tidak pernah foto-foto lagi sih. Yup, seperti tahun lalu, kami bersama membuat kompilasi foto untuk menutup tahun 2011, Mbak Syam menulis Rumah Matahari: The Compilation sedangkan saya Inside Yudie: The Compilation. Sekarang, seperti tahun lalu, kami juga akan menutup tahun dengan kompilasi foto-foto pilihan kami. Dan lagi-lagi saya harus kalah lagi dari dia karena saya memang gak pernah hunting lagi (kamu tau mbak, alat itu sudah saya jual, haha.. :p), jadi saya akan mengangkat tema Biar Foto Yang Bicara. Kompilasi saya kali ini tidak akan berkategori seperti tahun lalu, tapi semua foto dengan seri dan judul yang sama. Okelah kalau begitu, langsung saja silahkan melihat-lihat galeri kami.. :)


Senin, 07 Maret 2011
Biar Foto Yang Bicara (bag. 1)
Bunga Kuning Si Pohon Jati
iso: 80
f : 2,8
flash: no

Hmm.. Emang foto bisa bicara? kalau ada yang bisa bicara pasti sudah saya ajak ngobrol sambil ngopi sore-sore, hehe. Foto di atas adalah koleksi jadul saya, bunga pohon jati (kalau tidak salah sih), soalnya pohonnya mirip pohon jati, daunnya lebar-lebar. Waktu pengambilannya siang hari, jadi saya tidak memerlukan kompensasi iso yang berlebihan agar detil (walaupun sedikit, hehe) masih tertangkap tipis. Salam Jepret..!


Rabu, 09 Maret 2011
Biar Foto Yang Bicara (bag. 2)
Tetesan Terakhir
iso: 120
f: 2,8
flash: soft

Masih dari koleksi jadul, pengambilannya pagi hari, tanaman bunga tetangga, hehe. Sisa embun yang menempel pada ujung daunnya terlihat lucu bagi saya, langsung foto deh. Karena cahaya masih belum terlalu mendukung, penggunaan soft flash di pagi hari mungkin cukup membantu. Kilatan cahaya diatur 50% dari normal, tidak akan terlalu menonjol dan cukup membuat kesan beku/freeze. Salam Jepret..!


Jumat, 05 Agustus 2011
Biar Foto Yang Bicara (bag. 3)
The Green Bridge
iso: 200
f: 2,8
flash: no

Awalnya sih saya kepingin expose face dari depan, tapi waktu pengambilan di pagi hari yang menurut aturan kurang tepat karena serangga cenderung liar di pagi hari jadi seharusnya menunggu hari agak gelap. Yah, karena yang fotoin saya, jadi gak biasa pake aturan-aturan, hehe. Saya cuma suka momentnya, dan seperti biasa karena ini postingan yang bersambung dan dari judulnya saja sudah begitu, jadi saya hanya bisa memberikan nama untuk fotonya, kalau konsep serta maknanya biar sahabat saja yang menilai.


Minggu, 20 November 2011
Biar Foto Yang Bicara (bag. 4)
Bike In BW
iso: 800
f: 5,6
flash: soft

Sebetulnya bukan dalam rangka pengen foto-foto sih, cuma kebetulan si bapak pengendara sepeda tersebut lewat saat saya dan teman-teman lagi ngopi bareng di cafe langganan kita. Kegiatan yang paling menyenangkan setelah sedikit lelah dengan beberapa urusan ya ngopi sore-sore. Yang lain pada mesen kopi olahan semua: caffe latte lah, machiato lah, saya tetap dengan kopi original favorit, Sidikalang Coffee, it's the best flavour of Indonesian Coffee lho..!. Postingan ini masih merupakan lanjutan dari postingan dengan judul yang sama, hanya saja sudah sampai pada bagian 4. Semoga masih bisa posting foto-foto lagi, karena akhir-akhir ini juga sudah tidak pernah hunting. Hmm, buat sahabat-sahabat, salam jepret..!


Sabtu, 26 Mei 2012
Biar Foto Yang Bicara (bag. 5)
Sky And Sea
iso: 100
f: 11
flash: soft

Foto diambil saat pertama kali saya menginjakkan kaki di pulau Batam, bulan Februari kemarin. Bukan dalam rangka liburan (hiks..), tetapi karena ada perjalanan dinas ke sana dan skill camp yang berlangsung 3 hari. Kalau sekarang udah jarang banget hunting, karena udah kehabisan ide dan tidak terlalu punya banyak waktu, tetapi saya tetap menyukai hobi ini. Kalau saran saya sih, untuk view luas sebaiknya menggunakan lensa range zoom pendek dengaan diafragma lebar, karena saya gak punya lensa wide, yah dipada-padain deh dengan trik diagonal side point, walaupun tidak terlalu berhasil. O ya, mulai dari foto ini sampai foto-foto seterusnya karya saya, watermark dan style bordernya berubah seperti diatas, soalnya ada beberapa teman yang komplain dengan watermark yang dulu, mungkin karena ada 666 nya kali, padahal tidak ada maksud tertentu dan karena hanya saya yang tau artinya. Akhir kata buat sahabat-sahabat, salam jepret..!


Selasa, 29 Mei 2012
Biar Foto Yang Bicara (bag. 6)
Surya Rezki R
iso: 80
f: 3.2
flash: no

Bukan foto yang baru sih, stok tahun lalu saat saya dan Kiki, panggilan teman saya diatas berlibur ke pantai Kelang, cukup jauh dari Medan. Walaupun sudah sore, kita tetap gak kehilangan hasrat foto-foto, apalagi dia yang sangat narsis, hehe. Kami sudah lama tidak bertemu karena dia tinggal di Jakarta, kalaupun dia pulang kampung ke Medan, malah saya yang sudah tidak tinggal di Medan lagi. Agak sulit memang mengatur pencahayaan kalau sudah sore, tapi kalau pakai flash, takutnya wajahnya kilat, hehe. Segitu aja kali ya, selamat malam sahabat-sahabat, salam jepret..!


Senin, 08 Oktober 2012
Biar Foto Yang Bicara (bag. 7)
Tongging Hill
iso: 1000
f: 5.6
flash: no

Stock foto lama saya waktu masih suka foto-foto, hehe. Kalau gak salah waktu lebaran bareng keluarga di Medan, sambil jalan-jalan ke daerah danau Toba. Tempat ini sangat mengagumkan, karena dari sisi yang berlawanan kita akan melihat air terjun Sipiso-Piso membelah tebing yang sangat tinggi dan aliran airnya membentuk sungai yang langsung mengalir ke danau Toba. Sayang, untuk mendapatkan view keduanya secara bersamaan kita harus berada jauh dan lebih tinggi untuk mendapatkan view wide yang luas. salam jepret..!


Kamis, 11 Oktober 2012
Biar Foto Yang Bicara (bag. 8)
Si Paku Yang Bengkok
Iso: 80
f: 2.8
flash: yes (lapis kertas tisu)

Lagi seneng upload stock foto nih, kalo yang ini udah lama banget malah. Foto ini saya ambil di kota Lamno, NAD, pagar rumah kakak saya dulu yang sekarang tinggal di Padang. Kali ini tidak seperti biasanya, saya tidak menggunakan Canon EOS 350D tapi hanya kamera poket biasa, Canon Digital Ixus 65. Saya emang suka ngambil gambar semi macro, tapi cuaca agak mendung jadi agak minim cahaya, ditambah penggunaan iso low, dengan maksud agar detail lebih terasa, ternyata tidak begitu berhasil karena faktor goyang akan sangat berpengaruh. Hmm, itu aja deh, buat sahabat semua, salam jepret..!


Senin, 17 Desember 2012
Biar Foto Yang Bicara (bag. 9)
Bergaya
Iso: 1200
f: 3
flash: no

Teman-teman saya memang pada narsis, banyak banget koleksi mereka di laptop saya, tapi saya rasa ini sajalah yang dipilih untuk melanjutkan seri fotografi yang khusus dengan dan judul ini. Paling enak ya emang kalo libur atau longweekend ya sahabat-sahabat, kita bisa ngumpul seru sama teman-teman yang udah jarang ngumpul. Hmm, bagaimana dengan rencana liburan akhir tahun sahabat-sahabat? jangan lupa diabadikan dalam foto ya. Salam Jepret..!

Fotografi dapat menjadi sebuah ekspresi diri kita untuk menunjukkan betapa kita menghargai setiap keindahan, waktu yang berlalu dan kejadian-kejadian yang mengiringinya. Tak diperlukan standar untuk yang namanya keindahan, abadikan saja, toh kita yang paling mengerti apa indahnya. Nah, itu tadi sedikit kompilasi dari saya, hehe. Gak yakin tahun depan bisa posting lagi atau enggak, semoga sih iya. Postingan ini adalah postingan terakhir saya di tahun 2012. Tetap jepret ya sahabat-sahabat..!

pro: Posting ini seharusnya release tanggal 31 Desember 2012. Saya sudah menjadwalkan semuanya sejak tanggal 26 Desember 2012 karena terlalu sibuk di akhir tahun. Satu kebodohan yang membuat ini menjadi sebuah kesalahan teknis dan tersimpan sebagai draft. Sory my Sist..

Selasa, 25 Desember 2012

...


Aku tak begitu ingat lagi sudah berapa lama kita saling membantu. Aku yakin sudah ribuan informasi yang kita saling referensikan, baik orangmu, orang kalian, atau orang-orang lain yang mungkin akan menjadi "orang kita". Aku tak bisa memungkiri beberapa hal yang disokong oleh tangan kalian. Aku tidak akan menyampaikan betapa aku bingung dengan diriku sendiri karena tak terfikir olehku walau hanya niat untuk berekonsiliasi. Maaf tentang kemarin, tapi kurasa aku merasakan kenyamanan disini. Aku tidak akan pernah memperburuk apapun tentang kita. Aku mengerti semua konsekuensi. Salam..

Minggu, 23 Desember 2012

Everybody needs some time, all alone..

When I look into your eyes
I can see a love restrained
But darlin' when I hold you
Don't you know I feel the same

'Cause nothin' lasts forever
And we both know hearts can change
And it's hard to hold a candle
In the cold November rain

We've been through this such a long long time
Just tryin' to kill the pain

But lovers always come and lovers always go
An no one's really sure who's lettin' go today
Walking away

If we could take the time
To lay it on the line
I could rest my head
Just knowin' that you were mine
All mine
So if you want to love me
Then darlin' don't refrain
Or I'll just end up walkin'
In the cold November rain

Do you need some time...on your own
Do you need some time...all alone
Everybody needs some time...
On their own
Don't you know you need some time...all alone

I know it's hard to keep an open heart
When even friends seem out to harm you
But if you could heal a broken heart
Wouldn't time be out to charm you

Sometimes I need some time...on my
Own
Sometimes I need some time...all alone
Everybody needs some time...
On their own
Don't you know you need some time...all alone

And when your fears subside
And shadows still remain
I know that you can love me
When there's no one left to blame
So never mind the darkness
We still can find a way
'Cause nothin' lasts forever
Even cold November rain

Don't ya think that you need somebody
Don't ya think that you need someone
Everybody needs somebody
You're not the only one
You're not the only one

-Gun N' Roses - November Rain

Minggu malam yang terus dibasahi hujan sejak sore. Ditemani gitar akustik, cuaca buruk dan rasanya pas untuk membawakan lagu ini. Sial..

Kamis, 20 Desember 2012

Pulang

"kemanapun kita pergi, yang dicari pada akhirnya adalah sebuah rumah.."
-Syamatahari

 sumber: Hijautosca

Senin, 17 Desember 2012

Biar Foto Yang Bicara (Bag. 9)


Bergaya
Iso: 1200
f: 3
flash: no

Teman-teman saya memang pada narsis, banyak banget koleksi mereka di laptop saya, tapi saya rasa ini sajalah yang dipilih untuk melanjutkan seri fotografi yang khusus dengan dan judul ini. Paling enak ya emang kalo libur atau longweekend ya sahabat-sahabat, kita bisa ngumpul seru sama teman-teman yang udah jarang ngumpul. Hmm, bagaimana dengan rencana liburan akhir tahun sahabat-sahabat? jangan lupa diabadikan dalam foto ya. Salam Jepret..!

Minggu, 16 Desember 2012

Desember

Inilah bulan, dimana hari Minggu pun tidak dapat terlalu tenang seperti hari Minggu yang lain. Memikirkan tenggat waktu yang semuanya serba dipadatkan karena hari besar, sales-sales di tempat saya kerja contohnya, untuk menutupkan target bulanan saja sering jungkir balik, apalagi terget tahunan yang merupakan akumulasi kekurangan perbulannya dan hari libur seperti ini pun mereka terpaksa berinisiatif untuk melakukan penjualan lagi. Administrasi yang kewalahan mengurusi perpajakan dari setiap supermarket juga tak kalah sibuknya dengan mereka, tapi saya rasa ini murni kesalahan mereka yang suka menunda-nunda menunggu faktur terkumpul banyak dan menumpuk segunung baru diurus. Siapa sih yang tidak mau santai memang, tapi apa gunanya juga kalau dimundurkan ke bulan-bulan yang lalu kita seolah-olah tidak mengerti "kita" masing-masing, bukankah yang lalu seperti tidak kerja bukan? kita hanya senang-senang, ngemil, nyantai, nonton sinetron gak mutu, lihat sekarang mengapa harus terus mengupat dan menyalah-nyalahkan. Ya itu kita, dan termasuklah saya, pasti. Tapi sayang ya, saya tidak perlu repot-repot seperti kita yang seharusnya itu, haha.

Urus saja urusan kalian..

Senin, 10 Desember 2012

Tak ada yang bisa membuat diriku, jauh darimu..

Gak berani kirim, jadi posting disini biar gak ketauan sama orangnya, hehe.. :)

Rabu, 05 Desember 2012

Tak Lagi Soal Investment Board

Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharaqadah menceritakan kepada kami, ia berkata:

"Saya mendengar penduduk bercerita tentang 'Urwah, bahwa Nabi Salallahu Alaihi Wasallam memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor Kambing untuk beliau. Lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor Kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan seekor Kambing. Nabi Salallahu Alaihi Wasallam mendoakannya dengan keberkatan jual belinya. Seandainya 'Urwah memebeli debupun, ia pasti beruntung.." [HR. Bukhari]

Lihat, ini hanya soal waktu untuk mengambil posisi lepas atau tahan. Mengapa sesulit ini dengan kalian teman-teman tersayang?. Mungkin juga kita masih bodoh memang, tapi ingatlah ini tentang Zero Inflation. Teori sabar kalian memang tak pernah masuk ke dalam akalku, bicara jenuh, siapa yang tidak jenuh. Sekalian saja mengapa tidak kita tarik semuanya..?

Dasar bodoh..

Jumat, 30 November 2012

Kyo Daily Notes 08

Sudah lama juga Kyo tidak ke Medan lagi, dan akhirnya 2 hari yang lalu dia dapat kesempatan bersama satu orang rekannya untuk mengikuti sosialisasi tentang asuransi baru dan seminar pengembangan diri di kota itu. Acara yang dilangsungkan sebuah vendor pihak ketiga dengan kerjasama beberapa perusahaan itu bertujuan untuk menumbuhkan motivasi dan semangat. Lumayanlah, karena selain menambah pengalaman, saat itu juga Kyo berkenalan dengan beberapa teman baru.

Hari pertama Kyo bersama temannya memilih untuk tidak pergi kemana-mana walau untuk jalan-jalan, dan beristirahat saja di hotel. Hal itu karena mereka berdua datang dengan kereta api yang sama dan sampai pada malam hari karena masuk kerja sebentar, lagian dulunya mereka memang pernah tinggal di Medan sewaktu kuliah, ditambah temannya itu adalah seorang ayah yang usianya agak jauh dari Kyo, jadi tidak terlalu tertarik untuk hal-hal seperti itu. Keesokan hari paginya, semua berjalan sesuai jadwal, acara berlangsung dari jam 9 pagi, istirahat jam 12 siang, lalu dilanjut kembali jam 2 siang sampai jam 4 sore.

Hanya berkesan biasa bagi Kyo, alasan pertama dia mengikuti ini adalah karena ini dari kantor jadi semuanya gratis, kedua, sudah lama dia tidak mengunjungi Medan. Berbeda seperti beberapa bulan yang lalu saat masih di bank dia mengikuti beberapa wawancara kerja yang mengharuskan bolak-balik Medan, entah mengapa di tempat yang sekarang dia cenderung betah.

Jatah dua hari sebenarnya sempat bagi Kyo jika hanya sekedar melihat gemerlapnya kota Medan sekarang. Tapi entah kenapa dia tidak tertarik dengan semua itu, diapun memutuskan untuk keluar duluan dari hotel dan mengunjungi abangnya yang tinggal di Medan. Kyo dan abangnya bercerita banyak hal, dari mulai bandara udara baru yang sedang dibangun dan bisa langsung check-in dari stasiun kereta api, jalanan yang berubah arah, gedung-gedung tinggi baru, cuaca yang tak menentu dan sumpeknya kota ini.

Yah, begitulah yang ada di fikiran Kyo, tidak ada yang terlalu menarik, setidaknya kali ini dia dapat kesempatan refreshing yang tidak fresh. Toh sekarang dia cukup menikmati lingkungannya. Bersantai di rumah abangya sebentar, lalu dia mendapat telpon bahwa tiket kereta siang ini sudah dipesan oleh temannya dan mereka janji bertemu di stasiun. Hmm, mungkin lain kali kesini akan lebih menarik, fikir Kyo sambil memejamkan matanya mencoba tidur di dalam kereta.

Senin, 26 November 2012

Dari Mail Server Sampai Pegel-Pegel

Tubuh kita biasanya akan sedikit terkejut apabila sehari-harinya jarang melakukan aktifitas fisik yang berat dan lebih banyak duduk atau bersantai. Gejala yang akan timbul biasanya rasa capek yang luar biasa ditambah beberapa pegal di bagian-bagian tubuh tertentu. Hal yang tadi saya alami ya seperti itu, aktifitas di kantor seperti biasa hanya sedikit lebih sibuk karena beberapa hari lagi akhir bulan. Tapi, kalau saya toh tidak kebagian sibuk itu sedikitpun, dari pagi saya hanya memikirkan beberapa teman saya yang mondar-mandir mengurus tugasnya, tapi saya hanya cukup duduk manis di depan dua komputer, memantau rutin dan subrutin sistem yang sekarang mulai terlihat membosankan. Yah, begitulah setiap hari selama dua bulan ini berjalan, kadang saya malah sering minta ke teman saya biar di oper beberapa tugas admin, atau cerita-cerita kosong sama mereka buat ngisi waktu. Tapi yang agak menyedihkan malah kalau akhir bulan, biar dikerjain dari pagi sampai sore juga gak kelar-kelar tugas saya, lah mereka pada pulang semua, gak peduli laporan mereka matching atau enggak dengan bagian lain, semuanya disodorin gitu aja mentah-mentah ke saya. Dulu waktu pertama memang saya perhatiin betul dan dengan detil semuanya, perbaikin ini itu, tapi kalo difikir-fikir sekarang, buat apa juga kayak gitu, kalo kata orang Betawi: ngapain suse-suse, haha. Begitu lengkap, susun report, kirim, toh mereka yang kena batunya, saya cukup dengan urusan saya, hehe.

Online seharian juga sering buat saya bosen, alhasil dua minggu yang lalu saya install deh di salah satu komputer kerja saya game Assassin's Creed: Brotherhood. Speknya gak terlalu mendukung sih dari segi VGA Card, maklumlah bukan dirakit untuk nge-game, haha. Beruntugnya lagi karena ruangan pakai beberapa sekat, jadi makin bebas deh, bawa headphone dari rumah dan bacok sana sini seperti dalam game nya, haha. Tadi sepertinya kesenangan saya itu tidak berlanjut, karena mail server yang kami gunakan selama ini ternyata sudah sekitar 3 minggu tidak berfungsi, jadi saya harus memeriksanya. Selama ini kita menggunakan Ubuntu 11.10. Uuh, malesnya saya otak-atik ini lagi, saya langsung konfir ke IT Operational Risk yang di Medan, enaknya saya cuma perlu mengaktifkan program Team Viewer (saya masih bingung sih makai program ini, sejenis remote desktop kali yak?). Jelasin panjang lebar dan send bug report, eh malah mereka bilang: kami gak mungkin mengurus sampai level itu, itu kan wewenang unit kalian, tapi 2 hari ini harus beres ya. Saya jawab dengan senyum: oke bang, saya tutup telpon dan langsung keluar kata-kata: dasar kampret, mau enaknya aja..!.

Saat itu langsung teringat ke temen saya yang pinter yang sekarang sudah bekerja di sebuah Software Dev. di Jakarta, si Romi. Tapi gak tau kenapa nomornya ni anak sibuk teruuus, gak bisa dihubungin. Padahal saya kan males banget konfigurasi shell ginian (alesan udah lupa semua ilmu kuliah, haha). Akhirnya, saya putuskan untuk mengambil langkah paling bijak: biarkan saja, toh nanti kalau sudah terlalu macet, orang dari pusat datang benerin, haha. Gak tau kenapa akhir-akhir ini sering banget ngikutin tabiat-tabiat temen-temen saya disini, dengan gaya kalo bisa ditunda, ngapaian harus dikerjakan sekarang? haha, sialan. Hmm, lalu kenapa tadi saya jelasin kalo saya capeeek banget, itu tadi karena saya stres sekali, saya coba hampir sekitar 1 jam untuk konfigurasi ulang, malah di-reset, tetep aja balik-balik ke situ juga. Bosan, saya main-main ke gudang stock yang didekat cooling room (kami penyedia daging olahan dan frozen food lain), saya sering ngobrol dengan mereka bagian sales dan purchasing bahkan beberapa sangat akrab. Mulai segan karena saya hanya duduk-duduk sedangkan mereka mengangkati box-box itu, saya mencoba untuk ikut mengangkat beberapa box kecil, tapi ternyata berat juga. Mereka ketawa kecil lihat saya kewalahan dan sedikit kecapean. Wah, sepertinya saya sudah sangat jarang olah raga nih, baru beberapa box saya angkat, saya sudah tidak sanggup lagi, terduduk lemes, dan cuma liatin mereka melanjutkan aktifitasnya. Tapi yah, daripada balik keatas, paling diajakin ngegosip gak berguna, apalagi liat komputernya lagi, bisa-bisa saya ancurin karena stres, haha. Jadi mending disini, melihat orang lain, yang kadang harus berusaha lebih keras untuk melanjutkan hidupnya dan keluarganya, tapi bukan berarti keenakan ngaso di bawah juga, paling kalau otak saya udah gak mumet lagi, saya coba beresin lagi mail servernya.

-Hiburan gak harus yang serba "wah" kok sahabat-sahabat, kadang melihat orang-orang yang keras bekerja dengan ikhlas juga buat kita sedikit tersenyum, bersemangatlaaah..! :)

Rabu, 21 November 2012

Berdamailah

______________________________________________________________________
“This is a message from Muhammad ibn Abdullah, as a covenant to those who adopt Christianity, near and far, we are with them. Verily I, the servants, the helpers, and my followers defend them, because Christians are my citizens; and by Allah! I hold out against anything that displeases them. No compulsion is to be on them. Neither are their judges to be removed from their jobs nor their monks from their monasteries. No one is to destroy a house of their religion, to damage it, or to carry anything from it to the Muslims’ houses. Should anyone take any of these, he would spoil God’s covenant and disobey His Prophet. Verily, they are my allies and have my secure charter against all that they hate. No one is to force them to travel or to oblige them to fight. The Muslims are to fight for them. If a female Christian is married to a Muslim, it is not to take place without her approval. She is not to be prevented from visiting her church to pray. Their churches are to be respected. They are neither to be prevented from repairing them nor the sacredness of their covenants. No one of the nation (Muslims) is to disobey the covenant till the Last Day (end of the world).”


Letter to the Monks of St. Catherine Monastery
______________________________________________________________________


Ingatlah bahwa dia pernah berjanji untuk ini semua. Bukankah dia lebih mengerti daripada kita semua, bahkan bagaimana nasib dunia ini kelak. Jangan fikir bahwa dia tidak pernah tau kondisi kita saat ini, salah, dia faham semuanya jauh diatas mengertinya kita. Tapi, pernahkah dia mengajarkan tindakan yang jelas-jelas salah yang pernah kita lakukan?. Dialah sebaik-baik suri tauladan, kau fikir Al-Quran itu adalah lembaran kertas-kertas berbahasa Arab yang mendiami lemarimu?. Salah, karena kafir sekalipun dapat fasih membacanya mengalahkanmu. Al-Quran adalah representasi universal dari kompleksitas alam semesta yang diformulasikan sedemikian rupa oleh Allah untuk manusia agar tidak mati dalam kebingungan..! Bersyukurlah dia pernah turun di bumi ini, karena hanya dia, si Pembawa Pesan yang mampu menjelaskan bahasa-bahasa langit itu untuk kita. Hargailah perkataannya, hargai semua perjanjiannya, dialah Al-Quran sebenarnya.

Saat merenung melihat sebuah berita di negara ini. Hanya ingin berkata kepada mereka: aku heran apa yang kalian baca dan siapa yang mencontohkanmu berlaku seperti itu?

Semoga masalah sensitif seperti ini tidak pernah terulang di negeri ini lagi.

Sabtu, 17 November 2012

Weekend With The Kribo Part. II

Gerombolan banci kamera
Halooo sahabat semuanya, ngapain aja weekend ini?. Hehe, kenapa? jijik ya lihat foto kami, haha. Yah, jadi cerita kali ini tentang dua hari yang lalu, bertepatan dengan tahun baru Islam, si Baban yang konon sudah setahun ini meninggalkan image kribonya mengajak kami berkumpul. Saya mau dong, kan udah jarang banget bisa kumpul-kumpul sama teman-teman saya satu SMA ini. The Kribo yang terdiri dari Baban, Untung, dan Sugi mengajak pula Jumbo Club yang terdiri dari Iyus, Sheila, dan Muty (nama yang saya kasi buat geng teman-teman perempuan yang bertubuh maksimal, haha). Saya sendiri sebetulnya dulu juga punya geng yang nyatu banget sama saya, sayang kedua teman akrab saya sudah bekerja saling berjauhan, di Pekanbaru dan di Semarang. Balik ke plan-nya Baban, karena si dekil ini selalu ngadain sesuatu serba dadakan, akhirnya ya gak semua bisa ikut, si Untung aja gak bisa ikut karena harus memantau ladangnya, kalo dari Jumbo Club malah lebih parah, Sheila sama Muty gak bisa ikut karena ada urusan, yang bisa cuma si raja makan, Iyuz. Si  Iyuz berkeras tetap ingin ngumpul walaupun cuma perempuan sendiri, akhirnya inisiatf si Baban ngajak teman kuliahnya si Zahra ikutan ngumpul, jadi ada deh temen si buntal.

Lihatlah betapa Dangdutnya wajah kami
Akhirnya Baban mendeklarasikan Proklamasi rencananya, kita diajakin ke tempat outbound yang jaraknya sekitar setengah jam dari kota Rantauprapat. Kita oke-oke aja sih, tapi waktu ngumpul di rumah saya sebelum berangkat kita buat kesepakatan, kalo nanti sudah jauh-jauh kesana dan tempatnya tutup, si Baban harus menanggung semua dari mulai biaya jalan-jalan sampai makan. Awalnya si Kribo berontak, tapi untunglah semua naluri kebinatangannya tidak keluar, dia pun setuju (lagi banyak Job kali, hehe).

Di jembatan gantung pun kalian pose, dasar..
Sampai disana, ternyata lagi-lagi kebodohan merajalela. Tempat outbound yang kami tuju ternyata tutup, dan hanya buka di hari Minggu, kalau hari lain seperti ini, yang buka hanya beberapa itupun tanpa fasilitas guide. Padahal rencananya saya pengen nyobain rafting dan flying foxnya, ah siaaal. Karena sudah terlanjur datang, akhirnya kami yah ngeliat-liat aja. Gak begitu kecewa karena disitu terdapat lokasi yang ditata seperti pedesaan, lengkap dari mulai tempat mandi sampai pondok-pondok untuk makan. Tapi tetap saja, Baban harus menelan ratusan caci maki yang kami suguhkan untuknya, walaupun dia yang traktir.

Saya disuruh bersihin pondok
Si Raja Makan

Akhirnya kita memilih satu pondok untuk beristirahat, untung tadi di jalan sempat beli nasi bungkus. Baban menyesali perbuatan bodohnya, kamipun tak parnah berhenti mengutuk kebodohannya itu. Sugi, melihat ada beberapa sarana yang dapat dimainkan, tak bisa menahan hasrat simpansenya: bergelantungan. Memang ada beberapa sarana yang tidak ditutup, tapi kalau seperti hari ini, pihak outbound ini tidak bertanggung jawab atas apapun yang terjadi.


Sudah dilarang tetap saja, dasar Sugi..
Sudah lawan dua orang, tetap saja kalah berat
Karena saya masih penasaran dengan raftingnya, saya bilang ke Baban dan Sugi ntar kita kesini lagi, tapi kita bertiga aja biar tidak merepotkan. Kalau ada waktu hari Minggu, pas waktu tempatnya benar-benar buka. Hmm, lumayan terhibur juga sih ngumpul-ngumpul bareng mereka, karena kita udah mulai jarang seperti ini karena kesibukan masing-masing.

Sekarang, waktu bersantai masih ada dua hari lagi, selamat menikmati waktu luangnya.

Salam dari kami, tiga pemuda Dangdut..

Selasa, 06 November 2012

Liebster Award

Selamat malam sahabat blogger semuanya, apa kabar?. Hehe, akhir-akhir ini sebenarnya saya kurang memiliki banyak waktu senggang. Imbasnya jadi jarang ngeblog deh, eh sekalinya buka blog itupun pas di kantor, gak sempat BW, gak sempat nulis, jadinya beberapa kali saya cuma posting judul aja yang menurut saya menarik. Hmm, semoga hal itu tidak memudarkan persahabatan kita sesama blogger ya sahabat-sahabat. Sebenarnya pada awalnya saya orang yang paling gak suka nulis, membaca atau apalah yang lain-lain yang membosankan. Tapi semenjak kenal ngeblog, saya mulai menyukai tulis menulis, mulai mencoba memahami gaya penyampaian sahabat-sahabat yang berbeda-beda tetapi tetap satu jua, jadi rasanya walaupun tidak pernah bertemu, rasa keakraban dan kekeluargaan yang lagi-lagi membuat saya ingin selalu menulis bersama sahabat semuanya.

O iya, akhir-akhir ini, blog saya yang hitam pekat laknat ini sering dikunjungi sahabat baru saya lho. Namanya Riki, panggilannya Mince, haha gak kok, maaf ya Ki. Dia anak Medan juga, sepertinya masih mahasiswa deh. Yah, singkat cerita Riki ngasi saya award (makasih banyak ya Riki), namanya Liebster Award. Saya agak heran sih, udah lama banget saya gak dapet award, wong saya juga bukan blogger yang pantas diperhitungkan dan biasa-biasa aja. Jadi intinya award ini punya rules (apa itu rules [?], rules itu kan sakit perut gitu ya? haha) sebagai berikut:

- Tiap orang yang dapat Award harus menulis 11 hal tentang dirinya.
- Jawab pertanyaan orang yang ngasih award
- Tentukan 11 sahabat yang kamu beri award
- Buat 11 pertanyaan untuk orang yang kamu beri award
- Mengunjungi blog yang sudah diberi award, dan jangan memberi award balik

Tapi sepertinya saya harus minta maaf karena saya tidak bisa memenuhi rules ke-3 dan 4, jadi saya kerjakan yang nomor 1, 2 dan 5 aja ya, hehe. Alasannya, hmm, gak ada sih, tapi emang kebiasaan buruk saya kalo dikasih award emang gak pernah menugaskan orang lain untuk meneruskannya, maaf ya kalo berhenti di saya, hehe.

Ini dia nih Awardnya:
kok pink sih, yaiy..! haha
Oke, kalau begitu ini dia 11 hal tentang saya. Huh, agak sedikit gimana gitu, ini yang pertama kali nulis ginian haha.

1. Saya sedang belajar untuk menjadi Islam yang faham lahir bathin.
2. Ibu orang paling hebat, Ayah sumber inspirasi.
3. Pada beberapa hal, saya sangat bersikap konservatif. (maaf, tidak ada penjelasan lanjut)
4. Saya kuno, tidak modern, dan sangat tidak peduli.
5. Pernah mematahkan kayu di kepala waktu belajar gak ngerti-ngerti.
6. Sulit mempercayai orang, tapi kalau udah percaya, sulit buat gak percaya lagi walaupun orangnya bohong. (apa sih maksudnya?)
7. Suka musik dan masak, bagi saya yang namanya musik itu cuma Death Metal dan sejenisnya, kalo masak suka rajin kalo dipuji sama teman-teman, kalo gak, merajuk.
8. Saya suka berdagang.
9. Melawan arus, gak suka sama dengan orang lain, payah.
10. Hoby fotografi.
11. Prinsip: urus urusanmu sendiri..!

Yah, itu tadi 11 hal tentang saya, selanjutnya menjawab 11 pertanyaan dari si Riki:

1. Dimana tempat yang paling ingin kalian kunjungi? alasannya?
Hutan dekat SD saya waktu di Tarutung. Pulang sekolah dulu sering sendirian kesini, rasanya sekalipun tidak punya teman, jadi bisa lebih tenang.
2. Pilih perpustakaan atau toko buku? alasannya?
Perpustakaan. Orang bodoh pun tau di perpustakaan tidak perlu beli tapi bisa baca.
3. Lagu yang paling sering didengar belakangan ini?
Lagunya Symphony X yang judulnya Bastards of The Machine.
4. Apa yang bikin kamu galau?
Maaf, saya bukan anak ABG yang hoby galau.
5. Pilih kuini atau mangga?
Kuini.
6. Film yang paling menginspirasi menurut kalian? alasannya?
Kingdom of Heaven. Yang mau belajar memimpin, tonton film ini.
7. Mata pelajaran favourite waktu SMA? alasannya?
Fisika. Sekitar 5 kali dapet 0 kalo ulangan, rasanya menantang aja.
8. Apa olahraga yang paling disukai?
Bola, Futsal, Sepedaan.
9. Alasan nge-blog apa?
Dulu karena gak punya jejaring sosial, sekarang karena hoby nulis dan fotografi.
10. Phobia sama apa?
Gak ada sih, cuma suka jijik liat kecoa.
11. Hal yang paling kalian sukai?
Persahabatan yang solid.

Nah, udah semua saya jawab kan. Seperti yang saya bilang di awal, maaf kalau saya tidak menentukan siapa 11 orang selanjutnya, bagi sahabat yang mau awardnya comot aja langsung, tapi ikutin peraturannya, jangan kayak saya, hehe. Dan yang satu lagi juga, saya gak buat 11 pertanyaan yang harus dijawab, karena saya emang kurang hoby nanya-nanya orang, haha. Terima kasih ya buat Riki, udah mau kasi award ke saya dan blog saya yang gak ada apa-apanya ini, semoga persahabatan kita bermanfaat.

Kamis, 25 Oktober 2012

Hidup Adalah Matematika Terapan

Apa kabar sahabat semua, kali ini judulnya agak membingungkan ya, hehe. Postingan ini saya tulis cuma karena saya lagi kepengen nulis aja, soalnya besok libur Idul Adha, jadi saya bisa agak santai sedikit. Sebelumnya saya tidak bermaksud untuk mengajari para sahabat yang pastinya sudah master-master soal hidup, ini murni hanya cara pandang saya tentang hidup yang saya lihat dengan cara saya. Saya bukanlah seorang atheis yang tidak percaya akan kebesaranNya, tapi saya juga tidak menyukai saat diri saya berada dalam situasi ketidak tahuan dan memilih pasrah dan berdiam diri dengan beranggapan saya hanya manusia, maka saya tak perlu berfikir sejauh itu. Saya selalu berusaha mencari jawaban, dan saya yakin kita diberikan akal untuk membuat hidup kita lebih baik, bukan dengan pengetahuan yang dicekoki, tapi dari pencarian, pembelajaran, lalu pemahaman.

Saya melihat banyak hal ironis, yah seperti orang-orang yang bertindak tanpa mengerti mengapa mereka harus melakukan itu. Kebanyakan dari mereka hanya mengikuti apa yang terlihat benar di mata orang-orang, dengan harapan orang-orang memiliki gambaran positif yang sama terhadap dirinya. Yah, pada akhirnya memang hanya berakhir ikut-ikutan saja, kebanyakan tidak tahan dengan idealisme perkumpulannya dan akhirnya secara diam-diam menghianati janji dan perkataannya sewaktu bersama dengan orang-orangnya. Kembali ke gaya hidup imperialis, pop, dan menyenangkan. Semua itu adalah masalah pilihan, ya sekali lagi pilihan. Tak bisa dipungkiri, setiap hari kita adalah rentetan dari pilihan, bahkan yang sering adalah keadaan harus memilih. Pilihan adalah item yang ada dalam momentum pemilihan, sedikit berteori, jika pilihan adalah elemen dari satu himpunan dengan variabel P, maka dapat dituliskan:

P={(p1),(p2),(p3),...(p~)}

Himpunan yang saya tulisakan memiliki elemen tak terhingga, saya rasa kita dapat sepakat bahwa setiap hari kita sering mengalami hal-hal yang terjadi di luar dugaan kita. Setiap elemen yang menjadi bagian dari himpunan yang kita sebut sebagai pilihan tadi itu juga memiliki efek jika kita memilih salah satunya. Hal itu tentu saja berupa hasil dan resiko. Misalnya, si A adalah orang yang tidak pernah makan (M) dan tidak tahu akan berbuat apa di depan makanan, maka ada beberapa pilihan untuk si misalnya: dimakan:kenyang, dibiarkan:lapar, dll. Maka dapat kita sederhanakan A→(M)={(dimakan:kenyang), (dibiarkan:lapar), (dll,dll)}. Elemen-elemen itu dituliskan dengan format (action:effect), tentu dapat kita tambahkan properti lain misalnya (dimakan:kenyang:jadi ngantuk:dll). Untuk melakukan segala bentuk aksi setelah memilih satu pilihan, pastinya kita harus memiliki pemahaman terlebih dahulu tentang bagaimana cara melakukannya, pemahaman tersebut dilakukan dengan cara yang saya sebutkan diatas tadi, pencarian, pembelajaran lalu pemahamannya, dan satu lagi yang tak kalah penting, kita tak harus mencoba segala bentuk aksi karena dengan melihat (pengalaman) orang lain pun kita dapat belajar. Misalnya kita melihat si B lompat dari lantai 100 sebuah gedung, maka kita tidak harus buru-buru memastikan bahwa effect-nya adalah si B mati, tetapi harus lebih dulu kita kelompokkan ke dalam himpunan resiko tadi: Himpunan Kasar = {(mati),(hidup)}, Himpunan Semi-Kasar = {(mati),(mati anggota tubuh terpisah),(hidup),(hidup sekarat),(dll)}. Setelah melihat nasib si B, tinggal kita pertimbangkan deh, mau lompat atau tidak, hehe.

Lihat kan, semuanya hanya terletak pada bagaimana kita dapat mengklasifikasikan sebuah pilihan berdasarkan benar salahnya, baik buruknya, nilainya, prioritasnya, efektifitasnya, kemudahannya, dll. Setelah pengklasifikasian tersebut, kita juga sudah memiliki pengetahuan dasar tentang resiko (baik dari yang dipelajari dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain). Saya mau mengajak sahabat mengingat sedikit lagi, anak-anak kecil kalau ditanya soal cita-citanya pasti mereka akan menyebutkan jadi apa dia kelak, misalnya ada yang menjawab jadi Ultraman, dari hal sederhana itu kita pasti dapat menilai: oh, wajarlah dia mau jadi Ultraman, dia kan masih kecil, belum tau banyak. Kata-kata belum tau banyak itu adalah kuncinya, berarti anak itu sudah menambahkan Ultraman dalam daftar cita-citanya, jadi bayangkan apa yang terjadi pada bank cita-cita anak itu sejalan dengan umurnya, dia akan terus melihat hal-hal baru, belajar banyak hal baru, mempertimbangkan ini itu dan akhirnya mempunyai daftar pilihan baru.  Sahabat pasti setuju, semua dari kita menyadari khayalan kita semasa kecil ternyata sekarang itu adalah hal yang mustahil, yang dulunya mau jadi Superman, sekarang sedang sekolah untuk menjadi Pilot. Lalu pertanyaannya, apakah item di bank cita-cita tadi hilang?. Jawabannya belum tentu tidak, hal itu tidak menjadi cita-cita lagi karena sekarang kita telah mencari, belajar, dan memahami. Pada bank pilihan-pilihan tadi akan terdapat jarak antara pilihan yang satu dengan pilihan yang lain. Secara logis, sesuatu yang letaknya lebih jauh akan lebih sulit dijangkau daripada yang lebih dekat, begitu juga pilihan, pilihan dengan nilai atau prioritas yang lebih baik akan menjadi himpunan dengan rating yang lebih banyak:

P={(a1),(a2),(a3)...(a~)} rating ***
P={(b1),(b2),(b3)...(b~)} rating **
dst..

Untuk memudahkan klasifikasi tersebut kita dapat menggunakan matriks. Rating menunjukkan fokus kita terhadap rentetan pilihan dengan sebab akibatnya yang sudah kita fahami, untuk berpindah ke himpunan pilihan yang lain sebaiknya setelah kita mencoba semua pilihan dengan rating terbaik, tapi ya seperti yang saya bilang tadi, kita dapat berpindah pilihan kapan saja, belajar tanpa perlu melakukan, dengan melihat orang lain pun bisa, yang penting kita punya klasifikasi. Soal pilihan-pilihan yang terdapat dalam bank pilihan yang berhubungan dengan jarak seperti yang saya sebut diatas, secara umum kita dapat menuliskannya sebagai distance (d) dalam satu bidang horizontal dan vertikal, yah, anggaplah kita sedang memetakan pilihan-pilihan kita dalam satu bidang 2 dimensi. Dimisalkan ada beberapa pilihan yang kita simbolkan dengan variabel x dan y, tentunya hal itu mewakili banyaknya pilihan-pilihan kita. Jika masalah jarak dalam bank pilihan tadi kita jadikan acuan, maka nilainya dapat kita jadikan acuan untuk menjadikan yang mana prioritas. Karena hidup adalah sesuatu yang real, jadi kita perlu mengeliminasi nilai imajiner dengan mengakar kuadratkannya. Untuk itu secara umum kita dapat menggunakan persamaan:

d = jarak
x = opsi x
y = opsi y

Setelah mendapatkan nilai-nilai yang menjadi simbol prioritas, masuklah kita ke dalam proses pemilihan. Ini yang keratusan kali saya bilang, bahwa dasar pemilihan adalah nilai dari rentetan pilihan itu sendiri. Nilainya bisa bermacam-macam benar salahnya, baik buruknya, enak tidaknya, sekali lagi itu kembali ke kita, apa dasar kita dalam memilih. Nilai prioritas jarak dalam bank pilihan telah kita dapatkan, dalam proses pemilihan, kita dihadapkan dengan keadaan mempertimbangkan "yang mana sebaiknya". Dari seorang anak kecil yang ingin jadi Ultraman tapi akhirnya sekolah Pilot itu kita kembali belajar, semakin banyak kita melihat sesuatu, semakin banyak kita belajar, semakin banyak pula yang tinggal di otak kita. Semakin sering diulang, semakin lekat pula sesuatu itu di fikiran kita, hal-hal tersebut menjadi nilai properti sebuah variabel yang kita create (jarak lokal) tadi. Jadi apabila persamaan untuk mencari jarak dalam bank pilihan tersebut kita sederhanakan sebagai i = d(x1,y1) dan j = d(x2,y2), kita harus mencari jarak global terdekat diantara pilihan itu maka berlaku:

D(i,j) = min[D(i-1, j-1), D(i-1, j), D(i, j-1)] + d(i, j)

D = jarak global
d = jarak lokal

Hasilnya adalah minimum dari jarak global yang merupakan rentetan dari minimum jarak lokal. Hal itu pasti akan sangat membantu kita, pilihan mana yang terbaik. Mungkin ada pertanyaan, mengapa persamaannya sendiri tidak dipaksa ke dalam nilai positif? ya kan karena dari tahap inisialisasi awal, kita sudah mengeliminasi nilai imajiner. Memang yang agak sulit adalah saat mempertimbangkan nilai dari prioritas untuk tahap klasifikasi nilai seperti yang saya tulis di paragraf 4, tapi yah, saya yakin, semakin sering kita melatih akal kita untuk mempertimbangkan nilai dari satu pilihan, akan semakin mudah untuk kita mengklasifikasikan ratingnya. Jadi, tidak ada sih yang namanya salah pilih, yang ujung-ujungnya gak konsisten sama pilihan, segala macamlah. Akal yang ada pada kita berguna agar kita dapat memberikan besaran terhadap segala sesuatu, agar kita lebih pasti dalam mempertimbangkan berbagai macam hal.

Yah, ini hanya sedikit pemikiran saya, semoga berguna. Maaf kepanjangan, hehe..

Minggu, 21 Oktober 2012

Sabtu

Dulu saya sering ngejekin kakak ajaib saya yang tinggal di Makassar sono kalau hari Sabtu tiba. Saya akan bilang ke dia betapa enaknya satu harian bersantai di rumah atau melakukan perwatan tubuh, bukannya pergi ke kantor untuk bekerja. Tampaknya kali ini saya harus makan ejekan saya itu kembali (memalukan, hiks). Ya, itu dulu sering saya lakukan (ngejekin dia) karena tempat kerja saya yang lama hanya efektif lima hari dalam seminggu, yaitu Senin sampai Jumat, kalaupun ada masuk hari Sabtu dalam bulan itu akan dihitung lembur, dan itupun terjadi kalau terjadi banyak penunggakan dan tutup buku yang gak selesai pas jatuh di Jumatnya.

Yah, sekarang hari Sabtu-pun saya masuk seperti biasa, tidak setengah hari tapi seperti hari biasa, sampai sore. Awal-awal dulu memang terasa agak malas, karena biasanya Sabtu saya pakai buat istirahat, dan gak jarang lho saya masak-masak kue gitu di rumah, hehe. Ya, itu satu hoby yang gak bisa saya pungkiri, biasanya saya bertukar resep dengan kakak saya, tapi lebih sering udah dicoba lebih dulu sama dia baru saya buat versi saya. Biasanya teman-teman akan datang sorenya untuk ngumpul dan kita nyobain kue itu deh.

Lebih parah ya semalam malah, saya fikir saya akan bisa pulang jam setengah lima sore setelah kebanyakan bengong di depan komputer atau browsing-browsing, karena memang biasanya kerjaan saya sih sekitar jam 3 udah selesai, abis itu biasanya cuma cerita-cerita gak jelas sama teman-teman. Disini teman-teman saya asik-asik kok, walaupun yang tidak bermata sipit kami hanya ada 3 orang, selebihnya ya teman-teman saya keturunan Tionghoa semua, tapi saya gak pernah beda-bedain itu (gak penting banget kan?), kita tetap ketawa-ketawa ngakak dan lompat-lompat gak jelas juga kok (memangnya ini tempat apa hah? haha). Karena dulu saya akrab sama Mas Ren, jadi saya sempat belajar beberapa kosa kata hokkien, jadi yah bisa lah diselip-selipkan sedikit waktu becanda sama mereka, walaupun mereka kadang suka tiba-tiba kehilangan ekspresi dan ngeliat bingung gitu mendengar ucapan saya, haha.
sory berantakan, Saya emang kurang rapi
Semalam kita semua emang kayak lagi kebakaran jenggot, semuanya karena hari Senin besok tim audit yang dari Jakarta akan mampir "minum kopi" tempat kami. Jadi kami harus membuat diri kami terlihat bersih tak berdosa dan seolah-olah anak TK yang polos dan gak ngerti apa-apa, hehe. Begitulah semua kantor, setidaknya yang saya tau, tabiatnya hampir sama semua, haha. Jadi semalam saya juga harus ikut dalam kepanikan massal itu, revisi ini itu, input ini itu, sembunyikan ini itu. Seleseai semua, ternyata udah jam 8 malam, weeew.. apa ini, dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam, ini pertama kali dalam hidup saya, haha, tapi yasudahlah, setahun juga belum tentu yang seperti ini ada lagi.

Hmm, bagaimana dengan hari Sabtu sahabat-sahabat?

Kamis, 18 Oktober 2012

Kamis, 11 Oktober 2012

Biar Foto Yang Bicara (bag. 8)


Si Paku Yang Bengkok
Iso: 80
f: 2.8
flash: yes (lapis kertas tisu)

Lagi seneng upload stock foto nih, kalo yang ini udah lama banget malah. Foto ini saya ambil di kota Lamno, NAD, pagar rumah kakak saya dulu yang sekarang tinggal di Padang. Kali ini tidak seperti biasanya, saya tidak menggunakan Canon EOS 350D tapi hanya kamera poket biasa, Canon Digital Ixus 65. Saya emang suka ngambil gambar semi macro, tapi cuaca agak mendung jadi agak minim cahaya, ditambah penggunaan iso low, dengan maksud agar detail lebih terasa, ternyata tidak begitu berhasil karena faktor goyang akan sangat berpengaruh. Hmm, itu aja deh, buat sahabat semua, salam jepret..!

Senin, 08 Oktober 2012

Biar Foto Yang Bicara (bag. 7)


Tongging Hill
iso: 1000
f: 5.6
flash: no

Stock foto lama saya waktu masih suka foto-foto, hehe. Kalau gak salah waktu lebaran bareng keluarga di Medan, sambil jalan-jalan ke daerah danau Toba. Tempat ini sangat mengagumkan, karena dari sisi yang berlawanan kita akan melihat air terjun Sipiso-Piso membelah tebing yang sangat tinggi dan aliran airnya membentuk sungai yang langsung mengalir ke danau Toba. Sayang, untuk mendapatkan view keduanya secara bersamaan kita harus berada jauh dan lebih tinggi untuk mendapatkan view wide yang luas. salam jepret..!

Senin, 01 Oktober 2012

Journal: Fresh..! part.II

Wuaaah, apa kabar sahabat blogger semuanya?. Udah lama nih saya gak nulis tentang jalan-jalan lagi, yah, memang karena saya semenjak kerja gak pernah punya waktu, giliran hari Minggu bawaannya mau istirahat aja di rumah. O iya, saya baru aja melewati masa menegangkan di tempat kerja saya yang baru, kemarin kami tutup buku untuk bulan 9 dan saya harus gabung di tengah jalan sama mereka dengan kondisi saya yang gak ngerti apa-apa, hehe. Yah, banyak juga hal lucu sih di kantor saya yang baru ini, mereka masih terlalu awam dengan dunia IT (padahal saya juga), sebelumnya divisi saya ini tidak disupport oleh teknologi informasi, yang penting adalah kontrol fisik dengan metode manual, beberapa waktu yang lalu kebijakan baru muncul dan semua bentuk pelaporan, financial left-right, dan manajemen kendali stock di online kan, dipercayakanlah saya untuk itu, haha, saya aja bingung.

Salah satu jembatan sungai Asahan menuju Sigura-Gura
Yah, semoga saya kerasan ya, hehe. Balik ke judul, kok judulnya sama ya sama judul postingan saya yang udah pernah saya tulis?. Hmm, itu karena tadi satu harian di Minggu yang ceria ini saya pakai untuk menyegarkan fikiran saya. Ceritanya gini, beberapa hari yang lalu sebelum diterima di kantor baru saya terserang penyakit yang membuat saya harus beristirahat di rumah beberapa hari, saya gak nafsu makan, berat badan juga ikutan terjun bebas, trus saat itu saya baca tentang terapi kesehatan dengan berlibur. Kebetulan, tadi pagi abang saya yang sedang dinas keluar kota meminta saya untuk mengantarkan mobilnya untuk memasang Lock yang mengaktifkan fitur 4wd-nya. Saya juga gak terlalu ngerti, maka setelah saya ambil dari bengkel, saya telpon balik abang saya dan bilang saya mau pinjam mobilnya satu hari aja untuk jalan-jalan. Setelah dapetin izin, saya ajak si Sugi buat jalan-jalan, tapi yang namanya kota saya gak ada tempat yang asyik, akhirnya tiba-tiba muncul ide Sugi mengajak saya ke daerah Sigura-Gura. Katanya disana ada PT. Inalum, perusahaan aluminium yang punya Dam (bendungan) untuk pembangkit listrik. Tertarik, sayapun meladeni tantangannya, hehe.

Dari kota Rantauprapat kita bergerak pukul 10.00 tepat, kami tak mengetahui sebelumnya dimana tempat itu berada, maka kami beberapa kali bertanya kepada orang. Setelah mendapatkan informasi, ternyata arahnya adalah di Kabupaten Asahan, sebelah utara dari kota kami, hingga kami menuju desa Pulau Raja, di desa inilah simpang ke Sigura-Gura berada. Dari Rantauprapat ke desa Pulau Raja butuh waktu 1 jam dengan jalan yang mulus, berbeda setelah masuk dari simpang ke lokasi tujuan, jalannya tidak selebar jalan lintas Sumatera seperti yang kami lewati tadi, kondisinya juga tidak terlalu baik. Terus mengikuti petunjuk, dan kami mulai memasuki wilayah pegunungan, suhu mulai berubah dingin. Setelah 2 jam melewati pemandangan pegunungan yang indah, sampailah kami di tujuan:
Gak dikasi masuk ke bendungannya, hiks..
Salah satu sungai yang kami temui
Sesampainya, kami melihat dari jauh sebuah hamparan air yang besar, seperti danau buatan yang sangat lebar, kami mencoba masuk, tapi oleh sekuritnya tidak diperbolehkan. Padahal dari jauh bendungannya indah sekali lho, airnya biru bersih dan sangat luas dan dikelilingi tembok yang sangat lebar. Sedikit kecewa, Sugi mengajak saya berpindah tempat, di perjalanan memang banyak sungai-sungai dengan tipikal berbatu, cocok sekali untuk rafting, kami penasaran dari mana aliran sungai itu, ternyata dari sebuah air terjun yang tak jauh dari situ.

Mulai terlihat
Mengikuti jalan yang kondisinya tidak begitu baik, tapi karena menggunakan tipe mobil memang untuk pegunungan jadi tidak perlu terlalu hati-hati. Dari jauh mulai terlihat garis putih seperti membelah tebing-tebing yang terjal. Memang terdapat beberapa anak air terjun di sekitar sini. Salah satu yang cukup terkenal oleh masyarakat setempat adalah air terjun Ponot.

Namanya cukup aneh terdengar, tapi dari jauh air terjun ini makin indah kelihatannya. Suara berisik dari hempasan airnya juga semakin menarik penasaran kami, hingga akhirnya, jreng.. jreng..

Air terjun Ponot
Subhanallah, kesan pertama kami: indah, sejuk, kereeen.. Ya, kami tak pernah tau soal ini sebelumnya, padahal rumah kami hanya berjarak 3 jam dari tempat ini. Air terjun ini berada di wilayah perbatasan kabupaten Asahan dengan Toba Samorsir, makanya banyak pengunjug yang datang dari beberapa kota sekitar situ seperti Porsea, Siantar, Rantauprapat, dan lain-lain. Kalau sudah begini, timbul deh penyakit narsis, terlebih kami tadi meminjam Sony A-230 nya teman saya. Saya gak terlalu ngerti makai gear ini, yang penting bisa buat foto, hehe.

Pose memuakkan saya seolah gak lihat kamera, haha
Coverboy majalah hama tanaman sawit, hehe



































Tempat ini sangat cocok buat keluarga dan rame-rame dengan teman. Masih asri, bersih, dan sejuk. Air terjunnya juga keren buat mandi-mandi, tapi pas tadi kita kesana orang-orang cuma mandi di alirannya, soalnya hempasannya sangat kuat, dari jauh aja kita udah basah kena tempiasan airnya. Ketinggiannya juga lumayan, leher sampe sakit kalo ngeliat dari atas ke bawah. Overall, ini salah satu tempat yang akan jadi tempat favorit saya, andai saja akses jalan ke sana diperbaiki, tentunya akan lebih baik juga buat masyarakat sekitar dan potensi wisatanya. Yah, setelah capek foto-foto, cuci muka dulu sebelum pulang dengan airnya yang cukup dingin, hehe.

Kami pulang sekitar jam 4:15, dan sampai di Rantauprapat pukul 7 malam. Cukup melelahkan, makan malam, istirahat sambil ngobrol-ngobrol sebentar dengan teman yang kebetulan berkunjung ke rumah saya, lalu setelah mereka pulang pindahin foto ke laptop, blogging deh, eh gak nyadar sekarang udah tengah malam, haha. Sudah dulu ya sahabat blogger, besok pagi takut gak kebangun, hehe.

Bagaimana dengan hari minggu sahabat-sahabat semua? :)

Salam..

Sabtu, 22 September 2012

Saya gak ngerti soal IT, Pak..

Kali ini mau cerita pengalaman tadi pagi. Ya, setelah 2 bulan dengan status yang gak jelas, saya akhirnya kembali menjadi karyawan di sebuah perusahaan. Dua minggu yang lalu, sebenarnya modal saya gak ludes, tapi kalo saya lanjutin lagi, saya akan butuh 6 bulan untuk mutar modal ini supaya balik 100%. Padahal waktu resign kemarin saya yakin saya akan menguasai tempo dalam 3 bulan pertama dengan asumsi teman-teman yang saya ajak gabungin modal nge-hold dana mereka untuk tahun pertama, dan selama masa itu kita masih dalam tahap fundraising. Tapi begitulah, ternyata untuk mempertahankan laju beli (apalagi kami bisnis untuk menjual barang-barang elektrnonik ke kampung-kampung), kami harus tetap punya stok paling tidak 40%. Karena gak ada perjanjian yang jelas dan cuma karena "teman", ya kita sesuka hati didalamnya. Masalah berawal ketika salah satu dari kami ingin pergi ke kota lain karena dia diterima bekerja disana, ditariklah modalnya, padahal kredit sedang berjalan bahkan ada yang 12 bulan, lalu yang satunya lagi juga sama, dia ikut pamannya buka toko dan keluar juga. Tinggal kami berdua, saya dan satu orang lagi pasti kewalahan, akhirnya kami putuskan untuk berhenti saja, paling tidak kalau berhenti sekarang kami tidak rugi karena permintaan kami by order. Teman saya bersedia tetap mengambil tagihan bulanan dan sampai semuanya lunas, tentunya jasa dia itu tidak gratis. Sayang sekali, padahal saya rasa ini sangat menjanjikan, mengingat daya beli daerah-daerah yang kami masuki cukup tinggi.

Saya ceritakan semua itu kepada ibu saya, dan ibu bilang itu hal wajar. Makanya untuk selanjutnya kamu harus lebih teliti merencanakan semuanya dan benar-benar yakin dengan rekan-rekan yang kamu ajak berbisnis, katanya. Memangsih, tidak ada perjanjian hitam putih diantara kami, semuanya hanya modal saling percaya, akumulasi modal kami juga tidak seberapa, tapi kami tetap konsisten pada target yang kami buat. Akhirnya saya kembali ke masa kebingungan lagi, sekarang saya tidak terlalu kuat secara finansial, dan mulai ada perasaan entah bagaimana karena biasanya saya selalu aktif di luar, sekarang mulai menghabiskan hari di rumah. Ide masih banyak, tapi tidak semudah dulu lagi merealisasikannya, karena fikiran saya sudah terlalu bercabang. Mungkin karena dari awal saya sepertinya tidak mendapatkan respon yang baik dari satu orangpun di rumah saya, mereka memang tidak mengatakan tidak setuju, tapi mungkin karena hanya saya yang punya niat dagang. Saya juga melihat ibu saya yang sepertinya agak resah, memang yang ada di fikirannya selalu adalah anak-anaknya jadi orang kantoran semua, yang saya tidak pernah cocok.

Akhirnya saya putuskan untuk kembali bekerja, tapi kali ini saya harus bekerja pada bidang yang pernah jadi basic saya kuliah. Sebenarnya saya tidak banyak mengerti soal IT, kalau ilmu, saya lebih tertarik ke Elektro. Saya pernah mengajukan lamaran ke beberapa perusahaan sebagai IT support dan selalu saja tidak di respon, tapi kalau saya lamar ke bank, selalu saja dipanggil, bahkan kemarin saya lulus di sebuah bank swasta saat masih bekerja di bank juga, tapi karena ditempatkan agak jauh saya tidak jadi menerimanya. Mungkin perusahaan yang tidak merespon itu beranggapan saya sudah gak bisa lagi soal IT karena melihat status bekerja yang sedang di bank. Lalu, saya hubungi beberapa relasi, baik yang di luar kota maupun di tempat saya, yang masih saudara ataupun cuma kenalan. Saya minta info ke meraka dan saya beritahu saya sudah resign dari kantor, rata-rata mereka tidak percaya. Usaha saya membuahkan hasil, Om saya menyuruh memasukkan lamaran ke sebuah perusahaan distributor makanan untuk Mall dan supermarket yang akan buka sub-cabang di kota saya. Saya masukanlah, lalu beberapa hari kemudian interview. Yang bikin asyik adalah saat interview pertama, saya tidak yakin benar-benar akan diwawancarai, karena begitu ketemu, sang bapak senyum-senyum aja, dan waktu kita mulai bicara dia bilang: ah, biasa aja lah Yud, gak usah formal-formal begitu, anggap aja ngobrol di kedai kopi, hehe. Ya, akhirnya kita gak seperti interview, tapi ketawa-ketawa gak jelas. Padahal saya udah masang setelan sok rapi, haha. Tiga hari kemudian, saya dinyatakan lulus dan lanjut untuk tahap user interview, lagi-lagi hal yang mengejutkan, pihak HRD yang dari Jakarta ngadain interviewnya di sebuah hotel di kota saya. Yang ini sedikit lebih serius, tapi tetap aja gak kalah santai, ketawa-ketawa gak jelas juga, dia bilang sambil ketawa, kamu udah pasti diterima kok Yud, ntar kalo manajer operasional nanya-nanya bilang aja, aman bang, haha. Untuk posisi saya sendiri, namanya IT-C (IT Controll), saya cuma bertanggung jawab sama database dan pelaporan quantity in-out, saya gak ngerti sama sekali itu, haha. Tapi ya dasarnya Om saya yang mengenalkan saya dengan mereka dan mereka yang dari tadi ketawa-ketawa itu cuma bilang: alaaah, gak ada itu semua Yud, gampang itu, haha (dasar kalian aneh).

Jumat kemarin saya mulai efektif OJT, sampai akhir bulan ini akan saya manfaatkan untuk belajar dari staf yang akan saya gantikan itu, karena awal bulan depan saya sudah benar-benar efektif. Yah, saya akan melakukan sebisa saya, saya masih buta soal ginian karena baru kali ini juga jadi staf IT, haha. Saya berusaha untuk tidak mengecewakan Ibu saya, kali ini saya akan coba lebih serius. Yah, kita lihat saja sampai mana tahannya, jangan kayak kemarin, gak cocok cabut, haha.

Salam..!